Untuk kamu, seseorang yang selalu membuatku rindu.
.
.Author:*
Arsya selesai memakai sepatunya, ia pamit pada bi Imas, karena Angga sudah berangkat pagi pagi sekali. Hari ini Sam tidak mengabarinya mau menjemput atau tidak, ia sudah menelponnya berkali kali tapi sam tidak menjawabnya, ia memutuskan untuk pergi duluan, sebelum berangkat ia mengabari sam terlebih dahulu bahwa ia akan pergi duluan.
Jam menunjukkan pukul 6.40 Sam mengucek matanya, ia melirik ke arah nakas, sesaat kemudian ia membulatkan mata sambil terbangun sempurna,
"TELAAT LAGI ANJIRR" pekiknya, ia buru buru mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi, biasanya ia tetap santai saat bangun di jam jam seperti ini, tapi kali ini berbeda, ia berusaha bangun lebih pagi agar bisa menjemput Arsya dulu, tapi hari ini untuk kesekian kalinya ia terlambat lagi, itulah sebabnya mereka jarang terlihat berangkat sekolah bersama, dan tidak banyak yang tau tentang hubungan mereka,
20 menit kemudian ia selesai dan sudah rapi, ia mengambil jaket abu abunya dan meletakkan tas hitam dengan corak Army di bahunya, tanpa sarapan, ia pamit kepada ibunya kemudian bergegas menuju motornya digarasi,
"Percuma buru buru, doi lo juga udah pergi paling" ucap Arsen sambil menalikan tali sepatunya,
Sam menghela nafas panjang, ya memang benar, ia sudah menerima pesan dari Arsya tadi,"Lo kenapa gak bangunin gue sen?"
"Lo nya aja yang kebo, orang gue udah gedor gedor juga"
Ya, Sam tidur sangat nyenyak semalam. Maklum sanggar nya baru saja membuat acara sosial kemarin, dan imbasnya sam harus pulang larut karna mengisi acara tersebut, entahlah mungkin teman temannya yang lain pun merasakan hal yang sama hampir setiap hari, dan semalam sam tidur sangat nyenyak karna kelelahan,
Ia mengendarai motornya, selesai memarkirkan motor ia berlari menuju lapangan upacara, namun sialnya anggota Osis melihatnya terlambat lagi, alhasil tas sam dibawa oleh Osis ke kelasnya sedangkan ia harus baris di depan peserta upacara,
Beberapa guru sudah memaklumi Sam karena karirnya di dunia musik, tapi Anggota OSIS memang seperti itu, akan menghukum siapa saja yang terlambat, memang sudah peraturannya seperti itu.Sam berjalan santai menuju barisan paling depan menuju beberapa siswa yang juga melanggar, ia menatap ke depan dan ia melihat Arsya sedang menatapnya datar sambil menggelengkan kepala,
Upacara selesai, barisan pun dibubarkan, sementara siswa yang kena hukuman tadi masih harus berbaris untuk menerima sanksi dari Guru, Pak Rahmat yang menghukum mereka kali ini,
"Syam! Kamu ini gak bosen apa bapak hukum terus?"
"Bosen sih, bapak bosen gak hukum saya?"
Beberapa murid cengo mendengar jawaban Sam,
"Bosen lah, pake banget malah saya ngehukum kamu terus"
"Yaudah pak, kali ini saya gak usah dihukum, gimana?"
"Seenak jidat kamu! Ya tetap saya hukum lah! Lari 5 putaran"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada di atas hujan [SELESAI]
JugendliteraturDia sempurna, Sesempurna Nada yang slalu ku mainkan, tapi dia tidak ingin kumainkan, melainkan ingin ku jaga, Agar tetap menjadi 'Nada' yang sempurna, . . . Saat hujan sore itu, saat gemericiknya berpadu dengan alunan musik yang dia mainkan, mela...