Bagian 2💐

1.3K 57 4
                                    


"Menurutku setiap hujan punya makna, rintiknya punya pesan, entah itu rindu, atau sebuah pertemuan "

-Arsya Nada Maharaj-

.
.
.
.
.

Sam memarkirkan motor sport hitamnya di garasi rumahnya, sebuah rumah besar berdesain minimalis klasik, Ia memasuki rumahnya yang kebetulan sepi, tidak ada siapa siapa disana, hanya ada Bi Sari pembantunya,

"Asalamualaikum bi" ucapnya,

"Waalaikumsalam den" jawab bi Sari

"Ibu belum pulang?"

"Belum den, oh iya, itu den makananya sudah bibi siapkan"

" oh iya bi, ya udah saya ke kamar dulu ya" ucapnya kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di Lantai 2

Ia merebahkan diri di ranjang besarnya yang dibalut dengan sprei bernuansa hitam putih, kamarnya cukup besar dicat dengan warna putih cokelat, ia menyimpan tas sekolahnya di meja kemudian mengganti seragamnya dengan kaos biru,

Ia mengambil gitar kemudian memetik senarnya,

I met you in the dark,

You let me up,

You make me feel as though

Always enough,

We dance the night away. We drank too much,

Entah untuk siapa lagu itu ia nyanyikan, ia hanya ingin bernyanyi saja saat itu,

Tiba tiba handphonenya berbunyi, menandakan ada notifikasi,
Ia menghentikan aktivitasnya kemudian meraih smartphone hitamnya,

Squadgans


Gildevan_
Haii haii gengs sepi amat

Ajiimam
Paan si Gil, kek cewek tau ga_-

Gildevan_

Ye biarin napa biar gak Krik

ni hidup;v

Aldoanggara
Besok mau berangkat jam berapa
Ke sanggar si Sam?

Gildevan_
Ohiyyaaa Agil mah terserah Aldo

Aja:)))))

Najis gil;v

Ajiimam
Tau_-

Gildevan_
Yang sirik mah gitu;v

Aldoanggara
Gimana bsk klo kita prgi jam 9?
Biar bsa makan2 dlu gtu

Gildevan_
Bayarin gak nih?

Ajiimam
Gratisan mulu lo gil, najis

Nada di atas hujan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang