Untuk kamu,
Pria pemilik Mata Sayu,Rindu untukmu masih selalu memenuhi poros Malam,
.
.
.Author
Disinilah Arsya, di Sanggar seni tempat Sam bermain musik sekaligus bekerja, ia menikmati setiap pertunjukkan musik disana, Ia tidak pernah bosan untuk mengunjungi tempat itu, Ia menatap Sam yang memainkan nada nada dari alat musik tradisionalnya dengan sempurna, Sesekali Arsya terkekeh ketika melihat sam mengedipkan mata ke arahnya,
Sebuah pertunjukkan wayang, Arsya suka saat itu, ia selalu terpesona dengan dalang yang selalu bisa membuat beberapa suara,sebuah seni sunda yang memang harus dilestarikan,
Arsya terkekeh saat dalang mengucapkan dialog lucu,
"Lucu ya?" Tanya seorang pria,Arsya menoleh, deg.
"Ehh, i-iya kak" jawab Arsya gugup,dia Rifki,
"Sama siapa kesini?" Tanya Rifki,
"Emhh, sama temen " Jawab Arsya, sungguh ia tidak nyaman saat ini, ia sudah setengah jalan melupakan Rifki, tapi kemudian Rifki kembali lagi, ia tidak mungkin menyukai kakak kelasnya itu lagi, ia sudah memiliki seseorang yang membuatnya bahagia, Dia punya Sam.
"Oohh, "
"Sering kesini?""Gak juga, paling kalo lagi bosen aja," jawab Arsya canggung, ia menjawab pertanyaan Rifki tanpa menatapnya, sesekali ia menoleh kemudian mengedarkan pandangannya lagi,
Jantung Arsya berdegup kencang saat itu,Dari atas panggung, Sam menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan, tatapannya tajam,kesal pastinya, dia tau, laki laki yang mengajak Arsya ngobrol itu adalah Rifki, orang yang pernah Arsya sukai,
Dia berusaha membuang jauh jauh pikiran negatifnya, lagipula ia bisa melihat ekspresi Arsya yang sangat tidak nyaman, ia tetap berusaha fokus pada permainan musiknya,Selama pertunjukkan berlangsung, Rifki terus bertanya pada Arsya. Ia terus membuka obrolan, sedangkan Arsya sangat merasa tidak nyaman, apalagi ia duduk di barisan kedua,
Dari depan, otomatis Sam melihatnya dengan jelas,
Arsya bisa melihat tatapan kecewa dan kesal yang berusaha disembunyikan Sam,Hingga tiba di akhir acara, seperti biasa semua pemain akan mengajak penonton untuk menari bersama,
Seorang bocah laki laki menarik lengannya untuk menari, Arsya tersenyum menatap bocah itu, dia sangat lucu pipinya chubby kulitnya putih, ia tersenyum sangat manis ke arah Arsya, mereka menari bersama,"Kamu lucu banget" ucap Arsya disela sela menari,
"Makasii kakak juga cantik" ucapnya dengan suara khas anak kecil,
Arsya terkekeh mendengar jawaban Anak itu,
Diatas panggung sam sibuk menginterupsi Firman untuk menggantikan posisinya, setelah firman menyetujui ia kemudian turun ikut menari, tentu saaja, ia menghampiri Arsya,"Bi, awas" ucap sam, Arsya mengerutkan dahinya,
"Naon sih sam? (Apa sih sam?)" Pekik anak kecil itu,,
"Albi narinya sama yang lain ya, sam mau nari sama kakaa ini, ntar dibeliin coklat, " bujuk Sam,
Albi berfikir sesaat, "yaudah, daahh kakak cantik, hati hati ya,si sam nakal" ucap Anak itu dengan gaya berbisik, Arsya tersenyum sembari mengangguk,
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada di atas hujan [SELESAI]
Novela JuvenilDia sempurna, Sesempurna Nada yang slalu ku mainkan, tapi dia tidak ingin kumainkan, melainkan ingin ku jaga, Agar tetap menjadi 'Nada' yang sempurna, . . . Saat hujan sore itu, saat gemericiknya berpadu dengan alunan musik yang dia mainkan, mela...