Ada yang dipatahkan saat baru disembuhkan, Ada yang dihancurkan saat baru direkatkan
.
.
.- Arsya Nada -
Weekend nya Arsya hanya duduk didepan rumahnya, menatapi langit yang digelayuti mendung sejak pagi, biasanya ia pergi ke sanggar seni, untuk menonton pertunjukkan disana, hari ini ia tidak mau, iya alasannya ia tidak ingin bertemu syam dulu,
Ia berjalan menuju taman kompleks perumahannya, sudah lama ia tidak kesana,"Gue cantik kok ya meskipun pake perban, " gumamnya,
"Cantik lah, adek gue" ucap Samuel,
Ya, selama ini dalam keadaan Sadar, Arsya memang sering berbicara dengan samuel, entah keluarga yang lain melihat atau tidak, Tapi Angga dan Arsya merasakannya,
"Hehe, bisa aja lo bang"
"Gue kangen bang Angga btw" ucap Arsya lesu,"Dasar, si kuda lo kangenin"
Arsya terkekeh,
"Jangan sedih gitu napa, jelek tau""Jahat abang ih"
Mereka berdua duduk dibangku taman,
"Sya, "
"Hemhh"
"Kamu dengerin kata hati kamu, jangan dengerin kata kata orang lain, Percaya sama kakak deh"
Arsya terdiam, hujan turun dari langit perlahan, Arsya mendongak sembari menengadahkan tangan,
"Alam aja nangis tuh liat kaliam bedua berantem"
"Bacot sekali samuel" cibir Arsya.
"Lu kalo dibilangin gak denger ih dosa lo"
"Masaa"
"Au ah, Pulang sana ntar sakit loh, "
"Ihh jahat lo mah"
Samuel terkekeh, ia kemudian pergi seiring datangnya Arkan dengan sebuah payung,
"Kakak cari kamu kemana mana loh"
"Hehe, Maaf ya kak aku gak bilang bilang",
"Iyaa" Mereka kemudian pulang menembus hujan,
Hujan turun deras sore ini, Syam duduk dikursi bambu di base camp sanggarnya nya, ia menatap hujan yang turun dengan deras, sekilas wajah Arsya terbayang dibenak sam, dalam rinai seperti tercipta wajah Arsya dengan air matanya yang berderai tadi,
ia memakai baju berwarna merah dengan iket kepala cokelat, ia baru selesai mengisi acara di sanggar, Angin dingin menusuki tubuhnya, baju yang ia pakai sangat tipis, ia mulai menggigil tapi ia tetap setia di tempatnya, kenangan kenangannya di sanggar dengan Arsya kembali teringat,"Woi sam" seseorang menepuk pundaknya pelan,
Sam menoleh, kemudian tersenyum samar,"Lo kenapa lagi?" Tanya Faras, dia salah satu sahabat syam di sanggar,
"Gapapa"
"Ahh elah,, belum baikan sama doi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada di atas hujan [SELESAI]
Teen FictionDia sempurna, Sesempurna Nada yang slalu ku mainkan, tapi dia tidak ingin kumainkan, melainkan ingin ku jaga, Agar tetap menjadi 'Nada' yang sempurna, . . . Saat hujan sore itu, saat gemericiknya berpadu dengan alunan musik yang dia mainkan, mela...