Bagian 17 💐

539 31 0
                                    


Jangan lupa tekan bintang yaaa:"))

Percayalah, ketika aku tidak disampingmu, sebenarnya aku bersamamu...

.
.
.

Syam Aleandra





Upacara berlangsung khidmat, walau Arsya mengikutinya sembari duduk di bangku di belakang barisan, ditemani Ayla salah satu anak Osis, teman Arsya.

Tiba saatnya pengumuman Mata Lomba, yang paling pertama disebut adalah Lomba Karate yang dimenangkan oleh Aliv dan Arsya, setelah nama mereka berdua disebut, Aliv langsung berlari menghampiri Arsya dan memapahnya menuju podium, Mereka berdua sampai di podium, diiringi riuh tepukan tangan dari seluruh siswa,

"Selamat dan terima kasih untuk Aliv dan Arsya yang sudah mempersembahkan medali emas untuk kita semua, dari lomba karate walaupun sayangnya kaki Arsya cedera, "
Ucap Bu Ani mengumumkan,

Kepala sekolah mengalungkan medali emas kepada mereka berdua, Kemudian Arsya dan Aliv mencium tangan kepala sekolah, Mereka tersenyum bahagia, kemudian Bu Ani kembali mengumumkan pemenang dari Mata Lomba Musikalisasi, yang memang di menangkan oleh Syam dan Anitha, Arsya menatap syam dan Anitha yang berjalan bersama ke arah podium, Syam tersenyum senang pada Arsya, dalam hatinya ia sangat bahagia bisa bertemu kekasihnya itu yang berhasil mendapat medali Emas,
Arsya senang, sangat bahagia, tapi tetap hatinya masih terasa panas,
Syam dan Anitha menerima piala dari kepala sekolah,

"Selamat juga buat Syam Aleandra dan Anitha yang berhasil menjuarai Lomba Musikalisasi puisi kemarin, "

Selesai Piala dan Medali di berikan, Mereka ber empat dipersilahkan kembali ke barisan, ketika Arsya hendak melangkah, sebuah tangan kokoh mengait lengan kanannya dan menggandengnya membantunya berjalan, Arsya menatap si pemilik lengan itu kemudian tersenyum lega, ketakutannya terbukti salah,
Syam menatap Arsya, ia tersenyum namun matanya menyiratkan kekhawatiran,

Beberapa siswi menatap iri saat Sam membantu Arsya berjalan dengan menggandengnya, Arsya dibantu berjalan oleh Aliv dan Syam, dua most wanted di SMAN 9 Bandung,

***

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin, tinggal Arsya seorang diri di kelasnya, ia membuka bekal yang dibawakan ibunya tadi, sembari memainkan handphonenya,
Tak lama, seorang pria duduk di kursi di depan meja Arsya,

"Sam,"
"Lo gak ke kantin?" Tanya Arsya ,

"Gak ah, nemenin lo aja disini" jawab sam, Arsya hanya tersenyum,

"Sya, kenapa lo gak bilang sihh kalo kaki lo cedera? "

"Gue gak mau lo khawatir sam, gue bukannya gak mau cerita cuma gue pengen bilang pas disekolah aja, biar bisa sambil jelasin" Tutur Arsya,

Sam menghela nafas panjang,
"Tapi itu parah banget gak?"

"Enggak kok, cuman retak dikit sih "

"Cuman? Tulang kau dari baja? Ya itu parah lah Arsyaa"

"Gapapa Syam, gue gak apa apa " yakin Arsya,

Sam menghela nafas, ia menatap Arsya sembari tersenyum, tangannya terulur merapikan anak rambut Arsya
"Gue aneh deh sama lo, kalo cewek lain pasti nangis pasti males ngapa ngapain, diem aja dirumah, manja manja, ini lo kok malah sekolah, ikut upacara lagi, "

Nada di atas hujan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang