Sam menggelengkan kepalanya, ketika melihat Arsya yang terus berlarian di pasar malam, persis seperti anak kecil yang sangat kegirangan, hingga kemudian ia berhasil menarik lengan Arsya,
Sedikit keras memang, hingga Arsya jatuh ke dadanya, ya, tempat yang syam maksud adalah Pasar Malam,"Jangan lari lari napa, nanti jatuh" ucap Sam lembut pada Arsya, dengan jarak mereka yang sangat dekat,
Arsya merasakan jantungnya berdegup sangat kencang,
Pertama kalinya ia menatap Sam sedekat itu,"Udah jatuh kok" ucap Arsya polos
Sam mengerutkan dahinya,
"Jatuh kemana?"
"Ke dada lo, hehe " ucap Arsya yang diakhiri dengan kekehan,
Sam terkekeh, pacarnya itu sangat polos, sesaat kemudian Arsya pun terkekeh kemudian menjauhkan tubuhnya dari Sam,
"Sorry" ucap Sam,
Arsya mengangkat sebelah alisnya,"Udah peluk lo barusan hehe" jawab Sam,
Arsya terkekeh,
"Yaudah naik bianglala yu" ajak Arsya,Sam mengangguk, kemudian menuruti kemauan Arsya,
Arsya mengambil beberapa foto dirinya dan sam saat menaiki bianglala, ia juga mengambil foto pemandangan kota Bandung dari atas sana,
Arsya sangat antusias melihat pemandangan kota Bandung di sore hari, jingga dan abu abu dari senja dan malam mulai beradu, juga kelap.kelip dari lampu lampu rumah di kota yang terlihat sangat indah, hingga bibirnya membuat sebuah lekukan yang sangat manis, sebuah senyuman yang hampir membuat mata sayunya itu tertutup,
Sam menangkup dagunya dengan sebelah tangannya, menatap Arsya dengan senyumnya yang membuatnya sempurna,
Ia ikut tersenyum,Tak ada yang sempurna melebihi semesta, Melebihi isinya dengan segala indahnya,
Dan tak ada yang lebih menenangkan , selain menatap mata sayumu yang hampir tertutup ketika kamu tersenyum,
Ah sungguh! Senyum dan Mata sayumu itu membuatku rindu
"Sya, " panggil sam,
"Iyaa"
"Jangan senyum terus napa"
"lah kenapa?"
"Nanti gue diabetes tau" ucap Sam
"Ngegombal?"
"Enggak kok, gue gak bisa gombal"
"Masa?"
"Serius, mau tau gak bisanya apa?"
"Apa?"
"Gue bisanya merindu dan mencintai lo" ucap Sam polos,
"Yeee ngegombal Lo" ucap Arsya sambil memukul lengan sam pelan,
"Gak ngegombal sya, "
"Terus apa kalo bukan gombal?"
"Fakta" ucap Sam sambil menaik turunkan kedua alisnya,
"Benerin dulu absen, jangan sampe banyak merahnya sama bolos" ledek Arsya,
"Hehe, gak apa apa, mewarnai absen,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada di atas hujan [SELESAI]
Roman pour AdolescentsDia sempurna, Sesempurna Nada yang slalu ku mainkan, tapi dia tidak ingin kumainkan, melainkan ingin ku jaga, Agar tetap menjadi 'Nada' yang sempurna, . . . Saat hujan sore itu, saat gemericiknya berpadu dengan alunan musik yang dia mainkan, mela...