Bagian 36 (akhir)🍂

778 34 16
                                    

Pada akhirnya semua yang dimulai itu akan selesai, dengan penutup akhir yang entah baik atau buruk, segala sesuatu yang pernah terjadi pada akhirnya hanya akan jadi kenangan yang mulai memiliki tempat sendiri, untuk sewaktu-waktu datang mengetuk dan berkunjung.
Untuk semua yang terjadi, berterima kasihlah, dan simpan sebagai sesuatu yang berharga.

-Nada diatas hujan-


Beberapa bulan kemudian…

Syam menatap dingin alat musik didepannya, tidak ada semangat sama sekali, sebulan lalu Arsya mengatakan bahwa ia telah selesai membaca diary syam, dan itu sebabnya ia tidak semangat seperti sekarang, jawabannya sudah pasti bukan?

Faras menatap temannya yang terlihat melamun itu, acara dimulai setengah jam lagi, kali ini mereka kedatangan tamu dari luar kota, tepatnya dari salah satu SMA di Jakarta.

“sam” panggil faras, syam menoleh lalu tersenyum

kunaon?” tanya faras,

syam menggeleng,
teu, teu kunananon”

“lo baik kan?”

“baik lah, kenapa emang?”  tanya syam,

Faras beralih menatap alat musik miliknya, ia tau sahabatnya ini berbohong
“kenapa lo lakuin ini kalo lo gak bisa sam” ucap faras,

syam terdiam, matanya menerawang lurus ke depan,
“ras, beberapa cerita memang diciptakan dengan akhir mengikhlaskan, beberapa waktu berlalu hanya untuk dikenang, seindah apapun isinya. Kita gak bisa mengenggenggamnya, sekuat apapun cara untuk bikin semuanya abadi, kalau akhirnya harus dengan pergi, maka tetap akan pergi. Terkadang beberapa tokoh hadir hanya untuk memperindah sementara, bukan menetap selamanya” tutur syam,

“apa lo gak mau berjuang lagi, sekali lagi syam”

Syam terkekeh kecil, “gue udah berjuang ras, dan hasilnya tetap sama, gue gak pernah liat keyakinan dimatanya, gue gak berhasil bikin keraguan itu hilang ras, so, is that not the answer?” ucap syam,

then you let her go?”

“she want it ras,”

“dan lo ikhlas?” tanya faras, syam terkekeh kecil,

Bagaimana ikhlas, melupakan saja tidak bisa

“siap-siap, udah mau mulai” ucap syam tanpa menjawab pertanyaan faras, mereka lalu mengambil posisi dibalik alat musik masing-masing ketika pengunjung mulai memenuhi tempat duduk di sanggar.

aku akan selalu jatuh cinta, dan terus jatuh cinta sama kamu, Arsya Nada Maharaj” batinnya sebelum memainkan alat musiknya yang kemudian mengalunkan nada yang terdengar sempurna.

Flashback on

Sudah tiga hari Arsya tidak datang ke rumah sakit, setelah terakhir ia datang menjenguk syam dengan membawa buket bunga mawar dan cokelat. Dan hari ini, Arsya kembali ke rumah sakit, kali ini ia datang seorang diri, hanya dengan supirnya pak Amin.
Keduanya duduk ditaman rumah sakit sekarang, hening menyelimuti keduanya, hanya suara obrolan dari beberapa pengunjung rumah sakit dan bunyi angin yang menyentuh lembut keduanya.

“kamu masih harus terapi?” tanya syam,

“iya syam,”, syam kembali hening

“kondisi kamu gimana?” tanya Arsya

“lusa udah boleh pulang kok kata ibu” ucap syam, Arsya mengangguk

“kamu udah baca bagian akhir diary itu?” tanya syam, Arsya terdiam sejenak, sesuatu terasa menyesakkan didadanya.

Nada di atas hujan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang