Double up 😙
-----------------------------------------------------------
Apapun bisa berubah di menit-menit akhir, dan apapun yang Tuhan rencanakan, itu selalu rencana yang paling baik.
-Nada diatas hujan-
Bandung, 10 tahun kemudian…
Arsya Nada Maharaj, perempuan berusia 26 tahun yang kini bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit yang ada di kota Bandung, wajah cantiknya dan kepribadiannya yang ramah membuatnya banyak disukai oleh teman-temannya di rumah sakit juga para pasiennya.
yap, ia memutuskan menjadi seorang dokter, meneruskan cita-cita almarhum kakaknya, Samuel, ia juga ingin menjadi seperti ibu dari laki-laki yang ia cintai. Rutinitasnya jika tidak pergi ke rumah sakit adalah menemani keponakannya yang berusia 6 tahun, seperti sekarang ini
“auntyyy cepetaaannnn” teriak anak perempuan itu dari depan pintu,
Arsya buru-buru menghampiri keponakan cerewetnya itu,
“iya sabar celia, aunty kan harus ambil tas” ucapnya lembut“nanti cepotnya keburu main ih” ucapnya dengan pipi yang digembungkan
“iya udah ayok” ucap Arsya, kemudian melajukan mobilnya, mereka akan pergi ke sanggar sekarang, tempat favoritnya sekaligus tempat yang memiliki banyak kenangan untuknya.
Dan kesukaannya itu menurun pada keponakan kecilnya, Celia Ananta Revana, putri pertama dari kakaknya itu.
Arsya menikmati setiap pertunjukkan dengan tatapan kosong, tapi gadis kecil disampingnya ini terlihat begitu antusias,
‘andai kamu disini syam, aku kangen’ batinnya
‘andai kamu tau kalau keyakinan itu udah penuh sekarang’ batinnya lagi bahkan air matanya pun turun sekarang, ia buru-buru menghapusnya kasar, ia tiba-tiba merindukan syam saat melihat celia diajak menari oleh salah satu penari sanggar, seperti ia dengan syam dulu, lagi-lagi air matanya turun
“butuh sapu tangan mba?” ucap seorang pria sembari menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna biru,
Arsya menghapus air matanya sebelum menoleh sembari tersenyum, namun saat ia menoleh, senyumannya itu seketika luntur melihat siapa orang yang menyodorkan sapu tangan itu,
“s-ssyam?” ucapnya gugup, pria dengan kemeja biru navy itu tersenyum manis ke arahnya, ya itu syam,
“i-ini beneran kamu?” tangan Arsya terulur menyentuh wajah laki-laki itu, air matanya kini sudah membuat sungai dipipinya yang mulus itu, Syam menggenggam tangan Arsya yang ada di pipinya erat,
“iya ini aku, Syam Aleandra” ucapnya,
detik itu juga Arsya langsung menghambur ke pelukan syam, ia merindukan mantannya itu, sangat rindu. Syam membalas pelukan Arsya tak kalah erat, menghirup dalam aroma vanilla dari rambut Arsya, mencoba membunuh rindu selama sepuluh tahun ini. Mereka terus berpelukan erat tak peduli dengan para pengunjung yang mulai menatap ke arahnya,
“apa kabar?” tanya Arsya setelah mengurai pelukannya
“baik, masih ganteng kan” tanya syam sembari menaik turnkan alisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada di atas hujan [SELESAI]
Teen FictionDia sempurna, Sesempurna Nada yang slalu ku mainkan, tapi dia tidak ingin kumainkan, melainkan ingin ku jaga, Agar tetap menjadi 'Nada' yang sempurna, . . . Saat hujan sore itu, saat gemericiknya berpadu dengan alunan musik yang dia mainkan, mela...