Bagian 16💐

550 31 0
                                    


Jumat Pagi ini, Arsya, Aliv, Retno dan Dika bersama sensei mereka memasuki area perlombaan, nantinya mereka akan menunjukkan kelihaian mereka dalam Karate yang kemudian akan dinilai Juri, peserta dengan Poin tertinggi akan menjadi Pemenangnya,

Arsya sempat merasa gugup sampai telapak tangannya sedingin es, tapi kemudian sensei Endry memegang tangan Arsya dan terus memberinya arahan, agar ia tidak merasa nervous, ia juga terus mengingat Sam yang juga sedang lomba,

Tiba Giliran Arsya dan Aliv, mereka saling bertatapan sejenak kemudian menghela napas panjang, Mereka menunjukkan kelihaian mereka dalam Karate, melakukan setiap gerakan dengan sempurna, bak seorang guru Karate,
Alhasil penonton dan juri pun terpukau, suara tepukan tangan riuh terdengar,

Satu jam kemudian, Peraih poin tertinggi pun diumumkan, Arsya menundukan kepalanya refleks ia memegang tangan Aliv dan menggenggamnya, Aliv tidak menolak ia membalas genggaman tangan Arsya erat mereka menundukan kepala sambil terus berdoa dan memejamkan mata, dan hasilnya adalah,

"Peraih poin tertinggi dan menjadi pemenang Lomba cabang olahraga Karate tingkat Provinsi yaitu SMAN Nusantara atas nama Aliv Keano Revan Pratama dan Arsya Nada Maharaj, "

Arsya dan Aliv saling bertatapan tak percaya, sedetik kemudian mereka langsung berpelukan, Air mata bahagia mengalir di pipi keduanya, setelah saling melepaskan pelukannya, Arsya langsung melakukan sujud syukur diikuti oleh Aliv, kemudian mereka berpelukan dengan Sensei Endry, Dika dan Retno,

"Alivvv gue bangga sama lo Alivv" ucap Arsya sambil memeluk Aliv erat dan melompat lompat,

"Sama gue jugaaa" ucap Aliv, mereka berdua seperti anak kecil,

"Makasihh Aliv Keano Revan Pratama"

"Makasih jugaa Arsya Nada Maha apalah gue gatau, pokoknya gue Banggaa" teriak Aliv, Arsya terkekeh mendengar Aliv menyebutkan nama panjangnya tapi tidak lengkap itu,

Beberapa saat kemudian, Arsya dan Aliv naik ke podium untuk penyerahan medali, Juri mengalungkan Medali Emas di leher mereka, tak henti hentinya Arsya menangis dan tertawa bahagia, ia terus mengucap sukur dalam hati,
Namun saat turun dari podium, Salah satu kaki lawan Arsya tadi mengait kaki Arsya hingga hampir terjatuh, beruntung Aliv berhasil menahanya, sayangnya, kaki Arsya tertekuk dan membentur podium yang membuatnya terkilir, tapi, Bukan Arsya namanya jika tidak tersenyum meskipun sedang merasakan sakit yang Luar biasa, ia terus memaksakan berjalan hingga akhirnya kakinya terasa semakin sakit, Alhasil ia dibawa ke klinik terdekat untuk di obati,

Selama diperiksa dokter, Aliv terus disamping Arsya, dan menatapnya dengan nanar,

"Lo ngapain nangis?" Tanya Arsya pada Aliv yang terlihat menitikkn air mata saat melihat telapak kaki Arsya dibalut perban,

"Kasian gue sama lo" jawab Aliv,

"Laahh, gue gak apa apa, kek upin aja lo haha" kekeh Arsya,

"Lo tuh yah! Lagi sakit juga masih aja becanda, cewek macam apa si lo? Samson bukan, hulk enggak, Sailor moon?" ucap Aliv geram sambil mengelap air matanya,

"Iyaa, kan gue sailor moon, dengan kekuatan bulan, gue jadi kuatt" celoteh Arsya seperti tak merasakan sakit,

"So tegar lo!"

"Ya terus gue harus gimana?" Tanya Arsya polos,

"Ya, nangis kek, kaya cewek cewek biasanya!"

"Yee, gamau ahh, gaada si sam yang elapin air mata gue, hahah"

"Sya" panggil Aliv lemah,
"Lo tuh gak usah so kuat deh, gue tau rasanya keseleo tuh gimana, apalagi itu tulang lo retak syaa, lo tau retak? Tau?, Gue tuh gak tega liat lo kaya gini, pokonya gue mau bales cewek gendut tadi sya, benci gue asli " Celoteh Aliv layaknya ibu Arsya,

Nada di atas hujan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang