Untuk Bandung, bagiku, kamu lebih sempurna dari kota di negeri manapun
.
.
.
.Munchen, Jerman
Mereka sampai di sebuah apartemen di kota Munchen Jerman, Apartemen ini milik sahabat Arfan, jadi mereka bebas kapan saja menginap disana,
Arsya mencoba mendorong kursi rodanya menuju sebuah jendela, pemandangannya sangatlah indah, kebetulan Apartemennya terletak di lantai 10, jadi ia bisa memandang keindahan kota Munchen dari sana, bibirnya tersenyum samar, pemandangannya sangat indah malam ini,
"Nanti abang ajak keliling jerman" bisik Angga, Arsya menoleh
"Kapan? "
"Nanti abis terapi yah, " ucapnya seraya tersenyum,
"Janji yahh" ucap Arsya antusias,,
"Iyaa, nanti abang tunjukkin tempat tempat yang keren buat foto foto"
Arsya mengangguk antusias, Angga memang sudah sering datang ke Jerman, secara sengaja dengan temannya atau pun karena tugas,
Arsya menatap handphonenya, ia tidak mau menyalakan data selulernya , ia tidak mau melihat chat dari syam, ia ingin mengabaikan sam dulu untuk sementara waktu,
Ia membuka buku bersampul hitamnya itu, lalu jari jemarinya mulai menari diatas kertas tersebut.
Pagi hari di Munchen,
Hari ini Arsya menuju rumah sakit untuk mengecek kondisi kakinya dan melakukan terapi, ia di antar kedua orang tuanya dan juga Angga, sepanjang jalan menuju rumah sakit Angga terus melempar lelucon lucu agar Arsya tertawa, namun itulah Arsya, ia tersenyum tapi matanya tetap menyiratkan luka,
Sesampainya di rumah sakit, Arfan dan Airin membereskan administrasi terlebih dahulu, Sedang Angga mendorong kursi roda Arsya menuju ruang periksa, Arsya melihat orang orang yang sama sepertinya, menaiki kursi roda, ia melihat berbagai macam ras disana, ada orang yang sepertinya berasal dari india, Inggris, bahkan yang berwajah Asia pun ada,
"Sya"
"Hemhh" Arsya menoleh menatap Angga,
"Semangat yaa, pasti sembuh"
"Iyaa bang,"
Mereka memasuki ruang periksa, Arsya menghembuskan nafasnya panjang, bau obat obatan menyeruak menusuk hidungnya, tampak seorang pria dengan jas putihnya berditi membelakangi mereka,
"Guten morgen doktor" sapa Angga
(Selamat pagi dokter)"Guten morgen, "
"Emhh,, enstchuldigung, wie heissen sie? Also lass mich dich leichter arrufen" sapa Angga sambil tersenyum ramah,
(Emhh,, maaf, siapa nama anda? Jadi biar saya lebih mudah memanggil anda )"Dokter itu tersenyum manis,
"Ich bin doktor stewart, und du?"
(Saya dokter Stewart, dan kamu?) ""Ohh, ich bin Angga, und er ist Arsya"
(Saya Angga,dan ini Arsya )"

KAMU SEDANG MEMBACA
Nada di atas hujan [SELESAI]
Novela JuvenilDia sempurna, Sesempurna Nada yang slalu ku mainkan, tapi dia tidak ingin kumainkan, melainkan ingin ku jaga, Agar tetap menjadi 'Nada' yang sempurna, . . . Saat hujan sore itu, saat gemericiknya berpadu dengan alunan musik yang dia mainkan, mela...