Bagian 31💐

522 26 3
                                    

Tidak banyak kata, Hanya Rindu, itu saja
.
.
.
.

- Syam Aleandra -



Munchen, Jerman

Angga mengajak Arsya dan orangtuanya ke Marienplatz atau alun alun kota Munchen, salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh turis, Alun alunnya sangat menarik, Marienplatz terletak di pusat kota Munchen,
Angga mendorong kursi roda Arsya, sesekali Arsya mengajaknya selfie, Angga kemudian memfoto Arsya dengan kameranya, ia senang melihat senyum Arsya yang perlahan kembali,
Mereka berkeliling kota Munchen, sesekali membeli aksesoris dan pernak pernik, Arfan dan Airin mampir ke salah satu kedai makanan, Angga dan Arsya menunggu diluar, Arsya memotret Langit Jerman dengan kamera ponselnya, ia memandangnya, pikirannya seakan berada di Indonesia,

Hingga ia tersadar saat seseorang meletakkan buket bunga di pangkuannya,
Refleks ia menoleh sembari berkata,
"Makasih ss- "
"Eh, kak Angga maksudnya"

" Dari 'S' ke 'A' jauh loh" ledek Angga,

"Berisik ah! "

"Kangen syam yah? "

Arsya memajukan bibir bawahnya,

"Makanya gak usah neting siapa tau emang syam sayang beneran sama kamu dan gak akan ninggalin kamu, "

"Tapi-"

"Udah kita liat aja gimana dia pas tau kondisi kamu sekarang, kalo dia emang ninggalin kamu, oke, biarkan, tapi kalo sampe bikin kamu sakit hati Abis sama gue dia" tutur Angga,

"Iya deh,"
" bang"

"Hemhh, "

"Makasih ya bunganya, " ucap Arsya tersenyum,

"Senyum lo so imut" ledek Angga sembari terkekeh,,

Mereka kemudian melanjutkan berjalan jalan di kota Munchen, selesai dari Marienplatz mereka berjalan jalan menuju beberapa tempat wisata yang dekat dengan alun alun Marienplatz,

Sesampainya di Apartemen, Arfan memberitahu bahwa mereka akan kembali ke Indonesia malam ini, Arsya nampak antusias mendengarnya, lima hari di Jerman sudah membuatnya rindu Bandung, rindu segalanya termasuk rindu syam, ia sudah siap jika suatu saat Syam memang meninggalkannya, walau sebenarnya ia tidak pernah siap,

Arsya menatap keluar jendela, ia melihat senja di kota Munchen sore itu, biasanya ia menatapnya di langit Indonesia, kini ia menatap di Langit Jerman, Negeri yang yang terkenal dengan keindahannya dan kemajuan teknologinya, ia memainkan smartphone berwarna metal black nya, menscroll home handphonenya, atau sesekali membuka galeri melihat foto fotonya dengan sam, satu foto yang membuat ia sedikit tertegun,
Foto sertifikat dan saat ia dikalungkan medali emas, Saat kejuaraan Karate bulan lalu yang membuat kakinya cedera separah ini sekarang,

Ia melihat aplikasi instagram dan whatsapp nya, tidak ada satupun notifikasi dari sana, karena memang dia sengaja tidak menyalakan data selulernya, ia tidak mau membaca pesan pesan dari sam atau teman temannya yang menanyakan kondisinya, Selama ini ia membuka instagram lewat handphone Angga, tentu saja menggunakan akun Angga,

Nada di atas hujan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang