DECISION

1.8K 97 1
                                    

"Sedang apa di tahap apa kau ini?" Tanya Daniel. Sahabat Nata di Don Juan Club. Seperti biasa, Don Juan mengadakan pertemuan rutin tiap bulannya, walau anggotanya tak pernah lengkap karena kesibukan masing-masing.

"Sedang ada di tahap dimana aku sedang bergumul dengan hati dan pikiranku sendiri. Pikiranku mengatakan itu salah, tapi hatiku tak mau berhenti. Aku sampai di titik dimana aku sendiri bahkan tidak tahu lagi jati diriku sendiri." Jawab Nata hampir putus asa pada dirinya sendiri.

Para Don Juan terkekeh. Mereka bukannya tidak tahu pergumulan hati sahabatnya saat ini, tapi melihat Nata yang selalu bijak menyikapi sesuatu, mereka yakin, Nata tahu apa yang harus ia lakukan. Mereka hanya membiarkan Nata melewati prosesnya.

"Kau tahu Nat, aku pikir, kaulah yang paling tenang saat menghadapi semuanya, tapi bahkan seorang Nata bisa sampai seperti ini karena kutukan cinta haha." Tambah Romeo, yang selalu saja tak pernah serius dalam hidupnya.

"Apa kalian tidak jijik padaku?" Tanya Nata yang masih menyandarkan tubuhnya di sofa. Pusing karena mabuknya belum hilang juga.

"Are you kidding us? Kita ada untuk meyakinkan satu sama lain bahwa sesulit apapun masalah yang kita hadapi, segila apapun keadaan kita, pasti ada anti klimaks untuk semua kegilaan ini. Kita hanya tinggal menjalaninya. Right?" Tambah Daniel yang mengingat perjuangan apa yang dilaluinya sebelum akhirnya dia sampai di titik kebahagiaannya saat ini.

Nata ber-hmm ria. Sepertinya, dia hanya punya dua pilihan.

Maju

Atau mengakhiri segalanya.

Dan Nata sudah menentukan pilihannya.

"Aku akan menikah. Kuharap kalian mendukungku. Aku akan berhenti sampai di sini." Ucapnya yang lalu pergi meninggalkan ke empat Don Juan yang hadir juga saat itu. Daniel, Romeo, seseorang yang dipanggil Genius, dan Andrian yang sedang menerima telepon dari istri jelitanya.

***

"Kau yakin, nak?" Tanya Nyonya Aryahadinata ketika Nata mengatakan dia ingin menerima perjodohan yang ditawarkan ibunya beberapa minggu yang lalu. Yang mengatakan bahwa walaupun usianya masih terbilang muda, Nata sudah sangat siap berkeluarga. Sayangnya Nata tidak pernah terlihat dengan wanita, jadi Nyonya Aryahadinata berinisiatif mencarikan wanita yang baik untuk sulungnya.

"Hmm. Nata percaya mama tahu apa yang terbaik untuk Nata. Nata ke kamar dulu ya. Kepala Nata agak pusing."

"Apa kau ingin mama panggilkan dokter?" Usul Nyonya Aryahadinata, khawatir pada putranya itu.

Nata menggeleng dan langsung melangkahkan kakinya ke kamar. Melupakan sejenak masalah yang berkecamuk di dalam hatinya. Penyangkalan yang tak bisa ditutupi lagi oleh akal sehatnya. Perasaan yang semakin tak terbendung lagi. Perasaan salahnya pada Andi. Perasaan yang sama seperti yang ia rasakan pada dia yang telah tiada. Perasaan cinta.

FLASH BACK ON

"Jawab yang jujur, apa mereka membullymu Syeril?" Tanya seorang petugas UKS ketika memberi perawatan kepada siswinya yang datang dengan lutut dan siku yang berdarah. Jatuh katanya.

"Tidak Miss. Seperti yang saya katakan miss. Saya terjatuh ketika saya sedang berlari dan walah... jadi begini deh." Jawabnya sambil meringis ketika sang petugas mengoleskan betadine di lututnya yang berdarah dan agak kotor.

Sang petugas berdecak. Tak puas dengan jawaban siswi yang selalu mengepang dua rambutnya itu. Tapi rambut itu kini tergerai karena harus dirapihkan. Karena rambutnya terkena tanah debu dan dedaunan kering yang menyebalkan.

Sang petugas memberikan sisir dan cermin pada Syeril dan membiarkan gadis itu merapikan dirinya sendiri.

"Baiklah. Miss harus menginventori kebutuhan UKS di ruang TU. Kamu beristirahatlah. Kalau sudah lebih baik, baru kembali ke kelas atau pulang." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

NO OTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang