RESCUE

2K 120 18
                                    

"Gosh! Stop it." Pekik Nathan ketika ayahnya membangunkannya dengan menciumi sekujur wajahnya. Tapi ayahnya sepertinya terlalu tuli untuk mendengarkan keluhan Nathan. Atau dia terlalu menikmati peran barunya sebagai ayah yang diakui anaknya.

"Mama telepon, tuh lihat." Ucapnya lalu berbaring di samping anaknya dan mengarahkan video call ke arah mereka berdua. Nathan berusaha melepaskan diri dari pelukan ayahnya, tapi ayahnya terlalu degil, jadi dia membiarkannya untuk sementara.

"Hai, tampannya mama, senang-senang sama papa?"

"Biasa saja. Aargg... stop being childish please." Pekik Nathan lagi ketika ayahnya berusaha menggigit daun telinganya karena mengatakan jawaban biasa saja.

"I see. Mama masih harus merawat tante bungsu sayang, kamu tidak apa-apa kan sama papa?"

Nathan hanya ber-hmm ria sedang sang ayahnya sedang mengajak bercanda adiknya yang seperti biasa, selalu riang gembira. Dan adiknya sepertinya makin riang ketika sang ayah terlihat ingin memakan sang kakak.

"Yaks. I said stop it. Love you ma. Aku mandi."

Nata yang melihat tingkah sok putranya hanya terkekeh geli. Dia bisa mendengar ketika putranya itu mengatainya kekanak-kanakan sebelum dia menghilang ke kamar mandi.

"Aku bangga padamu. Kau sudah memenangkan hatinya." Ucap Syeril haru dan tak kuasa menahan air matanya.

"Dan aku lebih bangga padamu. Karenamulah, Nathan mewarisi sifat pemaaf, ya.. walaupun sifat ayahmu yang gengsian itu lebih mendominasi."

"Hmm. Hari ini kami akan mengevaluasi keadaan Bungsu, semoga tidak ada komplikasi."

"I'll pray for that. Hari ini kami akan pulang. Tapi aku akan membawanya jalan-jalan dulu. Princess papa jangan nakal ya. Nanti pulang, papa ajak jalan-jalan."

Terdengar celotehan tak jelas dari Thalia yang sibuk memukul-mukul layar kaca di hadapannya.

"Baiklah. Have fun papa dan kakak, nanti lagi ya pa. Dede mau ke rumah sakit dan bermain dengan oma."

"Love you both."

"Love you more."

Dan Nata tersenyum setelah Syeril mematikan sambungan video call mereka. Nata akan menjahili putranya yang sedang mandi. Sepertinya akan seru.

***

"Listen. Papa akan pergi duluan. Sekretaris papa nanti datang menjemputmu. Okay?"

"Hmm." Gumam Nathan sembari terus mengunyah roti sebagai sarapannya. Sedang Nata sibuk merapikan dirinya, dan terlihat sibuk pula mencari sesuatu. Nathan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Papa pergi dulu. Love you." Ucap Nata cepat lalu mengecup puncak kepala putranya yang ditanggapi biasa saja. Apa Nata lupa kalau Nathan itu anak laki-laki? Bisa-bisanya Nata memperlakukan putranya yang sok dewasa itu seperti bayi perempuan yang selalu senang dengan pelukan dan ciuman papa.

*

Tet...tet..

"Selamat pagi. Perkenalkan. Saya sekretaris Tuan Aryahadinata. Saya ke sini untuk menjemput Tuan kecil."

"Baiklah. Tunggu sebentar." Ucap Nathan, lalu mengambil jaket dan topi Nike-nya.

Nathan yang tak pernah curiga seperti ayahnya hanya mengikuti wanita yang mengaku sebagai sekretaris ayahnya itu. Sampai dia tersadar dan mendapati dirinya sudah terikat dengan mulut yang tertutup lakban perak.

*

Syeril langsung gemetar ketika mendapati foto putranya yang terikat dan tak sadarkan diri. Dan ketika seseorang menelepon dan mengistruksikan apa yang harus ia lakukan, Syeril hanya seperti robot yang dikendalikan.

Setelah berbohong pada mertua dan meninggalkan putri kecilnya. Setelah menaiki penerbangan bersama orang asing yang akan mengantarkannya pada buah hatinya, Setelah perjalanan pesawat 1,5 jam yang menyiksa ditambah perjalanan darat selama satu jam yang membuat dadanya semakin sesak, maka di sinilah Syeril dengan perasaan yang berkecamuk setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana putra kesayangannya sedang menangis dengan memar di wajahnya dan tubuh yang terikat di kursi.

Ibu mana yang tidak hancur melihat anak yang amat dicintainya menderita seperti itu.

"LEPASKAN! LEPASKAN PUTRAKU! LEPASKAAAAN!!!!" Teriak Syeril ketika dua orang pria bertubuh besar memeganginya sejak ia turun dari mobil.

PLAK.

Syeril tersungkur tak berdaya. Meski begitu dia merangkak ke arah putranya, mencoba menyelamatkan sang putra apapun yang terjadi, tapi tubuhnya terpental karena tendangan dan membuatnya meringis kesakitan. Sang anak menangis sejadinya melihat ibu yang dicintainya dianiaya seperti itu.

"SIAPA KAU? APA MAUMU?"

Syeril menahan untuk tidak berteriak kesakitan agar tidak membuat putranya tambah panik. Dilihatnya seorang wanita yang memancarkan kebencian di matanya.

"Siapa aku? Kau bertanya siapa aku? HAH?"

Syeril mengrenyit. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Ini tidak mungkin.

"Ya. Aku. Aku adalah orang yang sudah mengancammu untuk menjauhi Nata dan kau pikir aku main-main?"

Air mata Syeril merebak tak percaya. Apa yang terjadi? Apa wanita itu melakukan operasi plastik?

"Suami bodohmu itu, aku berada di dekatnya selama dua tahun ini dan dia bahkan tidak menyadarinya. Dan bodohnya, aku masih saja menginginkannya. Tapi dia tak pernah menggubrisku. Dasar pria bodoh." Ucapnya sembari menudingkan pistol ke wajah Syeril.

"Kumohon. Bebaskan putraku. Dia tak berdosa. Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku. Tapi kumohon, bebaskan putraku. Kumohon."

"Kau tahu. Kalau seandainya rahimku tak rusak karena aborsi, aku pasti akan menggunakan tubuhku sendiri untuk menjebak Nata dengan ikatan pernikahan. Tapi sayang itu tidak mungkin. Aku pikir kau akan mengugurkan kandunganmu, tapi kau malah mempertahankannya dan bahkan kau mengandung lagi anaknya. Kau benar-benar jalang tidak tahu malu."

Syeril menangis histeris. Dia sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada putranya. Ya Tuhan! Bahkan untuk membayangkannya saja, Syeril tak mampu. Dia sungguh tak mampu.

"Dan sekarang, putra sialanmu harus membayar kejalanganmu. Jangan bilang aku tidak memperingatimu."

DORR

"TIDAAAKKKKKK!!!!!!" Teriakan memilukan Syeril mengakhiri drama di sore itu. Memejamkan mata tiga orang sekaligus dan mengirimnya ke dunia tanpa batas.

'Dan jika nyawaku bisa menebus nyawamu. Maka aku akan dengan senang hati mengorbankannya. You'll be safe. I promised you that.'











#kalau aku kasih mulmed, bacanya pake backsound mulmednya iyah. Biarkan kalian tahu, menulis part itu berat 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

NO OTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang