Putra Sulung Aryahadinata. Seperti namanya, dia adalah putra sulung keluarga Aryahadinata. Nata biasa ia dipanggil. Seorang pria gentleman yang begitu malang dalam cinta, kenapa tidak? kalau cinta pertamanya harus layu sebelum berkembang. Dan ketika...
Syeril merasakan aura yang berbeda dari Nata. Pria itu hanya berjalan di depannya tanpa kata. Entah kesal atau merasa bersalah. Tapi keadaan ini sangat membuat Syeril tak nyaman. Nata tak pernah setenang ini. Apapun yang terjadi, dia selalu mencoba memasang senyum di wajahnya. Dia bahkan bisa menghitung kapan Nata bersikap marah padanya ataupun orang lain.
Di dalam mobilpun mereka tak berbicara sepatah katapun. Syeril hanya menatap keluar karena dia tahu, Nata sedang tidak ingin bicara padanya. Demi apapun juga, Syeril melakukan segala hal sampai menyembunyikan kehamilannya, tak lain demi keluarga Nata, keluarganya dan termasuk Nata di dalamnya. Syeril bukannya tak tahu jika wajah Nata dan keluarganya selalu menjadi konsumsi publik. Dan jika skandal mereka terekspos, maka keluarga Pratama juga akan turut terekspos. Jadi bagaimana Syeril tidak melakukan hal yang sebegininya? Ini adalah sesuatu yang harus ia lakukan. Suka ataupun tidak suka.
Single 'If you're not the one mengalun ketika Syeril menyalakan audio untuk mengurangi keheningan di dalam mobil sedan mewah itu. Tapi lyricnya malah membuat mood Nata semakin kacau. Karena itu dia mematikannya, membuat Syeril sedikit terkejut tapi tetap mencoba tenang. Fix. Nata kesal, atau paling tidak, dia sedang menahan diri untuk tidak meledakkan emosinya.
Tak lama mereka tiba di restoran dekat apartemen Nata.
"Aku mau seafood cream soup dan garlic bread." Ucap Syeril cepat ketika Nata baru saja ingin membuka mulutnya pada si pramusaji.
"Ini dan ini." Tunjuk Nata setelah kembali ke dunianya lagi. Syeril selalu membuatnya tak sadarkan diri.
"Untuk beveragenya Sir?"
"2 hot lemonade please and sugar free." Salip Syeril lagi yang membuat Nata mengerutkan dahi. Bisa-bisanya Syeril bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka. Sedang Syeril hanya menghindari tatapan mata Nata yang sirat dengan kekesalan. Syeril yakin itu.
Tak lama pesanan mereka pun datang dan Syeril mengrenyitkan dahinya dengan bibir yang agak mencebik. Hal itu tak luput dari pengamatan Nata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
