FOOL (2)

1.8K 131 2
                                    

Nata bangun ketika sinar matahari mulai mengusiknya. Tubuhnya terasa begitu ringan setelah tidur nyenyak. Dia bahkan tidak bermimpi sama sekali. Nata tersenyum ketika mengingat semalam. Dia bahagia karena wanita yang dicintai masih hidup dan mereka telah berbagi kenikmatan satu sama lain. Nata bahkan tidak peduli saat mengetahui Syeril bukanlah seorang perawan, baginya, milik Syeril masih sangat sempit baginya. Dan dia bahkan menabur benihnya di dalam agar Syeril tak punya alasan untuk menghindar lagi.

Nata melirik ke sebelahnya, tak ada bidadari yang terlihat begitu liar dengan membalas serangan Nata. Dia pun ke kamar mandi, ternyata tidak ada.

Nata yang pikirannya tak pernah dijamah rasa curiga, dengan santai mengambil boxer dan memeriksa ke luar kamar. Bayangan Syeril yang sedang membuatkan sarapan pagi membuat Nata tersenyum lagi. Tapi Nata tidak bisa tersenyum lagi ketika dia sadar, Syeril telah pergi. Dia yakin penipu itu sudah kabur darinya.

"Shit!"

"Halo! Apa kau mengikutinya semalam?"

"......."

"Cepat cari tahu keberadaannya."

Nata melakukan kesalahan dengan menyuruh informannya pulang. Entah kapan Syeril pergi meninggalkannya. Terkutuklah Nata karena dia bermain hingga lima ronde semalam, hingga ia tidur begitu pulas dan baru bangun sekarang ketika waktu hampir menunjukkan tepat jam 12 siang.

"Jangan menjadikanku seorang bajingan Syeril. Jangan buat aku menjadi si brengsek yang tidak bertanggung jawab." Ucapnya dengan gelisah.

Nata harus mendapatkan informasi lebih. Dia harus tahu kenapa Syeril terus saja melarikan diri darinya. Jelas-jelas Syeril mempunyai perasaan yang sama dengannya, tapi kenapa dia terus saja kucing-kucingan seperti ini. Nata memang gila karena mencintai wanita gila seperti Syeril. Tapi setelah kejadian semalam, Nata tidak akan pernah meninggalkan Syeril. Tidak akan.

***

"Anda sudah benar-benar dibodohi."

"Oh. Kurasa memang iya." Ucap Nata ketika detektifnya sudah datang menemuinya di apartemen.

"Orang yang anda cintai itu... dia benar-benar penuh rahasia. Saya benar-benar kaget mengetahui setiap kepingan puzzle yang membuat saya semakin bersemangat."

"Kenapa aku tidak terkejut. Jelaskanlah! Aku mau lihat seberapa besar kebodohanku."

Detektif itu tersenyum, lalu memberikan berkas-berkas terbarunya. Padahal baru semalam, tapi kini dia membawa berkas yang tebalnya tiga kali lipat dari yang kemarin.

"Miss. Syeril mempunyai seorang putra berusia lima setengah tahun, dan ketika saya melihatnya, saya bisa langsung tahu kalau dia... sangat mirip dengan Anda."

Mata Nata terbelalak. Dilihatnya wajah seorang bocah tampan dengan guratan wajah yang memang mirip dengannya ketika ia masih kecil. Anaknya? Putranya?

"Namanya Nathaniel Putra Pratama. Dia terdaftar di KK keluarga pratama sebagai anak, tapi orang-orang di sana tahu, kalau Nathaniel adalah putra dari Miss. Syeril."

Dada Nata serasa membuncah. Seorang anak? Apa artinya itu? Anaknya? Tapi... Nata baru menyentuhnya semalam, bagaimana bisa Syeril mempunyai anak yang hampir berusia 6 tahun. Itu artinya, dia mengandung ketika dia masih di bangku pertama SMA. Saat sebelum dia menghilang dan dinyatakan meninggal oleh seseorang.

"Saya yakin itulah yang ingin disembunyikan Miss. Syeril dari Anda. Dengan alasan apapun itu."

Astaga, apa mimpinya ketika dia bergumul dengan Syeril bukanlah mimpi, tapi kenyataan? Astaga, apa artinya, Nata saat itu memperkosa Syeril dan dia bahkan tidak tahu apapun sampai detik ini? Astaga! YA TUHAN!!

"Ada dalang yang membuat Miss. Syeril melakukan hal sedemikian ini. Ini akan sulit, karena mungkin hanya miss. Syeril dan Tuhan yang tahu, siapa yang mungkin mungkin mengancamnya untuk meninggalkan Anda. Saya hampir yakin akan hal itu."

Ingatan Nata terhempas ke satu hari di mana ia terbangun di apartemen sahabatnya setelah bermimpi telah bergumul nikmat dengan Syeril. Itu bukan mimpi dan mereka yang Nata pikir sahabatnya pasti dalang dari semua ini.

"Apa orang yang pertama mengabarkan tentang kematian Syeril dan bahkan membawa surat tangan asli Syeril bisa jadi dalang dari segalanya?"

Nata bisa melihat mata detektif itu berkilat karena insting detektifnya mulai terpancing, sedang Nata, dia masih berusaha menahan sesak dadanya. Memikirkan kejahatan macam apa yang sudah ia lakukan pada wanita yang dicintainya.

"Rachel Chandra Kirana. Tunanganku."

'Aku tidak bisa membayangkan kejahatan macam apa yang sudah aku lakukan padamu Syeril. Aku bahkan tidak pernah berpikir kalau ada makhluk Tuhan tampan yang aku sia-siakan. Tidak bisa kubayangkan betapa kesusahan yang kau hadapi karena kebodohanku. Syeril... akankah kau memberi kesempatan padaku untuk menebus dosa-dosaku? Aku selalu mencintaimu dan Tuhanpun tahu itu. Aku mencintaimu sebegininya Syeril, dan akupun tahu, kau merasakan hal yang sama.'

NO OTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang