Ombak senja berdebur kencang. Menghantam siapa saja yang menghalanginya. Di sana, berdirilah seseorang yang tengah menikmati sisa harinya di negeri wool ini. Berharap esok ia akan memiliki kekuatan yang besar untuk menghadapi masalahnya. Mengakhiri segalanya, sebelum semua semakin kacau.
Pergi. Ya. Pergi adalah jalan yang terbaik. Dia tak pernah menyangka kalau semua akan jadi seperti ini. Dia tak menyangka semua akan kacau sekacau ini. Dan sekarang ia terjebak sandiwara yang ia buat sendiri dan tak tahu bagaimana cara untuk memperbaikinya.
'Apa aku telah merusaknya?'
'Atau memang dari awal ia seperti itu?'
'Tidak tidak.. dia hanya merasakan kehadiranku sebagai Syeril. Itu saja. Itu saja.'
'Maafkan aku Nata. Kau memang pria paling idiot yang pernah aku kenal, meski begitu itu bukan kesalahanmu.'
'Dari awal, akulah yang salah karena masuk ke dalam hidupmu. Aku seharusnya pergi ketika kau mengusirku, tapi aku malah bertahan bersamamu.'
'Besok aku akan pergi, dan mengakhiri semua omong kosong ini. Aku sudah muak Nata. Aku benar-benar sudah muak.'
Beg.
Dia merasakan hantaman ketika tubuhnya ditabrak dan direngkuh sedemikian rupa. Deru nafas dan kehangatan langsung menjalar ke tubuhnya yang kurus kering. Menembus jeansnya yang mulai tak melindunginya dari dinginnya udara.
"Aku merindukanmu. Aku merindukanmu Andi. Aku ak peduli jika dunia menghujatku. Aku hanya ingin kau tahu, kalau aku mencintaimu. Aku sungguh-sungguh mencintaimu."
'Sebentar lagi dia akan menemuimu. Kau tahu apa yang harus kau katakan bukan?' Kata-kata wanita ular yang tadi meneleponnya, memastikan bahwa dia tidak akan melakukan kesalahan atau... banyak orang yang akan terluka.
"Apa kau pikir aku akan percaya?"
"Apa kau pikir aku peduli?"
"Pada akhirnya, kau hanya akan menjaga nama baik keluargamu yang terhormat itu, keluarga Aryahadinata."
Pikiran Andi terhempas ke belakang, ke masa dulu ketika seseorang di hadapannya ini mengatakan pada teman-teman jetsetnya jika dirinya tak pantas bersanding dengan seorang Putra Sulung Aryahadinata. Dia bahkan memperkosanya tanpa ia sadari sama sekali, dia telah merusak masa depan seseorang.
Dan sekarang, setelah menghindarinya sebulanan ini, tiba-tiba pria itu datang dan menyatakan perasaannya yang menjijikan itu. Dia bahkan tidak tahu kalau perasaannya itu salah.
"Kenapa kau diam saja?" Teriak Andi karena Nata hanya terdiam dan menatapnya dengan tatapan yang membingungkan.
"Kau memang pengecut Nata. Dan aku harap kau keluar dari kehidupanku."
Pria berbaju putih itu menatap Andi dengan tajam. Setelah dengan berani, Nata mencoba mengatakan kata-kata yang mungkin akan ia sesali, Andi malah mematahkan hatinya begitu saja.
"FINE! I'M GAY AND I'M IN LOVE. SO WHAT???"
Andi yang sudah melangkah pergi berhenti dan berbalik dengan air mata yang sedari tadi ia tahan.
"KARENA YANG KAU CINTAI BUKAN AKU, TAPI BAYANGAN DALAM MEMORIMU YANG KAU PIKIR MIRIP DENGANKU. APA AKU SALAH? SIAPA YANG KAU CINTAI SEBENARNYA? AKU, ANDI SYAHRIAL PRATAMA ATAU GADIS CINTA PERTAMAMU ITU? HAH?"
Dan Nata terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan menohok itu. Dia melihat air mata mulai membasahi wajah Andi yang mulus seperti gadis itu. Ya, karena dia memang seorang gadis. Salah. Kini dia adalah seorang wanita.
"Diammu menjelaskan segalanya Tuan Aryahadinata. Terima kasih."
Dan tinggallah Nata di senja sore itu. Dengan deburan ombak yang menjadi latarnya, dengan pertanyaan Andi yang mengulang di pikirannya.
"Kau bertanya siapa yang aku cintai? Mungkin memang gadis itu. Tapi bagaimana aku bisa mencintainya lagi ketika dia sudah pergi dari dunia ini. Gadis itu sudah mati. Sudah mati Andi. Jadi apakah salah jika hatiku jatuh pada yang lainnya? Padamu?"
Dan Nata akan meminta jawaban itu besok. Karena dia tidak bisa terlalu memaksa Andi, terlebih air mata sudah menghiasi wajah pria cantik itu.
***
"Semuanya sudah beres. Besok kita pulang ke Jakarta, dan tiga hari setelahnya baru kita berangkat. Menginaplah di rumahmu, dan habiskan waktumu bersama mereka sebelum kita pergi. Mungkin kau baru akan kembali setelah beberapa tahun."
Andi hanya ber-hmm ria sambil mengepak barang-barangnya.
"Aku benci karena kau harus menanggung segalanya sendiri, tapi aku tidak rela kau terbawa konflik jika berhubungan dengan si brengsek itu. Aku tidak akan pernah membiarkan dia mendekatimu lagi. Aku bersumpah untuk itu."
Andi menatap kegarangan kakak sepupunya sekilas, dan memaksakan dirinya tersenyum. Amran memang menyukainya sejak dulu, itulah kenapa dia banyak berkorban untuk Andi. Tapi perasaan Andi terlalu batu untuk dibuka pada yang lainnya. Dia malah memilih hidup dengan kenangan pahitnya. Bahkan bersandiwara agar bisa dekat dengan kenangan pahitnya itu.
"Mulai besok, lupakan si brengsek itu. Lupakan dia, dan belajarlah menerimaku. Hmm??" Andi membeku ketika tubuhnya dipeluk dari belakang dan Andi membiarkannya. Mungkin sudah waktunya dia berdamai dengan perasaannya.
*
Di sisi lain, Nata sedang bersama dengan detektifnya yang baru. Yang direkomendasikan oleh si Genius, sahabatnya di Club Don Juan. Kenapa? Karena walaupun berkas yang dilampirkan detektifnya yang lama nyaris sempurna dan tidak mencurigakan sama sekali, tapi ada kesalahan fatal yang mungkin tidak detektif itu sadari. Dia tidak mengirimkan foto makam Syeril, bahkan tanggal kematiannya juga berbeda dari yang dikatakan Rachel dahulu. Dia ingat Rachel mengatakan kapan Syeril meninggal dan ingatan hebat Nata tidak pernah melupakannya sampai detik ini.
"Aku beri waktu kau paling lama 3 hari. Aku ingin semua data lengkapnya secepat mungkin."
"Dua hari. Saya akan menyerahkan semua data validnya dalam dua hari. Anda bisa menagihnya nanti."
"Great. Genius tidak salah memilih orang berarti. Aku tunggu secepatnya dan jangan khawatir, aku tahu caranya berterima kasih."
Pria berpakaian serba hitam itupun pamit dan meninggalkan Nata di kamar hotelnya. Dia akan langsung pulang, meski begitu, dia juga sudah menyuruh orang untuk mengawasi pergerakan Andi. Kemanapun dia pergi nantinya.
'Aku sudah hampir gila dan kepalaku rasanya ingin pecah. Aku terus menyangkal karena orang mati tidak mungkin hidup kembali. Aku hanya punya 2 asumsi sekarang. Kembaran Syeril adalah seorang perempuan atau... seseorang yang kukenal menyamar menjadi orang yang mungkin telah mati? Kau sebaiknya berhati-hati Andi Syahrial Pratama. Sandiwara apapun yang kau mainkan sampai detik ini, itu akan tamat secepatnya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
NO OTHER
RomancePutra Sulung Aryahadinata. Seperti namanya, dia adalah putra sulung keluarga Aryahadinata. Nata biasa ia dipanggil. Seorang pria gentleman yang begitu malang dalam cinta, kenapa tidak? kalau cinta pertamanya harus layu sebelum berkembang. Dan ketika...