Terkutuklah segala hal yang membingungkan Nata. Adiknya bahkan tidak bisa dihubungi sampai sekarang. Adiknya memang sudah berangkat untuk memulai sekolah musicnya di Julliard, tapi entah kenapa dia tidak bisa dihubungi sama sekali. Sudah pasti Bungsu tahu sesuatu, itulah kenapa dia tidak menerima perjodohan Nata. Apa seperti yang Nata pikirkan saat ini? Apa ternyata kembaran Syeril adalah perempuan juga? Bukankah masuk akal, Andi terlalu moody, belum lagi pinggangnya yang kecil, suaranya yang makin terdengar jernih, tidak seperti suara awalnya yang terkesan dibuat-buat, belum lagi, darah Nata berdesir ketika di dekatnya. Bukankah begitu?
Saat ini, Nata sedang berada di hotel, menunggu informannya memberitahu di mana Andi berada. Sebenarnya, Nata ingin mengganti detektif sewaannya, karena makin ke sini, dia semakin aneh. Tapi Nata tidak punya waktu untuk mencari detektif yang baru. Apalagi yang recommended. Dan sialnya, detektif sewaan Nata saat ini adalah salah satu yang terbaik dari yang terbaik.
"Jelaskan!"
"Siap. Saat ini, Tuan Andi Syahrial Pratama sedang berada di pantai Gold coast. Dan mata-mata saya masih mengawasinya."
"Hmm." Nata mengangguk sembari melihat-lihat berkas laporan yang dibawa detektif sewaannya. Laporan yang harusnya ia lihat dua bulan yang lalu, ketika dia menyuruh seseorang menyelediki Andi yang terlalu introvert padanya.
Tidak ada yang aneh. Hanya berkas yang menerangkan bahwa memang benar Andi seperti apa yang ia lampirkan dulu, dan.. benar, bahwa saudari kembarnya, meninggal hampir tujuh tahun yang lalu.
"Baiklah. Aku akan ke sana. Pekerjaanmu cukup sampai di sini. Terima kasih." Ucap Nata lalu memberikan cek yang sudah ia robek dari bukunya.
Detektif itu pun pergi setelah membungkuk, tanda penghormatan terakhir pada penyewanya.
***
"Bagaimana? Apa dia curiga?" Tanya seorang wanita glamor yang sedang duduk dengan congkaknya. Memperlihatkan betapa wahnya dia, dan betapa orang-orang harus melihatnya seperti itu.
"Saya rasa tidak mam. Setelah ini, saya akan pindah ke luar negeri, seperti perintah mam."
"Hmm. Jangan khawatir. Aku membayar sesuai jasamu. Tiap bulanpun, aku akan mengirimkan tips padamu. Sebagai ucapan terima kasihku." Ucapnya lagi lalu menegak minuman yang sedari tadi ia mainkan dengan jarinya.
Pria di hadapannya tidak mengatakan apa-apa lagi selain pergi setelah menundukkan badannya, persis seperti apa yang ia lakukan pada Nata, penyewanya sebelum wanita glamor ini.
"Pada akhirnya, kau hanya akan bersamaku Nata. Dan pada akhirnya, aku tidak akan biarkan jalang manapun mendekatimu, termasuk jalang yang selalu kau cintai itu. Sekarang kau akan lihat, bagaimana dia akan mencampakkanmu hari ini dan semua akan berakhir. Besok, hanya akan ada kita. Aku akan memastikan hal itu."
*
FLASH BACK
Sebulan yang lalu.
PLAK.
"Sedang apa kau? Sedang apa kau di apartemen Nata? HAH?" Teriak seorang wanita ketika ia mendapati Andi menyambutnya di muka pintu.
Andi pun tak menyangka, jika dia harus bertemu lagi dengan wanita ular di hadapannya ini, wanita ular yang sudah menyetting sedemikian rupa, hingga akhirnya dia berhasil membuatnya menghilang dari kehidupan Nata dan membuat Nata percaya, jika dia telah tiada.
"A-aku?" Andi bergetar. Ini di luar perkiraannya.
Bukankah dia sudah menyelidiki semuanya sebelum akhirnya dia berperan sebagai seorang pria dan menggangu kehidupan Nata?
Bukankah selama beberapa tahun ini, tidak sekalipun Nata terlihat bersama seorang wanita manapun kecuali adiknya sendiri?
Tapi? Wanita ular jahat ini berada di sini? Di apartemen Nata? Apa mereka masih berhubungan tanpa media ketahui sama sekali? Dan parahnya, dia langsung mengenali Andi, bahkan dalam penyamarannya.
"Apa kau menyamar sebagai seorang pria agar bisa bersama dengannya? Begitu? HAH?"
Andi masih gemetar.
PLAK.
"Berani sekali kau? Aku memang tahu, Nata tinggal dengan housemate parasitnya, tapi aku tidak pernah menyangka kalau parasit itu adalah kau. Menjijikan."
"Aku akan jujur pada Nata. Aku akan menceritakan semuanya."
"HAHAHAHA.... kau berani? Coba saja! Semua masih sama. Aku masih menyimpan rekaman waktu itu. Mengingat reputasi Nata saat ini. Dia dan keluarganya pasti akan hancur. Lalu bagaimana dengan keluargamu? Mereka tidak akan pernah tenang lagi. Aku tahu apa yang kau sembunyikan jalang kecil. Aku bisa pastikan aku akan melenyapkannya, jika kau memberitahu Nata segalanya."
Andi terbelalak. Dia menatap ngeri pada wanita ular yang masih sama jahatnya seperti dulu, bahkan lebih jahat.
"Takut?"
Andi mengepalkan tangannya dan menahan agar tubuhnya berhenti bergetar. Semuanya sudah berakhir saat ini.
"Sudah seharusnya. Aku dan Nata akan segera bertunangan, setelah itu kami akan menikah walau aku tidak suka ikatan pernikahan, tapi aku butuh PUTRA SULUNG ARYAHADINATA untuk mempertahankan status social elitku. Karena hanya Nata, Don Juan polos yang bisa kuikat."
Andi menatap nyala keserakahan di manik mata wanita ular itu yang tertutup soft lens biru, wanita itu akan melakukan segala hal demi mencapai tujuan liciknya.
"Jadi, aku harap kau pergi sebelum Nata yang polos menyadari penyamaranmu. Pergi sejauh mungkin dari hidupnya, dan jangan pernah muncul kembali di hadapannya. Atau....."
Andi semakin mengepalkan tangannya dan menahan emosinya yang hampir meledak. Jika saja, nama baik kedua keluarga tidak dipertaruhkan, Andi pasti sudah menyerang wanita ular di hadapannya ini.
"Semua orang akan membayar kelakuan nakalmu, termasuk dia yang kau sembunyikan selama ini. Me-nger-ti?" Bisik wanita ular itu, tepat di telinga Andi.
Dan Andi langsung roboh sesaat setelah wanita ular itu pergi. Tangisannya pecah, dan suara kepedihannya menggema di kesendiriannya.
'Kenapa Tuhan? Kenapa? Kenapa kau uji aku melampaui batasku sebagai manusia? Aku bahkan tak tahu jika aku bisa bertahan lagi atau tidak? Nata... mencintaimu terus saja menyakitiku...dan sekarang aku harus mengakhirinya sampai di sini dan membiarkanmu pergi dari hidupku.'
KAMU SEDANG MEMBACA
NO OTHER
RomancePutra Sulung Aryahadinata. Seperti namanya, dia adalah putra sulung keluarga Aryahadinata. Nata biasa ia dipanggil. Seorang pria gentleman yang begitu malang dalam cinta, kenapa tidak? kalau cinta pertamanya harus layu sebelum berkembang. Dan ketika...