FOOL

1.9K 115 1
                                    

"Saya minta maaf Tuan. Tapi, Anda telah dibohongi habis-habisan."

Nata tersenyum kecut. Entah kenapa dia tidak terkejut.

"Jelaskan apa saja yang kau dapat dan kebohongan apa saja yang kau ketahui." Perintah Nata sembari bersandar di kursi kebesarannya.

"Ini baru laporan awal, karena saya berjanji 2 hari pada Tuan. Setelah ini, saya akan selidiki segala hal tentang target saya, karena saya yakin kebohongan ini terjadi lebih lama dari yang anda bisa pikirkan."

"Langsung saja Detektif. Aku hampir meledak saat ini."

Dan Nata membelalakkan matanya tak percaya ketika sang detektif menjelaskan satu persatu penemuannya disertai evidence yang solid. Nata menggeleng tak percaya. Dia benar-benar tak percaya.

'Andi Syahrial Pratama sudah meninggal sejak hampir 7 tahun yang lalu karena penyakit hemofilia yang dideritanya. Satu-satunya saudaranya yang masih hidup adalah saudari kembarnya yang kini sedang menekuni kuliah kedokteran tingkat akhir.'

'Di universitas tempatnya belajar tidak terdaftar mahasiswa atas nama yang bersangkutan. Bukankah aneh jika orang yang meninggal pergi kuliah?'

'Tapi karena Anda memastikan dia ada di Universitas itu dan berinteraksi dengan mahasiswi di sana, saya akhirnya membajak data base mahasiswa di sana. Dan, saya tidak terkejut ketika mendapatkan nama seseorang di sana. ANDIRA SYERILLIA PRATAMA. Saudari kembar Andi yang sudah dipastikan meninggal hampir 7 tahun yang lalu.'

'So, the point is... saya bisa pastikan 100%, Andi yang Anda kenal sekarang adalah Andira Syerillia Pratama yang menyamar menjadi saudara kembarnya yang sudah meninggal. Dan kenapa saya bilang anda dibohongi habis-habisan?'

'Karena di universitas, di tempat dia bekerja, dia terdaftar sebagai Andira Syerillia Pratama. Jadi saya rasa, dia hanya mengaku sebagai Andi pada Anda seorang dengan apapun tujuannya.'

Nata melajukan mobilnya secepat-cepatnya setelah menelepon informan yang ia tugaskan untuk mengikuti Andi kemanapun ia pergi.

Nata hampir gila rasanya mendengar detektif itu menjelaskan satu persatu temuannya yang katanya baru secuil itu. Dia bahkan harus menahan malu karena detektif itu bahkan merasa sandiwara hampir sempurna itu terdengar lucu baginya. Ironi. Nata merasa dirinya begitu pandai, tapi nyatanya Nata tak lebih dari seorang idiot yang ditipu habis-habisan oleh seorang gadis.

"Itu dia boss." Ucap informan yang menunjuk kepada seseorang yang baru keluar dari dalam taksi.

"Kalian pergi dulu. Nanti aku akan menghubungi setelah menyelesaikan masalahku."

"Siap." Ucap kedua informan itu kompak.

Tanpa menunggu lagi, Nata langsung menghampiri seseorang yang sudah menipunya habis-habisan itu. Tidak akan ia lepaskan, malam ini, dia harus menjelaskan segalanya.

***

Andi alias Syeril, baru saja beberapa langkah menarik kopor kecilnya ketika dia merasakan sebuah lengan menariknya dengan kasar. Nata. Lagi-lagi Nata. Mau apa lagi dia?

"Apa-apaan kau ini? Lepas!"

Tapi Nata tak menggubrisnya. Dia hanya memasukkan Syeril secara paksa ke dalam mobilnya dan memakaikan sabuk pengaman secara cepat.

"Apa kau sudah gila? Hentikan mobilnya. Mau kau bawa kemana aku? Nata!!"

Dan Nata tetap bungkam. Dia hanya melajukan mobil sportnya dengan kencang karena dia benar-benar hampir meledak saat ini. Nata mencoba fokus pada jalanan, walau bagaimanapun, dia membawa orang yang paling berharga baginya.

Tidak sampai setengah jam, mereka tiba di apartemen Nata. Natapun segera menarik keluar si penyamar, tak mempedulikan penolakan si penyamar itu.

"Diam! Aku menahan diriku sedari tadi. Diam kau penipu. Aku punya banyak urusan denganmu." Teriak Nata di dalam lift yang langsung membuat Si penyamar membesarkan matanya. Nata sudah tahu penyamarannya. Dia sangat yakin akan hal itu.

'Apa dia tahu semuanya? Ya Tuhan! Aku harus apa?'

*

"Nata! Mau apa kau?" Teriak Syeril tak percaya ketika Nata mulai melepaskan kancing kemejanya.

"Siapa kau? Aku tanya siapa kau? Apa kau Andi? Atau Syeril yang kupikir sudah meninggal? Hah? Jawab!"

Syeril mulai menggigiti bibirnya. Ya. Akhirnya si idiot ini tahu. Dari kemarahannya, Syeril tahu dia hanya tahu Syeril menipunya. Hanya sebatas itu.

"Fine. Aku akan buktikan sendiri."

Dan air mata Syeril pun terjatuh ketika Nata sudah berhasil membuka kemejanya, dan menarik kaus kebesarannya. Melepas kemben yang selalu dipakainya kemanapun. Satu, dia memang sengaja menyamar menjadi laki-laki di hadapan Nata. Dua, dia ingin melindungi dirinya dari pria-pria nakal di luar sana. Tiga, karena dia ingin mengenang kakaknya yang telah tiada. Agar lebih termotivasi dalam belajar. Tapi bagi Nata, Syeril pasti hanya menyamar untuk menipunya.

"Kau wanita yang kejam. Kau benar-benar kejam."

Syeril menangis dalam diam, sambil menutupi tubuh atasnya yang telah dipolosi Nata.

"Bagaimana bisa kau bersandiwara sampai seperti ini. Kau bahkan tidak peduli ketika aku mengatakan diriku Gay hanya karena aku mencintaimu yang kupikir seorang pria."

Syeril mencoba mengabaikan Nata dan kini sedang memakai kemejanya. Rasanya tidak nyaman tidak memakai kemben ataupun dalaman, tapi Syeril tak punya pilihan saat ini. Dia harus segera pergi sebelum Nata berbuat lebih jauh lagi.

"Apa ini lucu bagimu? Apa lucu melihatku begitu idiot sampai bisa tertipu denganmu? Kenapa? KENAPA?"

Syeril berusaha terus mengacuhkan Nata, tapi ketika dia baru akan pergi, Nata menarik dan membantingnya kasar ke ranjang besarnya. Lalu mengurung Syeril dan membuang kaca mata kuda yang menutupi hampir seluruh wajah si Penipu.

'Ya Tuhan! Mengapa aku bisa begitu buta? Gadis yang kucintai selama ini tinggal bersamaku dan aku bahkan tak tahu.'

"Lepaskan! Kau sudah tahu aku menipumu. Jadi semuanya sudah berakhir. Nikmati saja hidupmu dan jangan menganggu hidupku lagi." Teriak Syeril mencoba keluar dari kungkungan Nata, tapi tenaganya tidak membuat Nata bergeming sama sekali.

"Apa? Berakhir. Gampang sekali kau bilang berakhir. Apa sebenarnya tujuanmu menipuku sampai sebegininya. Kenapa? Katakan kenapa?"

Syeril menatap mata kilat Nata sama garangnya seperti Nata menatapnya saat ini.

"Karena aku membencimu. Kau sudah membuat masa SMAku menjadi mimpi buruk bagiku. Dan ketika kau mengatakan kau seorang gay, aku puas. Kau tidak akan pernah tenang lagi. Kau mengerti. Aku membencimu Nata. AKU MEMBENCIMU." Teriak Syeril dengan nafas yang mulai tersengal-sengal. Kenapa Nata membuat segala hal menjadi sulit sekarang?

"Kau pikir aku percaya penipu kecil. Kau membenciku? Benarkah? Lalu kenapa kau tak pernah menolakku. Huh? Berhentilah bersandiwara penipu cantik. Kau mencintaiku. Aku akan selidiki kenapa kau mengarang cerita dengan berpura-pura mati, tapi sebelum itu, aku akan menjadi penjahat paling egois sekarang. Aku akan menghukummu dengan menjadikan kau bagian dari hidupku selamanya. Kau dengar itu? Selamanya. Mulai dari detik ini."

Dan Syeril terbelalak ketika Nata membungkamnya dengan ciuman panjang dan dalam, membuat Syeril pusing seketika. Nata melupakan segala hal baik yang dimilikinya saat ini. Karena saat ini, dia tak lebih dari seorang pria dengan mata berkabut hasrat yang takkan bisa dikendalikan. Dan setan apa yang merasuki Syeril karena pada akhirnya Syeril menyerah dan justru membalas serangan-serangan Nata. Membuat Nata tersenyum puas. Dia merasa telah memenangkan kutukannya. Gadis cinta pertamanya kembali. Dia bahkan tidak peduli ketika dia mendapati Syeril tidak lagi perawan. Dia hanya menginginkan Syeril saat ini. Persetan dengan yang lainnya.

'Aku anggap ini adalah hukuman yang pantas kuterima karena telah menipumu Nata. Entah aku atau kau yang bodoh Nata. Tapi yang jelas, kebodohan ini harus segera dihentikan. Atau.. banyak orang yang akan terluka. Biarlah malam ini saja aku menjadi milikmu. Hanya malam ini saja.'

NO OTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang