FAKE

2.1K 125 1
                                    

Rachel menggigiti kukunya tak sabaran. Dia gelisah. Yang harus ia lakukan sekarang adalah memastikan Syeril tidak berjumpa lagi dengan Nata dan pastinya tidak akan memberi tahu Nata di mana ia berada.

Informannya mengirim foto ketika Tuan Aryahadinata datang ke rumah Syeril, blm lagi peristiwa sebelumnya, ketika Nata mengunjungi kediaman Syeril. Mencari wanita itu tentunya.

"What? I don't care with that. Just watching that bitch and her son for now."

Rachel melempar ponsel pintarnya hingga menabrak lemari dan hancur berantakan. Keluarga Aryahadinata sudah memutuskan perjodohan secara sepihak dengan alasan ketidak cocokkan. Bullshit! Rachel yakin saat ini, Nata pasti tengah mencarinya. Dia langsung berangkat ke Selandia Baru ketika keadaannya ketika seorang informannya mengatakan Nata menyewa detektif baru, menggantikan detektif lama yang sudah ia suap hingga menyembunyikan fakta yang sebenarnya.

"Halo!" Sapa Rachel menggunakan ponselnya yang lain.

"We have to meet."

"...."

"We have to. Nata know what we did."

***

Di sisi lain, seorang pria yang sedang bersandar di kursi jabatannya. Memikirkan hal yang selalu membuatnya dikejar-kejar rasa bersalah.

Dulu, ketika dia muda. Ego menguasainya untuk menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan seseorang. Tapi yang ada, kini dia malah dihantui peristiwa itu. Tatapan mata sayu gadis itu. Gadis yang sebenarnya disukainya dari dulu. Gadis yang membuatnya tak bisa menerima wanita yang lain hingga saat ini.

"Nata sedang mencariku, dan aku yakin dia juga akan mencarimu. Jadi pastikan kau tidak muncul di hadapannya."

Pria bernama Orlando itu menatap wanita glamor yang kini sedang duduk santai dengan segelas wine di tangannya. Bukan kebetulan Rachel memilih kabur ke Selandia Baru, dia memang sengaja kabur ke negara itu karena dia tahu, Orlando bersembunyi di negara itu karena rasa bersalahnya.

"Aku akan jujur padanya. Aku muak dihantui rasa bersalahku." Ucap Orlando menegak minumannya yang langsung membakar tenggorokannya.

"Jangan bodoh Orlan! Apa yang kau dapatkan nantinya. Satu, aku pastikan ayahku akan menarik sahamnya dari perusahaanmu. Kalau kau lupa. Ayahku adalah pemegang saham terbesar."

Rahang Orlan mengeras. Wanita licik dan munafik itu tidak sedikitpun berubah.

"Dua. Aku pastikan video itu beredar. Kita lihat bagaimana keluarga Aryahadinata dan keluarga jalang itu menghadapi aib mereka."

Rachel tersenyum penuh kemenangan. Semua masih dalam kendalinya.

"Tiga. Aku yakin kau masih belum melupakan perasaanmu pada jalang itu. Apa suara tangisannya masih menghantui tidurmu?"

Orlan hanya menatap Orlan garang. Dia harus mencari cara untuk menyudahi kebusukan ini. Tapi bagaimana? Bagaimana?

***

"Sepertinya kita dibodohi." Ucap sang detektif yang memiliki kepribadian menarik itu.

"Oh, sekarang kau pun bahkan dibodohi. What a surprise!" Kekeh Nata mencoba menghibur dirinya sendiri.

Sekarang bukan hanya Syeril, tapi seluruh keluarganya pun menghilang. Entah bagaimana mereka meloloskan diri dari pengawasan orang suruhan Nata.

"Ada orang berkoneksi yang membantu Miss. Syeril bersembunyi. Kita bahkan tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan miss. Syeril sampai sekarang. Benar-benar membuat kesal."

Nata tersenyum pahit. Lalu bagaimana dengan Nata? Dia kini bukan hanya kesal, tapi benar-benar hampir gila. Anak dan wanita yang ia cintai, hilang entah kemana. Dalang yang harusnya bertanggung jawab atas kepedihannya juga bersembunyi entah dimana. Nata sudah seperti mayat hidup. Dia menginginkan Syeril saat ini. Hanya Syeril.

"Hentikan semuanya! Berhenti menyelidikinya dan mencari tahu dimana keberadaannya."

Dan Nata hanya menatap orang itu dengan pandangan penuh tanda tanya.

'Lebih baik aku mati kalau begitu.'

NO OTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang