Gendut?

9.3K 1K 117
                                    

"Wei Ying." panggilnya sembari menatap kekasihnya yang sangat lahap memakan makanan yang dibeli oleh Lan Wangji di sebuah restoran dekat tempatnya tinggal.

"Hm?" Wei Wuxian merespon dengan mulut yang sangat penuh dengan makanan.

Lan Wangji menghela nafas, tidak disangka Wei Wuxian tiba-tiba meminta Lan Wangji untuk membelikannya banyak makanan.

Saat dia bertanya apakah ia bisa menghabiskan makanannya seorang diri, Wei Wuxian mengangguk dengan percaya diri.

"Habiskan." Lan Wangji menyeruput teh, ia mengurungkan niat untuk bertanya kepada kekasihnya, mengenai sang kekasih yang beberapa hari ini nafsu makannya tiba-tiba menjadi dua kali lipat seperti biasanya.

Wei Wuxian mengangguk dan melanjutkan makanannya hingga habis tak sersisa.

Lan Wangji tidak protes, karena sesuai janji... Wei Wuxian menghabiskan semua makanan yang dia beli.
.
Malamnya, sehabis melakukan aktifitas seperti biasanya, mereka tertidur dengan berpelukan.

Lan Wangji bermimpi buruk, dimana mimpi itu Wei Wuxian tidak bisa berhenti makan dan akhirnya menjadi sangat gendut.

'Suamiku... Apakah kau masih mencintai aku yang gendut ini?'

Lan Wangji tiba-tiba terbangun, terkejut dengan mimpinya. Ada sedikit keringat di dahinya.

"Lan Zhan?" Wei Wuxian ternyata juga bangun, mungkin naluri seorang istri jika suaminya mimpi buruk.

Kali ini posisinya Wei Wuxian disamping Lan Wangji, menatapnya dengan wajah khawatir.

"Mimpi buruk?" tanyanya, melihat ekspresi yang tidak biasa dari Lan Wangji.

"..." tiba-tiba Lan Wangji memeluk Wei Wuxian erat.

"Aku mencintaimu dengan tulus, Wei Ying. Tidak peduli kau dalam bentuk apapun." yang di peluk bingung.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi dalam mimpimu?" Wei Wuxian memegang kedua pipi Lan Wangji, bersikeras agar kekasihnya memberitahunya.

Lan Wangji enggan, tapi ia tidak bisa dan tidak ingin menyembunyikan apapun dari Wei Wuxian.

"Kau terus menerus makan." Wei Wuxian mengerutkan alisnya. "Lalu?"

"...Menjadi gendut." ucapnya dengan enggan.

"Pfft---!!!" Wei Wuxian tertawa terbahak-bahak, tak disangka Lan Wangji bermimpi seperti itu.

"Ini sudah malam, jangan berisik."

"Ta-Tapi---hahahahahaha!! Lan Zhan oh Lan Zhan... Apa kau takut istrimu ini menjadi gendut?" katanya, masih dengan tertawa.

Lan Wangji tidak merespon.

Setelah puas tertawa, Wei Wuxian memeluk erat sang kekasihnya.
"Suamiku... Aku tidak akan gendut--pfft."

"Mm."

Lalu Wei Wuxian menatap wajah Lan Wangji dan tersenyum manis.

"Kau tahu? Stamina kita berdua sangat beda jauh. Saat kau melakukan ini itu berkali-kali, aku kehabisan stamina dan menjadi sangat lapar, sehingga nafsu makanku menjadi dua kali lipat."

"..Mm." Lan Wangji menjadi merasa bersalah.

"Badanku juga sangat sakit esok harinya dan aku menjadi sangat lelah~" katanya dengan suara yang memelas.

"Mm."

"Bagaimana kalau tiga hari sekali? Kau takut aku akan gendut, bukan? Kalau begitu kita tidak perlu melakukan nya setiap hari sehingga aku tidak akan makan yang banyak lagi." sarannya.

"Kalau itu alasannya, aku akan memberimu makan tiap hari." respon Lan Wangji.

"Kau makan lalu kau berolahraga." lanjutnya. Wei Wuxian menatapnya horor.

"Tidak adil, Lan Zhan! Aku lelah! Aku capek! Kumohon... janji yang pernah kuucapkan, anggap kau tidak pernah mendengarnya ya? Ya?" Wei Wuxian mencoba memohon. Tidak berhasil.

Lan Wangji menindihnya.

"Setiap hari ya setiap hari." lalu memutuskan untuk melanjutkan ronde berikutnya.
.
.
The end

MOTTO: EVERYDAY IS EVERYDAY!!!

Drabble WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang