Sebuah Permen

5.3K 683 67
                                        

Saat ini, Lan XiChen dan Lan Wangji serta dua malaikat mungil---Wei Wuxian dan Jiang Cheng sedang berjalan-jalan di sebuah pasar di kota kecil yang cukup ramai pengunjungnya.

Lan XiChen dengan senang hati menggendong mereka.

Wei Wuxian duduk diatas bahu milik Lan XiChen dengan tangannya memegang kepalanya sebagai tumpuan agar dia tidak terjatuh.

Sedangkan Jiang Cheng digendong oleh Lan XiChen dan duduk diatas lengan kokoh miliknya, dengan tangan mungil Jiang Cheng memegang erat baju milik Lan XiChen.

Lan XiChen masih merasa sangat bahagia dikelilingi oleh dua malaikat mungil yang manisnya bukan main.

Sementara sang adik---Lan Wangji masih dengan ekspresi yang murung, seolah-olah ia bersiap mengutuk sang kakak kapanpun dan dimanapun.

Jelas saja ini tidak adil.

Merasakan aura yang tidak baik dari adiknya, Lan XiChen berpura-pura tidak tahu. Sebaliknya, ia semakin senang untuk menjahili adiknya yang terbakar oleh api cemburu.

Bagaimanapun, mereka begitu takut dengan Lan Wangji karena wajahnya yang terlihat menakutkan padahal tidak terlalu.

Kasihan Lan Wangji.

"Gege! Gege! Aku menginginkan itu," Wei Wuxian mungil menunjuk salah satu kios yang menjual banyak permen yang manis dan unik bentuknya.

Matanya berbinar-binar saat melihat banyak permen warna-warni yang menghiasi kios tersebut.

"Apakah kau menginginkannya?" Wei Wuxian pun mengangguk dengan semangat.

Tentu saja dia menginginkannya.

"Aku juga..." Jiang Cheng pun menginginkannya sembari mengemut jari telunjuknya yang mungil.

Lan XiChen tersenyum, dia menurunkan Jiang Cheng serta Wei Wuxian secara perlahan dan mendekati penjual tersebut, lalu dia pun membeli dua permen berwarna ungu dan merah seperti yang mereka inginkan.

Mata mereka berbinar-binar menatap dua permen pemberian Lan XiChen, lalu dengan semangat mengambilnya dan tidak lupa mereka berterima kasih kepada Lan XiChen yang sudah memberikannya permen gratis.

Lan XiChen tersenyum puas.

Kini Wei Wuxian pun tidak lagi duduk di atas bahu milik Lan XiChen. Ia berjalan sambil memegang tangannya Lan XiChen, begitu pula dengan Jiang Cheng yang juga memegang tangannya.

Mereka mencicipi permen itu dengan perasaan senang.

Lan XiChen lagi-lagi merasa sangat bahagia, dua malaikat mungil menggenggam kedua tangannya.

Apakah ini sebuah mimpi? Dia menjadi tidak keberatan jika beberapa hari ke depan akan mengurusi mereka yang belum kembali seperti semula.

Melihat pemandangan itu, Lan Wangji menjadi sangat suram, bahkan orang yang lewat di sekelilingnya pun mulai menjauh karena merasakan aura-aura gelap yang membuat tubuh mereka merinding seketika.

Wei Wuxian menyadari hal yang tidak beres dengan Lan Wangji. Dengan tiba-tiba, dia melepaskan tangan Lan XiChen yang menggenggamnya.

Kaki mungilnya perlahan mendekati Lan Wangji, takut jikalau Lan Wangji menerkamnya secara tiba-tiba.

Tetapi ia masih peduli terhadap Lan Wangji yang wajahnya terlihat kesal sedari tadi.

"Gege... Apakah kau menginginkannya?" Wei Wuxian bertanya dengan hati-hati sembari memberikan permennya.

Mungkinkah Lan Wangji juga menginginkan permen dari kios tersebut? Dia berusaha memberikan permen miliknya kepada Lan Wangji, padahal dia masih ingin memakannya.

'Wah, Wei Gongzi ternyata anak yang murah hati,' pikir Lan XiChen yang masih mengamati mereka berdua dari kejauhan.

Lan Wangji tidak lagi mengeluarkan auranya yang gelap, ia menatap permen yang diberikan oleh Wei Wuxian mungil.

Pada akhirnya, kekasih mungilnya yang masih kehilangan ingatannya mau berinteraksi dengannya.

"Ingin." Dia pun langsung mengangkat tubuh Wei Wuxian mungil dan menaruhnya di bahunya, seperti membawa sebuah karung beras. Yang digendong pun hanya terdiam kebingungan.

Dia hanya memberikan sebuah permen kepadanya tetapi kenapa dia yang di bawa?

Lan XiChen yang melihatnya langsung menepuk dahi nya dengan pelan, adiknya salah menafsirkan perkataan Wei Wuxian mungil.

"Wangji, yang dimaksud Wei Gongzi adalah permen---Eh, Wangji?" Belum sempat Lan XiChen selesai berbicara, adiknya langsung membawa pergi Wei Wuxian mungil.

Meninggalkan mereka berdua yang masih berdiam diri ditempat.
.
.
.
The end
______________________________________

Note : Aku lanjutkan dari Wei Wuxian dan Jiang Cheng yang berubah menjadi kecil ya, hanya sebuah ide yang terpintas dikepalaku. Kali ini tidak ada niat untuk melanjutkannya, hahaha.
Maaf telat, tapi aku memberikan dua fanfic sekaligus untuk dibaca. Kuharap kalian tidak bosan membacanya. Terimakasih~

Drabble WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang