"Apa yang terjadi?!" Jiang Cheng mengacak-acak rambutnya, frustasi.
"Wei Wuxian! Ini semua salahmu! Jika saja kau tidak memberi mereka ramuan yang aneh, tidak akan seperti ini." Jiang Cheng menarik kerah depan pakaian milik Wei Wuxian.
Yang ditarik hanya menyengir.
"Ehehehe..." Dia menggaruk pipinya, sejujurnya dia pun juga kebingungan.
Ya salah dia sendiri, dia membeli botol ramuan aneh dari seseorang yang misterius, menawarkan kepadanya dengan harga terbilang murah.
Sebelumnya, dia tidak akan pernah membeli hal apapun yang mencurigakan.
Tapi entah dorongan dari mana, Wei Wuxian membelinya dan memberikannya kepada Lan bersaudara.
Sesudah mereka meminum itu, terdengar bunyi 'Poof' dan mereka berubah menjadi anak kecil, lalu mereka juga kehilangan ingatannya.
"Eh, jangan salahkan aku. Aku juga tidak tahu." Wei Wuxian tidak mau disalahkan.
Jiang Cheng agak sedikit menggeram.
Sebelum ia memarahi Wei Wuxian kembali, sebuah tangan mungil menarik bajunya dengan pelan.
Jiang Cheng melihat kebawah, ternyata Lan XiChen menarik pelan bajunya.
"Gege... Jangan bertengkar." katanya dengan raut wajah yang agak sedih.
Hati Jiang Cheng seperti ditusuk ribuan panah.
'M-manisnya...' batinnya dalam hati, ketika dia tidak kuat melihat Lan XiChen mungil memohonnya untuk berhenti dengan pandangan yang---manis.
Wei Wuxian melihat pemandangan itu pun berkomentar juga. Lan XiChen mungil sangatlah manis, menurutnya.
Lalu, mata Wei Wuxian tertuju kepada seseorang yang bersembunyi dibelakang Lan XiChen, yaitu adiknya---Lan Wangji.
Wei Wuxian tersenyum puas, kapan lagi dia melihat kekasihnya menjadi anak kecil dan lupa dengan ingatannya?
Dia memanggilnya.
"Eh, Lan Zhan... Kemari! Jangan takut kepada Gege-mu ini." katanya, ia berlutut dan merentangkan tangannya sembari memanggil Lan Wangji yang masih bersembunyi di belakang kakaknya.
Dia pun perlahan-lahan mendekati Wei Wuxian, lalu saat itu juga Lan Wangji mungil memeluknya dengan erat dan membenamkan kepalanya di bahu milik Wei Wuxian.
Wei Wuxian tertawa pelan, ternyata kekasihnya ini punya sifat pemalu.
Beruntung saja mereka berdua tidak ingat siapa mereka, kalau pun mereka ingat, sudah dipastikan mereka akan mengurung diri di kamar masing-masing.
Wei Wuxian mengusap kepala Lan Wangji dengan pelan.
"Lan Zhan, coba kau panggil Gege-mu ini." Wei Wuxian sedikit menjahilinya. Ia ingin mendengar Lan Wangji memanggilnya seperti itu.
Lan Wangji mengangkat kepalanya, menatap Wei Wuxian dengan pandangan yang datar.
Wei Wuxian membalas tatapan Lan Wangji dan masih menunggu dia bersuara.
"..."
"..."
"..Mama."
Wei Wuxian mematung seketika.
"Pft--" Jiang Cheng menahan tawanya.
"Lan Zhan, apakah kau sengaja?" Wei Wuxian balik bertanya dengan muka yang melas.
Yang ditatap masih berwajah datar.
"Mama." ia mengulanginya kembali.
"Hmph--" Seketika itu Jiang Cheng tersenyum meledek. Wajahnya menunjukkan seolah-olah dia meremehkan Wei Wuxian.
Wei Wuxian menatapnya dengan kesal, tidak terima bahwa Jiang Cheng meledeknya.
Pada akhirnya, Lan Wangji mungil tetap memanggil Wei Wuxian dengan sebutan 'Mama'.
.
.
The endNote: sejujurnya aku emang iseng. Ini absurd banget sebenarnya. Tapi emang pada dasarnya ide yg kudapatin suka yang aneh2, jadi gatal juga ingin ditulis. ^^"