"Wangji, sudah waktunya untuk makan."
.
"Wangji, sampai kapan kau akan seperti ini terus?"
.
"Wangji, apakah hanya dia yang kau pikirkan?"
.
"Wangji, sebenarnya aku dan paman tidak tega untuk menghukummu berkali-kali. Tapi yang melanggar harus dihukum."
.
"Wangji, Hentikan! Dia tidak akan kembali seberapa keras kau berusaha untuk mencari jiwanya."
.
"Wangji! Apa yang kau lakukan?! Lihat dadamu menjadi luka seperti ini dan berbekas. Kau sudah sangat mabuk!"
.
"Wangji, kau sudah membuat paman sangat marah. Hentikan! Sebagai seorang kakak, aku tidak tahan melihatmu seperti ini."
.
"Wangji..."
.
"Xiongzhang, izinkan aku untuk pergi ketempatnya, ke bukit Luanzang."
.
"Kau tidak dihukum lagi. Pamanmu juga tidak akan menghukummu lagi. Aku mengizinkanmu untuk pergi."
.
"Terimakasih."
.
'Wei Ying...'
.
'...Dimana kau?'*****
"---Lan Zhan!" Wei Wuxian tiba-tiba memeluk leher Lan Wangji dari belakang, tampaknya Lan Wangji sedang melamun saat ia membaca sebuah buku yang ada ditangannya."Lan Zhan? Apa yang sedang kau pikirkan? Aku baru saja pulang, melihatmu tidak bergerak sama sekali. Bahkan setelah aku menaruh belanjaanku di dapur, kau masih diam seperti patung." Wei Wuxian duduk di samping Lan Wangji, melihat Lan Wangji dengan senyuman khasnya.
"Wei Ying..."
"Mm?"
"Wei Ying..."
"Ya?"
"Wei Ying..."
"Ada apa, Lan Zhan?" Wei Wuxian tidak mengerti kenapa Lan Wangji terus memanggil namanya berkali-kali.
"Wei Ying." Lan Wangji menggenggam erat telapak tangan milik kekasihnya. Menatapnya dengan tatapan yang---sendu. walau ia mempunyai ekspresi super datar, Wei Wuxian bisa menyadari bahwa Lan Wangji sedang bersedih.
"Lan Zhan... Ada apa? Apakah ada hal lain yang mengganggumu?" tanyanya dengan nada khawatir, membalas genggaman Lan Wangji dengan lembut.
"Tetap disini." jawabnya.
"Tentu saja aku disini." Lan Wangji tidak merespon, tetapi genggamannya semakin kuat.
Kemudian, ia merasa mengerti dengan sikap kekasihnya itu, tangan kanannya bergerak untuk mengusap wajah Lan Wangji dengan lembut.
"Kau takut aku akan pergi?" tanyanya.
Lan Wangji menggeleng pelan, "Jika kau pergi aku akan mencarimu." jawabnya.
"Lalu apa yang kau takutkan?"
"..Menghilang dari dunia ini." Wei Wuxian terdiam beberapa saat, ia mengerti yang dimaksudkan oleh kekasihnya.
Sebegitu takutnya kah Lan Wangji kehilangan dirinya sekali lagi?
Ia tidak ingin melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, meninggalkan Lan Wangji sendirian selama bertahun-tahun, membuatnya hampir gila dan juga meninggalkan beberapa kesalahpahaman.
Ia hanya ingin bahagia bersama dengan orang yang dicintainya, memulai nya dari awal.
"Aku tidak akan menghilang, tentu saja aku juga tidak akan pergi dari sisimu." Kembali mengusap wajah Lan Wangji dengan lembut untuk menenangkan kekasihnya.
Walau tubuh yang dia tempati sekarang bukanlah tubuh dia yang dulu, tetapi tentu saja Wei Wuxian tidak ingin kehilangan tubuhnya sekali lagi.
Bahkan jika dia ingin pun, Lan Wangji pasti akan mencegahnya terlebih dulu.
Lan Wangji adalah alasan dia ingin bertahan hidup lebih lama hingga akhir nafasnya.
"Mm." Wei Wuxian tertawa pelan dengan respon yang diberikan.