"Hoaaahm~." Wei Wuxian terbangun sambil membentangkan tangannya, merengangkan tubuhnya yang sedikit pegal.
Ia baru saja terbangun dari tidur nyenyak nya, sembari mengusap mata untuk mengumpulkan kesadaran nya. Ia melirik ke sampingnya dan tidak mendapati seseorang yang semalam tidur bersamanya.
Ternyata orang tersebut telah bangun terlebih dahulu.
Dengan gerakan yang malas, ia turun dari tempat tidurnya dan mengambil pakaian yang ingin ia kenakan.
Ia mengambil pakaian kekasihnya yang berwarna putih dan memakainya asal-asalan di tubuhnya.
Ia berniat keluar sebentar dan berjalan untuk menikmati angin pagi, sembari mencari sang kekasih dimana ia berada.
'Aku akan mandi jika Lan Zhan memandikanku~,' batinnya.
Lalu ia kembali menguap, dengan langkah yang agak malas. Ia pun membuka pintu tersebut dan mendapati matahari yang cerah menyilaukan matanya.
Wei Wuxian menutupi wajahnya dengan punggung tangannya, menghindari silauan matahari yang mengenainya.
Dia keluar dari Jingshi, tempat ia dan Lan Wangji berada.
Lalu ia pun berjalan pelan sembari merentangkan tangannya kembali dan menguap, ternyata ia masih mengantuk.
Di tengah perjalanan, ia mendengar suara yang tidak asing baginya.
"Guk."
Seketika Wei Wuxian berhenti berjalan. Suara itu? Suara itu yang bisa membuat dia bermimpi buruk 7 hari 7 malam.
Dengan gerakan patah-patah ia menoleh ke belakang mendapat sebuah anjing yang ia kenali duduk dengan manisnya, menggoyangkan ekornya dan menjulurkan lidahnya.
"Guk." Ia membuat suara itu sekali lagi.
Kulit Wei Wuxian langsung putih memucat. Ia mulai berkeringat dingin.
"Guk." Merasa tidak mendapati respon, anjing itu membuat suara lagi, lalu ia mulai bergerak bermaksud mendekati Wei Wuxian.
"..."
"AAAAAHHHHHHHHHH!!! AAAAAHHHH!!! LAN ZHAAAANNN!! LAN ZHAAAANNNNNNNN!!!!" Seketika ia berteriak lalu berlari sekencang mungkin, melarikan diri dari anjing tersebut. Ia berteriak memanggil nama kekasihnya dengan wajah yang sangat pucat.
"Guk, Guk." Anjing tersebut malah mengejarnya, ia pikir Wei Wuxian bermain kejar-kejaran dengan anjing tersebut.
"AAAAHHHHHH!!!! AKU MASIH INGIN HIDUP!!! LAN ZHAN! LAN ZHAAAANN!! TOLONG AKUUUUUUU!!" Wei Wuxian menambah kecepatan larinya, berniat melarikan diri dari anjing tersebut, ia merasa jantungnya mulai melompat keluar dari tubuhnya.
Saat ia berlari dengan kencang, ia melihat ada seseorang yang sedang berjalan di depan sana, orang itu melihat Wei Wuxian dengan wajah terkejut.
"Senior Wei----!" Dengan cepat, Wei Wuxian melompat ke pelukan Lan Sizhui, ia melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Lan Sizhui dan memeluk lehernya dengan erat.
Lan Sizhui sangat terkejut dengan perlakuan orang tua angkatnya yang tiba-tiba, tetapi tangannya dengan refleks menopang tubuh Wei Wuxian agar tidak terjatuh.
"A-YUAN! TOLONG AKU!! TOLONG AKUUU!!! ADA ANJING!! HUWAAAAAA!!! PERGI! CEPAT PERGI!!!" teriaknya, ia mengeratkan pelukannya pada tubuh Lan Sizhui, membuatnya tidak bisa bernafas.
"S-senior Wei... Tolong, tenanglah..." katanya, ia dengan susah payah menopang tubuh Wei Wuxian.
"Aku akan mati, aku akan mati, akan mati! Aku tidak mau mati! Aku benci anjing! Huhuhuhu~ Singkirkan dia!" Wei Wuxian merengek seperti anak kecil membuat Lan Sizhui kewalahan menenangkan nya.