Anak yang hilang

6.2K 818 83
                                    

Wei Wuxian mengitari pasar di sore hari yang ramai di sebuah kota kecil yang dia singgahi.

Dia dengan Klan Lan sedang beristirahat di penginapan kota kecil sehabis berburu.

Selagi Lan Wangji dan yang lain beristirahat di penginapan, Wei Wuxian menyempatkan diri untuk berjalan-jalan sembari melihat-lihat hal yang menarik.

Saat ia sedang melihat-lihat di sebuah stand yang sederhana, sebuah tangan kecil memeluk kakinya.

Wei Wuxian sedikit terkejut lalu melihat ke arah kakinya.

"Hiks...mama..." ternyata seorang anak kecil berusia 2 atau 3 tahun, dengan muka yang sembab karena menangis.

Sepertinya ia terpisah oleh ibunya. Ia memeluk kaki Wei Wuxian dengan erat, tidak ingin melepaskannya.

Wei Wuxian bingung, ia menggerakkan matanya ke kiri dan kanan, mencari seorang ibu yang mungkin panik karena anaknya hilang, tetapi nihil.

"Hiks.... Mama..." ucapnya sambil terisak. Wei Wuxian merasa iba, lalu menggendongnya pelan.

"Hei, jagoan. Jangan menangis, apa kau terpisah oleh ibumu?" tanya Wei Wuxian, menggendongnya dan mengusap air matanya.

"..Iya.."

"Apa kau tahu dimana rumahmu?" anak kecil itu menggelengkan kepalanya. Wei Wuxian menghela nafas, memakluminya.

"Hm... Baiklah! Kita akan mencari ibumu, jadi tidak usah menangis lagi." anak itu mengangguk kecil dan berhenti menangis, Wei Wuxian tersenyum gemas.

Penurut juga rupanya.

Wei Wuxian mulai berkeliling, kepalanya sibuk bergerak kanan kiri. ia juga bertanya kepada orang yang berlalu lalang, apakah ada seorang ibu yang mencari anaknya yang hilang. Tetapi hasilnya tetap nihil.

Anak kecil itu terus memeluk leher Wei Wuxian dengan erat, sesekali ia menangis pelan. Sedih jikalau ibunya meninggalkannya.

Wei Wuxian menepuk punggungnya pelan dan berkata anak laki-laki harus kuat.

"Wei Ying." tiba-tiba ada sebuah suara memanggil namanya dari belakang. Wei Wuxian memutar balik tubuhnya kebelakang.

"Ah! Lan Zhan~," ia menghampiri kekasihnya dan tersenyum.

Lan Wangji menatap sesuatu yang digendong oleh Wei Wuxian.

Wei Wuxian mengerti maksudnya pun menjawab, "Anak ini terpisah dengan ibunya, jadi aku berusaha untuk membantunya mencari ibunya." katanya.

"Mm."

"HanGuang-Jun, Senior Wei!" Lan Junior menyapanya.

Ternyata mereka berdua juga ikut berkeliling di kota kecil yang ramai ini.

"Anak siapa itu?" JingYi terkejut.

"Anakku~," ucapnya blak-blakan. Lan Wangji merasa dejavuu, SiZhui tertawa pelan dan JingYi syok.

"Hah?! S-siapa wanita yang k-kau---" ucapannya terpotong oleh Wei Wuxian, tidak ingin salah paham. Apalagi didepan Lan Wangji.

"Bohong. Ini anak yang kehilangan ibunya, aku membantu untuk mencarinya." lanjutnya lagi. Lan JingYi ber oh ria.

"Ma..mama...hiks.." anak kecil itu mulai menangis lagi. Menggenggam baju Wei Wuxian dengan erat.

"Mama?!" JingYi tambah syok begitu juga dengan SiZhui yang ikutan terkejut.

Lan Wangji tidak ada respon.

"Jangan salah paham, anak ini memanggil mamanya." jelasnya sembari mengusap punggung anak kecil itu.

"Kita akan cari ibumu sampai ketemu, jadi jangan menangis lagi ya?" ucapnya kepada anak kecil tersebut. Dibalas oleh anggukan pelan.

"Ayo, kalian semua bantu aku mencari ibunya. Lan Zhan, kau juga."

"Mm." mereka semua bergerak untuk mencari ibu asli dari anak kecil tersebut.

Setengah jam mereka mencari-cari ibu dari anak tersebut.
Tiba-tiba seorang wanita berlari tergesa-gesa menghampiri Wei Wuxian.

"Mama!" anak kecil itu berteriak senang melihat wajah ibu nya, ia merentangkan tangannya ingin dipeluk oleh ibunya.

Wei Wuxian langsung memberikan anak tersebut ke ibunya. Ibunya langsung memeluk erat anaknya, merasa sangat lega karena ia bertemu dengan buah hatinya yang hilang beberapa saat yang lalu.

Ibunya langsung menunduk dan mengucapkan terimakasih berkali kali.
Wei Wuxian mengatakan itu adalah hal yang biasa.

"Anak kecil, siapa namamu?" tanyanya.

"C-Chao..." namanya adalah Chao Xing, ibunya yang menjelaskan.

Wei Wuxian tersenyum lalu mengusap kepala anak kecil itu dengan pelan.

"Nama yang bagus!" ucapnya.

"T-terimakasih..--" anak kecil itu dengan susah payah mengucapkan kata terimakasih, walaupun kata-katanya masih belum sempurna.

"...--Kakak yang... cantik." lanjutnya dengan susah payah.

"..." hening.

"PFT---" Lan Junior menahan tawanya.

Ibu dari si anak tersebut tersenyum kikuk.

Ibunya buru-buru menjelaskan bahwa anaknya mengira bahwa Wei Wuxian ini adalah perempuan, serta meminta maaf karena anaknya salah menganggap ia sebagai seorang perempuan.

Dan juga dijelaskan bahwa jika anaknya hanya berani mendekati perempuan daripada laki-laki.

Karena itu, anaknya berani mendekati Wei Wuxian dan bukan orang lain.

Lan Junior masih menahan tawanya.

"..." Wei Wuxian terdiam. Ia langsung mempertanyakan gendernya.

Lalu ibu dan anaknya pamit kepada Wei Wuxian dan yang lainnya.

Wei Wuxian menatap Lan Wangji yang berada di sebelahnya, yang di tatap juga menatap balik.

"Lan Zhan... Apakah wajahku seperti perempuan?" tanyanya dengan suara memelas. Tidak terima ia disangka perempuan oleh anak kecil.

Lan Wangji tidak menjawab, masih menatap Wei Wuxian.

"Pfft ---hihihi..." JingYi masih sibuk tertawa sembari memegang perutnya, sedangkan SiZhui tersenyum untuk menahan tawanya.

"Hei! Berhentilah tertawa! Tidak lucu!" protesnya kepada Lan Junior.

"Ta-tapi...pfft.. Bagaimana bisa senior Wei dianggap perempuan... Hahahaha." SiZhui menyikutnya pelan, bermaksud menghentikan JingYi yang masih sibuk menertawakannya.

Wei Wuxian kesal.

Tiba-tiba tangan Wei Wuxian ditarik kasar oleh Lan Wangji.

"Eh? Lan Zhan?"

"Kita pulang."

"Hm??"

Sekali lagi, Lan Wangji menarik tangan Wei Wuxian dengan kasar, supaya tubuhnya mendekat dengan tubuh Lan Wangji.

Lalu mereka berdua bertatapan.

"Aku ingin." Wei Wuxian masih tidak mengerti, Lan Wangji masih menatapnya dengan serius.

"Seorang anak." Wei Wuxian langsung paham apa maksud sang kekasih.

"T-Tunggu! Laki-laki tidak bisa melahir--waaa!!" tiba-tiba Wei Wuxian digendong seperti karung beras. "Lan Zhan!"

"Kita coba." ujarnya sambil berjalan meninggalkan Lan Junior yang masih terdiam ditempat. Orang yang lewat pun ikut heran melihatnya.

Tapi yang namanya Lan Wangji, jika ingin sesuatu, ia tidak peduli dengan yang lain.
.
.
.
The end
***************
Note: APA YANG MAU DICOBA?!

Drabble WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang