M I N G G U 0 2 / 0 9 / 2 0 1 8
~ ~ T I M E L E S S ~ ~
"MAMA mana Mbak? Kok belum keluar, emang Mama belum bangun Mbak." Tanya Alliya saat keluar dari kamarnya dengan perlengkapan sekolah yang sudah lengkap ia gunakan dan juga ia bawa dibelakang punggungnya.
"Enggak Mbak Alliya Ibu udah bangun kok, tapi Ibu memang tidak sarapan Mbak." Jawab perempuan yang berumur duapuluhan sambil menatap Alliya yang menaikan alisnya.
"Mama masih di kamar atau Mama sakit? Kok udah bangun tapi tidak sarapan?" Tanya Alliya yang sudah berdiri dibelakang kursinya.
"Enggak Mbak Alliya, Ibu tidak ada dikamar ataupun sakit Mbak Alliya. Ibu udah pergi tadi pagi kata Ibu, Ibu ada rapat penting di perusahaan jadi harus pergi pagi sekali karna semua datanya ada di ruangan Ibu Mbak Alliya. Jadi Ibu tidak sarapan dirumah." Penjelasan perempuan tersebut dianggukan oleh Alliya.
Alliya sadar kalau harapannya bukanlah sesuatu yang akan terwujud dengan mudah, menyapa yang tidak membutuhkan 10 detik saja jarang Mamanya lakukan apalagi menunggunya untuk sarapan. Semuanya begitu mustahil untuk Alliya.
"Eh Mbak Alliya mau kemana?" Tanya perempuan tersebut saat melihat anak majikannya melewati meja makan tanpa menyentuh sarapannya.
"Mbak Alliya tidak sarapan dulu?" Tanya Perempuan tersebut dengan sopan.
"Gak deh Mbak, Alliya makan di kantin sekolah saja. Kalau begitu Alliya pergi dulu Mbak ke sekolah dan bilang ke Mbok Alliya pulangnya sorean jadi gak perlu siapakan makan siang buat Alliya." Ucap Alliya dan dianggukan oleh perempuan tersebut.
"Alliya pergi Mbak."
"Hati hati Mbak Alliya."
"Siap Mbak."
Alliya melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu rumahnya dan bergegas berjalan kegarasi dan masuk kedalam mobil putihnya untuk pergi kesekolah.
Butuh tigapuluh menit Alliya mengendarai mobil putihnya untuk sampai disekolahnya. Alliya segera memakirkan mobilnya, mematikan mesin mobilnya dan keluar dari mobilnya setelah mengambil tas dan ponsel yang ada dikursi penumpang disampingnya.
Alliya berjalan dengan santai, karna jam tangannya masih menunjukan waktu yang masih cukup banyak untuk bel sekolah berbunyi, jadi Alliya lebih memilih jalan dengan santai tanpa harus berlari.
"Hem_" Alliya menghentikan langkahnya setelah melewati beberapa mobil.
"Ini mobil Kak Langit?" Tanyanya pada dirinya sendiri dengan tatapan bingung.
"Kalau mobilnya sudah terpakir berarti kak Langit datang duluan donk? Kenapa datang awal? Kayanya gak bisa jemput, tapi datang lebih awal dari pada aku. Padahal masih jam 6:40 menit." Ucap Alliya yang sekilas melihat layar diponselnya.
"ALLIYA!"
teriakan seorang perempuan yang sangat kencang membuat Alliya mengahlihkan pandangannya kearah suara teriakan tersebut. Alliya menggelengkan kepalanya saat melihat sahabatnya berdiri didepan pintu utama sekolahnya.
"WOI ALLIYA CEPAT SINI!"
Alliya menggelengkan kepalanya sebelum berjalan kearah sahabatnya melupakan tentang Langit yang ternyata sudah datang lebih awal dari dirinya.
"Sabar kali Gina. Lagian ngapain sih teriak teriak? Telinga aku masih sangat baik untuk mendengar, jadi jangan teriak teriak seperti tadi. Ini masih pagi dan aku masih ingin mendapatkan ketenangan ku yang berharga. Okay?" Ucap Alliya saat sudah berdiri dihadapan perempuan yang dikenal sebagai Gina-sahabat baik Alliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (END)
ChickLit"Aku bukan perempuan yang memiliki hati sekeras batu atau hati yang sebaik cinderella. Aku hanya perempuan biasa yang bisa menangis hanya karna tergores pisau. Aku bukan perempuan yang akan tersenyum saat melihat kekasihnya sedang berduan dengan per...