K A M I S 2 5 / 1 0 / 2 0 1 8
~ ~ T I M E L E S S ~
SEMUA pengurus Osis begitu juga dengan anggota ekstrakuler sedang mengelilingi api unggun sambil menunggu ketua Osis mereka kembali. Mereka hanya diam sesekali mendengar beberapa orang bicara tentang sesuatu yang berhasil membuat Alliya semakin diam, bahkan semakin terpojok dengan tatapan beberapa orang.
"Gila sih Langit, baru kali ini gue liat dia khawatir."
"Apa dia udah putus dari Alliya?"
"Apa Alliya dicampakan yah? Lagian gue gak liat Alliya dekat dengan Langit lagi."
"Apa langit yang dicampakan? Soalnya gue liat Alliya juga dekat sama Ray."
"Gila tuh Alliya, jangan jangan Alliya selingkuh dari Langt dan Langit juga melakukan hal yang sama."
"Bisa jadi sih."
"Apa kamu baik baik saja?" Tanya Ray yang duduk disamping Alliya.
"Hem_" Jawab Alliya tanpa mengangkat kepalanya.
"Dari pada kita diam diam gimana kita nyanyi? Gue bawa gitar siapa tahu_"
"Dari tadi kek. Mana gitarnya?"
"Gue ambil dulu."
Semua orang yang awalnya saling bicara menjadi diam menunggu salah satu dari mereka yang pergi mengambil gitar. Kemudian beberapa menit pria itu kembali dengan gitar yang ada ditangannya.
"Lagu apa nih?" Tanyanya yang sudah siap memainkan lagu pilihan teman temannya.
"Peri cinta-Marcell." Ucap salah satu perempuan dan dianggukan oleh pria tersebut.
Melody gitar mulai terdengar dan secara serempak semuanya mulai membuka nulutnya. Dari bait pertama hingga reff yang membuat semua orang langsung menyanyikan dengan kencang seakan tak perduli kalau adik tingkatnya sedang berada ditenda.
🎵🎵🎵🎵
aku untuk kamu,
kamu untuk aku
namun semua apa mungkin
iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu,
kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi
meski cinta takkan bisa pergi
🎵🎵🎵🎵
"Gue boleh pinjam gitarnya gak?" Ucap Ray saat lagu peri cinta telah selesai mereka nyanyikan.
"Tentu." Jawabnya sebelum memberikan gitat pada Ray yang berjalan kearahnya.
Ray kembali duduk disamping Alliya dan memetik beberapa senar untuk mendengar bunyinya.
"Elo mau nyanyi apa Ray?"
"Dengarkan saja." Jawab Ray akan pertanyaan temannya.
Ray mendekat pada Alliya dan membisikan sesuatu. Awalnya Alliya menolak, namun Ray membuatnya menggukan kepalanya.
Ray tersenyum sebelum kembali memetik senar gitar dengan lembut, seakan akan takut kalau senarnya akan mudah putus karna petikannya.
🎵🎵🎵🎵
(ANGGAP ALLIYA YANG NYANYI 😂)
Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (END)
ChickLit"Aku bukan perempuan yang memiliki hati sekeras batu atau hati yang sebaik cinderella. Aku hanya perempuan biasa yang bisa menangis hanya karna tergores pisau. Aku bukan perempuan yang akan tersenyum saat melihat kekasihnya sedang berduan dengan per...