25 "TIMELESS"

45.3K 1.8K 18
                                    

S E N I N 1 2 / 1 1 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

Alliya mematikan mesin mobil Gina saat sudah memakirkan mobilnya didalam garasi rumah Gina. Alliya keluar dari mobil Gina dengan santai, sebelum langkahnya terhenti sebentar karna pandangannya terhipnotis pada sesuatu sebelum kembali berjalan dengan senyum tipis dibibirnya.

Alliya menekan bel setelah sampai didepan pintu rumah Gina karna pintunya masih tertutup sangat rapat, hanya pak satpam saja yang tadi membukakan pintu gerbang, sekaligus pintu garasi rumah Gina agar Alliya bisa memakirkan mobil Gina.

"Eh Mbak Alliya, kiraan siapa yang datang siang siang ke rumah." Ucap perempuan yang menggunakan daster motif bunga bunga yang menyambut Alliya dengan wajah yang sangat ramah.

"Eh iya nih Mbak_Alliya mau antar mobilnya Gina yang ditinggal disekolah." Ucap Alliya sebelum mengulurkan kunci mobil Gina pada perempuan yang ada dihadapannya.

"Oh iya tadi Mbak Gina juga udah bilang sama Mbak kalau Mbak mau antar mobil. Mbak aja yang lupaz maklum Mbak lagi banyak pikiran." Ucapnya sebelum mengambil kunci mobil Gina setelah menepuk pelan jidatnya.

"Hehe Mbak_padahal masih muda loh, masa udah jadi pelupa sih." Ucap Alliya dan hanya ditanggapi tawa halus dari perempuan yang ada dihadapan Alliya.

"Oh iya Mbak, Alliya mau tanya donk? Ray masih ada di dalam yah Mbak?" Tanya Alliya yang memang saat memakirkan mobil Gina, Alliya melihat masih ada mobil Ray. Lebih tepatnya hal yang membuat Alliya sempat terhipnotis adalah mobil Ray yang ikut terpakir digarasi rumah Gina.

"Ia Mbak, Mas Ray masih ada diatas. Kayanya lagi kasih makan Mbak Gina deh dilantai atas, soalnya Mbak tahu sendiri kalau Mbak Gina susah makan kalau gak ada yang bujuk dan kebetulan ada Mas Ray, jadi sekalian Mas Ray bujuk Mbak Gina makan." Jawaban perempuan itu membuat Alliya menganggukan kepalanya sebelum menarik bibirnya.

"Yah udah deh Mbak, kalau begitu Alliya pamit dulu deh." Ucap Alliya.

"Gak masuk dulu Mbak? Biar Mbak panggilkan Mbak Gina sama Mas Ray? Atau langsung aja Mbak Alliya naik keatas?" Tanyanya dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Alliya.

"Gak usah Mbak, takut ganggu. Kalau gitu bilang aja nanti suruh Mbak Gina telpon saya kalau udah gak sibuk sama Mas Raynya." Ucap Alliya lagi dengan nada yang sedikit diberi nada jail.

"Sip Mbak." Jawab perempuan itu sebelum tersenyum lagi.

"Kalau gitu saya pamit dulu Mbak, selamat siang." Pamit Alliya.

"Hati hati Mbak."

Alliya melangkahkan kakinya, berjalan pelan menuju jalan luar komplek rumah Gina karna disini tidak ada taksi, kecuali kalau sudah depan kompleks perumahan Gina. Alliya berjalan dengan santai, dengan senyuman yang gak pernah luntur. Hanya ada satu alasan yang membuat Alliya tidak melunturkan senyumannya adalah kenyataan.

Alliya tahu kalau dua orang yang tidak terlihat perduli itu sebenarnya memiliki rasa perduli yang sangat besar. Dua orang itu dapat menipu hati mereka, tapi tidak dengan mata Alliya. Alliya dapat melihat dengan jelas kalau keduanya memiliki rasa yang lebih dari seorang teman.

Alliya tidak marah atapun kesal pada kenyataan kalau mungkin sebentar lagi dua orang itu akan memiliki hubungan yang lebih, justru Alliya bahagia karna keduanya ahkirnya memiliki dambatan hati yang baru dan Alliya hanya bisa berharap agar keduanya tidak saling menyakiti dan ahkirnya malah merusak hubungan yang sudah mereka jalin dengan baik.

(Hehehehe_kalau ada yg terkejut tiba tiba pas baca part ini author juga terkejut nulisnya. Author aja gak tahu kapan Ray sama Gina dekat? Mereka gak ada yang curhat sama Author, tiba tiba aja chat Author semalam kalau hubungan mereka mau di publikasikan sekarang 😂. Hehehehe_sebagai Author yang baik mah hanya bisa nurut, jadi Author sengaja cari part yang pas.

TIMELESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang