17 "TIMELESS"

54K 2.3K 11
                                    

S A B T U 0 3 / 1 1 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

ALLIYA berhasil menjadi sorotan semua orang saat pertama kali turun dari mobilnya. Setelah satu minggu lebih Alliya tidak masuk kini dia kembali menginjakan kakinya kesekolah. Mulai dari awal Alliya turun dari mobilnya, Alliya sudah berhasil menarik semua perhatian penghuni sekolah.

Semua orang tahu apa yang terjadi dengan Alliya. Apa alasan Alliya tidak masuk dan bahkan semua orang mungkin tahu kenapa sekarang tatapan yang Alliya berikan adalah tatapan yang sangat berbeda dari tatapan yang sering Alliya berikan. Kali ini tatapan yang Alliya berikan adalah tatapan yang bisa membuat orang merasa kasian pada Allliya.

"AL?" Teriakan perempuan yang menggema ditelinga Alliya dapat menghentikan langkah Alliya dan membuatnya memutar tubuhnya.

"_"

"Ahkirnya masuk juga, aku kira kamu gak akan masuk lagi." Ucap perempuan itu yang baru saja berhenti tepat didepan Allliya dengan nafas yang berat.

"Ini masih pagi Gin, jangan buat keribukan yang berhasil menarik perhatian semua orang." Ucap Alliya dan dijawab dengan anggukan oleh Gina sebelum meletakan tangannya dipundak Allliya.

"Sip bos, yuks ke kelas sebentar lagi upacara." Ucap Gina dan dianggukan oleh Allliya.

Jujur Alliya merasakan risi saat semua orang menatapnya, bahkan mereka sempat membuat Alliya berhenti beberapa kali untuk mengucapkan rasa duka mereka kepada Alliya. Alliya tidak bisa menampis dia benci saat orang lain menatapnya bahkan mengucapkan kalimat yang membuatnya terlihat sangat menyedihkan.

"Al, ayo?" Ucap Gina setelah membetulkan dasinya dan menarik Alliya pelan kelapangan untuk upacara.

"Sabar kali Gin." Ucap Alliya lembut sambil memasang dasinya yang belum terpakai.

"Hehehehe_abis aku senang udah gak sendiri lagi kalau upacara setiap hati senin." Ucap Gina dan diahkiri tawa halus yang membuat Alliya menatap Gina dengan tatapan yang tidak bisa Alliya jelaskan.

Alliya tahu kalau Gina membuatnya sibuk dengan sikapnya, berusaha keras membuat Alliya melupakan rasa sedihnya untuk sesaat walaupun Alliya tidak bisa membuat rasa sedihnya pergi walaupun hanya sebentar. Alliya merasa bersyukur, tapi Alliya juga merasa bersalah.

"Yuks." Ucap Gina lagi saat mereka sempat berhenti karna Alliya memakai dasinya.

Alliya baris paling belakang dengan Gina didepannya. Alliya menghembuskan nafasnya dengan kasar, pikirannya masih saja tertuju pada pelaku yang menabrak sang mama. Alliya sempat bertanya kembali pada Ayah dan Bundanya Aryo namun mereka masih berusaha menutupinya. Mereka mengatakan lebih baik Alliya fokus sama sekolahnya dan disaat yang tepat maka mereka akan memberi tahu Alliya semuanya.

"Al?" panggilan lembut yang membuat Alliya menatap ke arah sisi kanannya.

"Ray?" Ucap Alliya yang terkejut dengan menatap bingung kearah pria yang sedang menatapnya dengan senyuman tulus yang Ray tunjukan.

"Hay." Sapa Ray.

"Kamu ngapain baris disini? Kelas kamu disana Ray bukan disini." Ucap Alliya tanpa membalas sapaan dari Ray.

"Gak ada larangan kok Al jadi aku bebas untuk baris dimana pun." Jawab Ray yang membuat Alliya menggelengkan kepalanya sebelum kembali menatap kedepan.

"Terserah kamu deh Ray." Ucap Alliya pelan dan hanya ditanggapi dengan tawaan oleh Ray sebelum mereka kembali fokus pada upacara yang sedang berlangsung.

TIMELESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang