S E L A S A 2 0 / 1 1 / 2 0 1 8
~ ~ T I M E L E S S ~ ~
"Kamu belum dapat info Ray?"
"Belum Gin."
"Aku khawatir padanya Ray."
"Aku juga Gin, aku sangat khawatir pada Alliya yang tiba tiba menghilang."
Percakapan itu sedang dilakukan oleh dua orang yang sedang duduk didalam mobil Ray dan Gina. Dua orang itu sedang sibuk membicarakan sang sahabat yang menghilang bagaikan ditelan bumi_Alliya sejak kejadian dilapangan SMA mereka.
"Ini udah lama Ray, kita sudah cukup menunggu." Lirih Gina sambil menatap kearah luar dengan kaca transparan yang menampakan jalanan yang padat dengan semua kendaraannya.
"Aku tahu Gin, kita juga sudah berusaha. Kita sudah datang kerumahnya, tapi seperti yang kamu lihat rumah itu terkunci dengan rapat. Kamu bahkan sudah menghubungi keluarganya juga, tapi sama seperti Alliya_mereka juga menghilang. Kita hanya bisa menunggu untuk saat ini Gin, suatu saat Alliya pasti akan menghubungi kita." Ucap Ray sambil sesekali melihat kearah Gina.
"Kita sudah berharap akan hal itu selama lima tahun Ray. Kita sudah menunggu Alliya lebih dari lima tahun Ray, bahkan sampai sekarang kita tidak tahu apa yang terjadi sama Alliya saat itu. Seandainya kita mengikutinya saat itu, ini semua gak akan pernah terjadi. Kita pasti gak akan kehilangan Alliya." Lirih Gina sebelum memutar kepalanya melihat kearah Ray yang melihat kearah jalanan.
"Hem_aku yakin dia akan menghubungi kita dalam waktu dekat Gin. Kita sama sama sudah dewasa, aku yakin Alliya akan kembali dan menjelaskan semuanya sama kita." Ucap Ray sebelum menghentikan mobilnya karna lampu merah.
"_"
"Jangan seperti ini, dia pasti akan kembali sebelum kita menikah." Ucap Ray sebelum mengecup kening Gina dan kembali menjalankan mobilnya saat lampu mobil sudah berganti menjadi hijau.
Sudah lima tahun semuanya mereka lewati. Masa SMA, masa kuliah bahkan sekarang adalah masa dimana mereka sudah dikatakan dewasa. Semuanya bergerak layaknya roda namun tetap ditempat yang sama. Mereka tetap ditempat yang sama, terkubur dalam masa SMA yang tidak bisa mereka lupakan.
Masa yang membuat mereka harus tetap berdiri ditempat yang sama, tanpa bisa berpindah karna kenangan tersebut berhasil menahan mereka untuk tetap diam.
"Bagaimana kalau Alliya tetap tidak muncul Ray? Bagaimana kalau sampai ahkirnya kita tetap tidak bertemu dengannya Ray?" Tanya Gina dengan lembut, namun terselip nada suara yang menjelaskan kalau Alliya sudah putus asa.
"Percayalah Gin. Disana Alliya juga merindukan kita, dia pasti akan kembali disaat yang tepat dan kamu hanya perlu percaya kalau saat itu akan segera datang." Jawab Ray sebelum ahkirnya dianggukan oleh Gina dengan ekpresi yang tidak berubah. Masih ragu, namun berusaha untuk percaya.
Dilain sisi diruangan serba kream yang besar dengan orang orang berlalu lalang kesana kemari ada pria yang duduk disalah satu meja dengan tangan yang bergerak menggeser layar yang ia pegang dengan konsen. Matanya hanya tertuju pada layar tersebut, sampai sampai tidak sadar ada perempuan yang menatapnya dengan kesal.
"Apa kamu punya tunangan lain selain aku yah?" Tanya perempuan itu dengan nada kesal pada pria yang masih melihat layar dihadapannya.
"_"
"Apa lebih baik aku pergi aja?"
"_" Pria itu masih diam, tanpa ada tanda kalau pria itu akan menjawab atau merespon ucapan perempuan yang ada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (END)
ChickLit"Aku bukan perempuan yang memiliki hati sekeras batu atau hati yang sebaik cinderella. Aku hanya perempuan biasa yang bisa menangis hanya karna tergores pisau. Aku bukan perempuan yang akan tersenyum saat melihat kekasihnya sedang berduan dengan per...