S A B T U 2 0 / 1 0 / 2 0 1 8
~ ~ T I M E L E S S ~ ~
"OKAY semuanya kakak minta kalian baris sesuai kelas kalian, jangan ada yang baris tidak sesuai kelas karna anggota Osis yang lain akan mendata kalian terlebih dahulu!" Teriakan ketua Osis yang tak lain Gilang terdengar sangat tegas dan tampangnya berhasil menyihir semua perempuan.
"Baik kak!" Teriak beberapa orang sambio mulai melangkahkan kaki membuat barisan sesuai kelasnya masing masing.
"Kita udah bisa data belum Langit?" Tanya salah satu anggota Osis yang menatap Langit dengan pandangan bertanya.
Langit tidak langsung menjawab. Langit melihat kearah barisan adik kelasnnya, memastikan kalau barisan yang dibuat sudah rapi.
"Hem." Jawab Langit dan sedetik kemudian beberapa anggota Osis mulai meninggalkan tempatnya dan berjalan kebeberapa barisan.
"Apa anggota ekstrakuler sudah datang?" Tanya Langit pada perempuan yang berdiri disampingnya.
"Ada yang udah, ada yang belum. Mereka masih koordinasi dihalaman sekolah, mungkin sebentar lagi mereka akan kesini menghampiri kita." Jawab perempuan tersebut dan dianggukan oleh Langit.
Langit kembali menatap kearah depannya, melihat ratusan adik tingkatnya sedang berbaris dengan beberapa anggota Osis yang sedang mendata mereka satu per satu.
Satu pandangan berhasil membuatnya tersenyum dan pandangan yang dilihatnya juga tersenyum dengan manis kepada Langit dengan rambut yang diikat satu dengan tinggi.
Dilain sisi di halaman sekolah sudah ramai sekitar 20 orang lebih yang sedang menunggu dirinya di data sebelum bergabung dengan adik kelasnya yang sudah berada di hutan belakang sekolah mereka.
"Jadi tinggal 2 orang yah yang belum datang." Tanya salah satu perempuan yang bagian dari anggota Osis.
"Ia."
"Baiklah kalau begitu kita masuk saja dulu, biar mereka menyusul. Temannya tolong bilang suruh mereka menunggu di perbatasan gerbang hutan sama belakang sekolah."
"Sip Kak."
~ ~
Alliya menatap gerbang tinggi yang tertutup dengan rapat. Alliya menghembuskan nafasnya karna merasa sangat bodoh karna bangun kesiangan karna memikirkan sikap mamanya semalam yang membuatnya sangat senang.
"Mana sih kata Jihan ada yang akan kesini buat buka gerbangnya?" Tanya Alliya dengan sedikit kesal karna Alliya telah berdiri hampir sepuluh menit.
"Hem_" Suara yang bukan berasal dari Alliya tapi berasal dari orang yang ada dibelakangnya.
"Telat juga Ray?" Tanya Alliya yang melihat pria yang sudah berdiri disampingnya dengan tatapan pria itu yang mengarah pada gerbang sekolah belakang yang menuju hutan.
"Ia." Jawab Ray dengan santai.
"Em_ Sendiri?" Tanya Alliya lagi.
"Iya, sendiri." Jawab Ray
"Kenapa bisa telat?" Tanya Alliya yang mencoba untuk terus bicara pada Ray, karna Alliya benci situasi hening.
"Kamu kenapa telat?" Tanya Ray balik pada Alliya.
Alliya mengerutkan keningnya dan menatap Ray dengan tatapan bingung. Pria yang sedang Alliya tatapan seperti pria yang berbeda dari kemarin. Pria ini lebih terkesan cuek pada Alliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (END)
ChickLit"Aku bukan perempuan yang memiliki hati sekeras batu atau hati yang sebaik cinderella. Aku hanya perempuan biasa yang bisa menangis hanya karna tergores pisau. Aku bukan perempuan yang akan tersenyum saat melihat kekasihnya sedang berduan dengan per...