R A B U 2 1 / 1 1 / 2 0 1 8
~ ~ T I M E L E S S ~ ~
LANGIT baru saja kembali mengijak daratan setelah terbang diatas udara hampir 10 jam setelah melakukan perjalanan bisnis selama kurang lebih satu minggu. Langit melangkahkan kakinya menuju pintu keluar setelah menjalani proses pemeriksaan yang cukup memakan waktu untuk dirinya.
Langit melihat kesegala sisi_orang yang akan menjemputnya belum terlihat.
"Hem_kalau begini aku naik taksi saja." Ucap Langit pelan dengan hembusan nafas yang menandakan dirinya sangat lelah saat ini jika harus menunggu lagi.
langit mengambil ponsel yang ada disaku celana jeans hitamnya, sebelum ia menekan beberapa angka untuk membuka layar ponselnya.
langit tersenyum sangat tipis saat melihat layar ponselnya. Hanya dengan begini Langit tidak akan pernah melupakan sedikitpun tentang perempuan yang masih terus mengganggu pikirannya selama lima tahun ini_Alliya.
Langit kembali melanjutkan pergerakan tangannya sebelum meletakan ponselnya disamping telinganya. Dalam hitungan detik, orang yang ada disebrang sana mengeluarkan suaranya.
"Hallo?" Sapa perempuan disebrang sana dengan nada santai namun ada nada kesal disana yang dapat Langit dengar.
"Kamu dimana?" Tanya Langit to the point tanpa mau membalas sapaan perempuan disebrang sana.
"Macet! Tunggulah sebentar lagi aku akan segera sampai." Jawab perempuan itu dan dari sambungan telpon tersebutpun Langit dapat mendengar suara klakson beberapa mobil.
"Baiklah, hati hati."Ucap Langit.
"Hem_" Jawab perempuan itu sebelum memutuskan sambungan telponnya lebih dulu.
Langit menatap layar ponselnya yang sudah kembali kelayar awal sebelum memasukan ponselnya kedalam saku jeansnya.
Langit menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum melihat langit yang nampak sangat cerah, dengan matahari yang bersinar dan ditemani beberapa awan yang nampak dilangit biru terang.
Bruk
"Mbak hati hati donk." Ucap Langit dengan nada kesal karna melihat barangnya jatuh diatas lantai tanpa melihat dengan jelas siapa yang menabrak barangnya, karna yang ia pikirkan adalah beberapa kopernya yang sudah berbaring diatas lantai.
"_" Perempuan itupun masih diam sambil menahan rasa sakit karna pantatnya bertemu dengan lantai putih yang dingin.
"Ini bandara Mbak, bukan taman bermain yang bisa dengan mudah Mbak lari lari. Disini banyak orang Mbak, Mbak biaa saja membuat orang lain celaka. Untung hanya barang saya saja, lalu bagaimana kalau Mbak nabrak anak kecil ata_" Ucap Langit sebelum membangunkan kopernya yang masih ada dilantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (END)
ChickLit"Aku bukan perempuan yang memiliki hati sekeras batu atau hati yang sebaik cinderella. Aku hanya perempuan biasa yang bisa menangis hanya karna tergores pisau. Aku bukan perempuan yang akan tersenyum saat melihat kekasihnya sedang berduan dengan per...