15 "TIMELESS"

54.6K 2.4K 14
                                    

K A M I S 0 1 / 1 1 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

"AL?" Alliya yang merasa terpanggil mengalihkan tatapannya dari album foto dengan sampul putih yang ada di pangkuannya sebelum melihat kearah suara.

"Ada apa?" Tanya Alliya setelah menatap pria yang tidak lain adalah Aryo dengan tatapan teduh milik Alliya atau bisa di katakan tatapan kosong milik Alliya.

"Em_" Aryo menatap Alliya dengan ragu sebelum duduk disamping Alliya dengan tetap menatap Alliya.

"Aku tahu kamu masih sedih Al, ini baru satu minggu sejak kepergian tante Anggi. Aku tahu kamu belum benar benar tenang untuk memutuskan semuanya. Apa gak lebih baik kamu ikut kami ke Bandung dulu? Kamu bisa menenangkan hati kamu disana dan jika memang kamu ingin kembali maka kami akan mengantar kamu kembali kesini." Ucap Aryo dengan hati hati pada Alliya agar tidak menyinggung perasaan Alliya.

"Rasanya akan ada yang hilang Aryo kalau aku meninggalkan tempat ini. Tempag ini memiliki sejuta kenangan yang sudah menempel dalam diriku." Ucapan Alliya dengan lembut dan  berhasil membuat Aryo terdiam.

"_"

Alliya menghembuskan nafasnya dengan kasar, sebelum kembali menatap album foto yang ada dipangkuannya dengan tatapan yang menandakan Alliya merindukan sosok yang ada di foto yang sedang Alliya lihat.

"Jika aku lari maka akan sulit untuk aku berhenti Ar. Jika aku memutuskan pergi maka sulit untuk aku kembali kerumah ini. Aku ingin mulai belajar untuk menerimanya, bukankah pada ahkirnya aku harus menghadapinya suatu saat nanti. Anggap saja ini keputusan pertama yang aku buat untuk kehidupanku kedepannya." Ucap Alliya dengan tatapan yang mengarah pada salah satu foto yang terdapat tiga sosok yang terpampang sangat jelas.

Senyum bahagia terpampang jelas disana.

"I will never leave." Lanjut Alliya sebelum tersenyum tipis.

"Kalau kamu ke Bandung bukan berarti kamu lari Al, pergi ke Bandung bukan berarti kamu tidak akan kembali. Kamu ke Bandung hanya untuk menenangkan diri kamu, karna pada ahkirnya kamu harus kembali dan menghadapi semuanya." Ucapan Aryo tanpa sadar berhasil menjatuhkan air mata Alliya.

"Aku tahu Ar_maka dari itu aku memilih untuk menghadapinya sekarang. Aku tidak ingin pergi kemanapun, karna pada ahkirnya aku harus kembali." Ucap Alliya pelan setelah menghapus air matanya dengan kasar.

"Kamu yakin? Apa kamu bisa menghadapinya sekarang? Kamu masih perlu waktu Al." Ucap Aryo.

Alliya mengangkat kepalanya dan kembali menatap Aryo.

"Lebih baik untuk sekarang Ar, lebih baik untuk aku merasakannya dari sekarang. Lebih baik untuk aku belajar dari sekarang. Aku tidak akan pernah maju jika aku masih tetap diam. Kenangan mereka tidak pernah menjadi penghalang bagi diriku Ar, tapi perasaanku yang akan menghalangku. Semuanya akan lebih mudah jika aku menghadapinya sekarang." Ucap Alliya pelan dan Aryo tahu kalau Alliya sudah menentukan keputusannya.

"Satu keputusan kamu akan mengubah semuanya Al. Kamu yakin dengan keputusan kamu? You will never be able to restore anything that you passed." Ucap Aryo dan dianggukan oleh Alliya.

"Ini adalah langkah pertama yang aku buat tanpa mama disamping aku Ar dan aku harap kalian akan mendukung aku. Apapun keputusan yang aku buat, karna aku memerlukan kalian. Dukungan kalian." Ucap Alliya setelah kembali menatap Aryo.

Aryo menggukan kepalanya sebelum memberikan senyuman tulus bagi Alliya.

"Kami gak akan pernah meninggalkan kamu Al, kami akan selalu mendukung kamu meskipun tanpa kamu memintanya." Ucap Aryo sebelum membawa Alliya kedalam pelukannya.

"Makasih Ar."

"Tidak perlu mengucapkan terimakasih Alliya. Apa yang aku lakukan adalah hal yang wajar yang dilakukan oleh seorang abang pada adiknya." Ucapan Aryo tanpa sadar membuat Alliya menarik bibirnya setelah  satu minggu lebih Alliya tidak pernah menarik bibirnya.

"Sekarang kamu terlihat benar benar seperti abang." Ucap Alliya sebelum Aryo melepaskan pelukannya dan menatap Alliya sebelum memberikan senyuman tulusnya pada Alliya.

"Hem kamu benar_bahkan sekarang aku mulai terbiasa menggunakan kata aku, kamu sama siapapun Al. Jika orang bilang keluarga adalah hal yang terbaik maka aku katakan itu adalah fakta yang paling benar diantara semua fakta. Kita akan terus maju dengan semua hal yang kita alami Al, semuanya akan menuntun kita menjadi lebih baik. Percayalah, hanya menunggu yang bisa kita lakukan sampai hal itu datang."

Alliya menggukan kepalanya. Alliya mengerti maksud ucapan Aryo. Semuanya butuh waktu untuk bisa Alliya mengerti. Semua butuh waktu untuk Alliya bisa kembali melanjutkan kehidupannya seperti dulu, walapun pasti akan ada cela dikehidupan selanjutnya yang sudah menunggu untuk Alliya lewati.

"Baiklah kalau begitu aku masuk dulu, jangan terlalu lama diluar Al." Ucap Aryo dan dianggukan oleh Alliya sebelum Aryo meninggalkan Alliya sendiri.

Alliya menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum kembali menatap album foto tersebut.

"Aku akan terus berjalan Ma, Pa. Aku akan menunjukan pada semua orang kalau putri kalian adalah putri yang hebat dan itu semua karna kalian. Hanya karna kalian." Ucap Alliya sebelum menutup album foto tersebut dan hanya diam menikmati angin yang menampar wajahnya dengan lembut.

Alliya menapat layar ponsel yang ada disampingnya. Layar tersebut menunjukan nama seseorang. Alliya ragu untuk mengangkat telponnya karna alasan dia tidak datang kesekolah hari ini karena ia ragu jika ia bertemu dengan beberapa orang maka ia akan ragu dengan keputusannya.

Tidak lama setelah deringan tersebut tidak terdengar ada notifikasi yang membuat Alliya mengambil ponselnya dan tentu saja notifikasi tersebut berasal dari sahabatnya. Gina.

GINA BAWEL 👧

Aku gak akan marah  Al kalau kamu belum mau terima telpon dari aku Al. Aku akan selalu ada mendukung kamu Al, aku tidak akan membiarkan kamu sendirian. Jadi cepatlah masuk sekolah karna aku sendirian disini. Kamu tahukan hanya kamu saja sahabatku dikelas. Jadi jangan lama lama gak masuknya, Okay! Sampai jumpa Alliya .

Alliya menghembuskan nafasnya dengan berat, namun tetap diahkiri dengan senyuman. Ia masih harus bersyukur karna masih banyak orang yang mengkhawatirkan dirinya. Disaat seperti inilah semua orang tahu mana sahabat, mana musuh.

Alliya mulai mengetik beberapa kata sebelum menekan send.

Makasih Gin, sampai jumpa.

Alliya menatap layar ponselnya saat pesan yang ia kirim telah dibaca oleh Gina. Alliya berdiri dari kursi panjang depan rumahnya dan memeluk album foto tersebut setelah memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Namun baru saja Alliya ingin masuk kedalam rumahnya langkahnya terhenti tiba tiba karna suara seseorang yang memanggil namanya.

"Al?" Alliya tahu suara siapa itu, Alliya ingin melangkahkan kakinya lagi namun suara itu kembali terdengar.

"Beri aku waktu lima menit Al, setelah itu aku yang akan pergi. Hanya lima menit." Ucapnya lagi yang berhasil membuat Alliya memutar tubuhnya pelan dan melihat pria yang berdiri dihadapannya kini. Alliya menatapnya dengan tatapan yang sama seperti terahkir kalinya ia bertemu dengan pria yang masih diam menatap Alliya.

~ ~ ~ ~

TIMELESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang