8 "TIMELESS"

59.9K 2.7K 21
                                    

M I N G G U 2 1 / 1 0 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

"SEMUANYA berkumpul buat lingkaran kita akan melakukan malam dengan api unggun." Ucap perempuan yang menggunakan baju biru dengan pengeras suara yang dia letakan didepan mulutnya.

Tidak butuh waktu yang lama semua orang mulai berkumpul membuat lingkaran besar.

"Kak Langit, mereka udah rapi nih. Kakak mau ambil ahli sekarang?" Tanya perempuan tersebut dan dianggukan oleh Langit.

"Okay adik adik disini kita akan mulai mendengarkan keluh kesal kalian selama masuk kesekolah ini. Disini kami memberikan kesempatan pada kalian untuk mengeluarkan unek unek kalian. Kami akan berusaha mendnegarkannya dan soal acara jerit malam kami membatalkannya karna ada masalah dengan sistem yang kami buat. Jadi jerit malam akan kami gantikan dengan pengenalan ekstrakuler agar besok kalian bisa lebih santai." Ucap langit sambil berdiri ditengah tengan ratusan orang.

"Acara pertama kita adalah mendengarkan unek unek kalian. Siapa yang mau berbicara kakak beri kesempatan sekarang, jadi siapa yang ma_"

Semua orang sibuk berkumpul dilapangan dengan api unggun yang sudah hidup menyala, tapi tidak dengan Alliya. Alliya  berada sedikit jauh dari semua orang tapi tetap mengusahakan agar cahaya dari api unggun tetap ia lihat.

"Kenapa diam disini?"

"Hanya ingin." Jawab Alliya sebelum pria yang tidak lain adalah Ray duduk disampingnya dengan Alas tikar.

"Jangan tunjukan pada siapapun kalau kamu takut Al."

"Aku tidak menunjukan pada mereka Ray, aku hanya ingin sendiri. Hanya itu."

"Tapi sikap kamu Al, sikap kamu menunjukan semuanya. Memisahkan diri dari orang lain, diam padahal orang tahu siapa kamu disekolah. Perempuan yang banyak bicara melebihi juru bicara. Semua orang pasti melihat kamu aneh hari ini." Ucapan Ray benar itulah yang Alliya pikirkan. Alliya memang menjadi lebih berbeda saat ini.

"Kenapa dari semua orang harus Kamu yang selalu mengetahui tentang aku? Kenapa dari ratusan orang yang ada disini hanya kamu yang bertanya padaku? M_"

"Karna kamu menutup diri kamu Al."

"Apa iya?" Tanya Alliya dengan senyum tipisnya.

"Kalau aku menunjukan semuanya pada mereka maka aku akan dilihat bagaikan perempuan biasa yang hanya menginginkan belas kasih dari mereka semua Ray. Trauma yang datang hanya karna sepele akan membuat mereka menertawakan aku dengan tiada hentinya. Aku harus terus menutupny_"

"Sampai kapan Al, kalau kamu tidak mau mereka tahu maka lawan ketakutan kamu dengan begitu kamu bukan orang yang nyata bukan menjadi putri palsu yang selalu memakai topeng." Ucapan Ray membuat Alliya tertawa pelan, Alliya tidak tersinggung karna yang diucapkan Ray adalah kenyataan.

"Kapan kamu akan memberitahu Langit? Apa kamu gak ada niat memberitahunya? Setidaknya dia akan menjaga kamu leb_"

"Cukup Kamu yang tahu dan aku tidak ingin menambah satu orang lagi yang akan selalu memperhatikan aku hanya karna masalah traumaku. Lagian belum tentu ia akan mengerti Ray. Aku sudah cukup mendapat perhatian dari kamu. Rasa khawatir kamu sudah cukup untukku."

Ray menatap Alliya dengan tatapan yang tidak bisa Ray jelaskan. Banyak sekali arti dalam tatapan Ray, dari semua mantan Ray hanya dengan Alliyalah yang bisa membuat Ray  merasakan kalau Ia sangat dibutuhkan. Hanya bersama Alliyalah Ray merasa menjadi pria yang sangat baik. Hanya bersama Alliyalah Ray selalu ingin menjadi yang pertama buat perempuan.

TIMELESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang