Bagian-9

36K 1.3K 3
                                        

Kedatangan kedua kakak sepupunya membuat apartemen Diana seperti kapal pecah.

"ya ampun bang,berantakan banget sih aku tuh cape bang baru pulang kerja" Liana kesal ia baru pulang kerja disambut dengan keadaan apartemen yang berantakan.

"nanti di beresin lagi,tanggung sekarang lagi main ps nih" Liana memutar bola matanya jengah.

"mendingan kalian balik aja deh ke jakarta,bisanya cuma berantakin aja kalo kakak tau kalian bisa di usir" Liana mengingatkan akan sifat Diana yang mudah marah jika sesuatu yang rapih jadi berantakan.

"iya nanti di beresin bawel banget sih" ia pergi kekamarnya untuk istirahat akibat pekerjaan yang menumpuk.
.
.
.
.
"Dok,anda di tunggu dokter johan diruangannya" suster fani menyampaikan perintah pak johan ia langsung bergegas ke ruangan pak johan.karena terburu-buru Diana tak sengaja menyenggol bahu seseorang.

"aduhh...maaf saya gak sengaja maaf yah" Diana kembali berjalan tapi tangannya di cekal orang itu cukup kuat.

"mau kemana lo?liat nih hp gua ganti rugi" Diana melepaskan cekalan itu betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah orang itu.

"Lo?cowok mesum gua kan udah minta maaf budeg yah" orang itu adalah Matthew,sedang apa ia di rumah sakit? Ia kembali mencekal tangan Diana.

"gua gk mau tau,ganti rugi gak" kali ini cekalannya cukup kuat.

"gak gua gak mau,lepasin tangan gua sakittt!!!" akhirnya tangannya di lepaskan meninggalkan bekas di pergelangan tangannya,Diana langsung pergi.

Skip ruangan.Diana duduk berhadapan dengan dokter johan "ada apa anda memanggil saya?" langsung to the point

"setelah mempertimbangkan semuanya,saya memutuskan anda akan menjadi dokter tetap disini,mulai sekarang anda menjadi pegawai tetap disini" Diana sangat senang bearti dia tidak magang lagi disini.

"terima kasih pak,saya sangat senang sekali lagi terima kasih" ia langsung meninggalkan ruangan pak johan dengan perasaan senang.jam makan siang sudah tiba Diana mengajak suster fani untuk makan di luar,mereka sedang menunggu pesanan mereka.

"dok?bayi itu gimana?" suster fani menanyakan keputusan Diana tentang bayi itu.

"saya akan merawatnya dan rencananya saya mau bawa dia besok" suster ber oh ria,makanan mereka sudah datang.

"silahkan di makan"mereka menyantap makan siang mereka.setelah makan siang mereka kembali ke rumah sakit dengan jalan kaki kebetulan dekat dengan rumah sakit ia membulatkan matanya dan mulutnya membentuk huruf O "mimpi apa gua semalem ketemu cowok mesum itu lagi" batinnya.Matthew seperti melihat orang yang ia kenal.

"itu dokter tengil ngapain sih dia di sini" Matthew menghampirinya.

"ngapain lo disini?" Diana menatap tajam ke arahnya.

"makanlah,emang ini restoran punya nenek moyang lo?" ia melanjutkan makannya walaupun mood makannya sudah hancur.

"lo ngikutin gua yah?" Diana menyemburkan makannya ke pakaian Matthew.

"gua?ngikutin lo?kaya gak ada kerjaan aja najisun gua ngintilin cowok mesum kaya lo..byeee!!!" ia langsung pergi tanpa meminta maaf dulu,Matthew berusaha mengejarnya tapi gagal karena ia sudah pergi dengan mobilnya.

"awas lo dokter tengil"

****
Diana memasuki ruangannya dengan wajah kesal,seorang dokter masuk dia begitu tampan dengan otot yang tetcetak di balik kemeja putihnya.

"siang dokter Diana" diana tersenyum ramah.

"siang dokter Alfa,ada apa yah?" Dokter Alfa menyerahkan sebuah undangan.

"saya di suruh pa johan untuk mengantarkan undangan ini" Diana lupa menyuruhnya duduk.

"silahkan duduk dulu,undangan apa yah dok?" ia menerima undangan itu.

"ini undangan anniversarry pernikahan pak johan" Diana mengangguk.

"terima kasih yah dok,saya usahakan datang".

"Kalo gitu saya permisi dulu yah dok"

"Sekali lagi makasih dok!"

Kini tinggal dirinya yang berada di ruangannya sendirian.

MY DOCTOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang