Bagian-11

33.2K 1.2K 15
                                    

Diana dan Liana sedang bersiap-siap untuk pergi "udah cantik ka" ia terus memperhatikan Diana yang masih duduk di kursi meja riasnya "udah jangan di pikirin ka,ayo udah telat nih" Diana dan Liana pergi untuk menjemput fani "kalian hati-hati yah,jangan ngebut ok" Liana memberikan jempol kepada mereka.kini mereka sudah berada di depan rumah suster fani "malam dok" Fani menyapa Diana "kalo di luar jam kerja panggil aja nama,jangan pake embel-embel dokter" Fani tersenyum kikuk "iya dok,eh Diana" mereka pun langsung pergi di perjalan Diana terus melamun "udah sampe dok ehh..Diana" Diana memarkirkan mobilnya lalu bergegas masuk ia di sambut oleh pak johan beserta keluarganya,tapi sepertinya ia mengenal ibu itu "nyonya?nyonya yang waktu itu marahin saya kan sampe ngancem saya?" ibu itu tersenyum kikuk "kamu kenal istri saya?" baru saja ia hendak bicara tapi omongannya di potong oleh seseorang "waktu itu mama salah masuk ruangan pa,dia orang yang waktu itu aku ceritain"
Pak johan hanya mengangguk saja lalu mereka pergi meninggalkan Diana dan Matthew berdua "dunia ko sempit banget,sangking sempitnya gua harus ketemu cowok mesum kaya lo semoga ini pertemuan terakhir" ia langsung pergi "gua juga berharapnya gitu" tapi sepertinya dunia tak berpihak pada mereka.pesta telah usai para tamu membubarkan diri tapi Diana,Liana,dan Fani di sana karena perintah pa johan "kalian kembar tapi ko gk mirip?" tanya istri pak johan "kita kembar identik" mereka hanya mengangguk saja "kita permisi yah udh larut malam " setelah berpamitan mereka langsung pergi.

Setelah mengantarkan Fani,mereka tidak pulang justru sedang menepi di pinggir jalan "hallo ma,kaka ma kaka"
Wajah ana panik sambil menghubungi mamanya
"Diana kenapa Ana?" suara mama terdengar panik
"Kaka kecelakaan,mama cepet kesini ma sekarang kaka di rumah sakit lagi di IGD"
"Ok,mama sama papa bakalan kesana"
Klik...sambungan di matikan "beres ka" mereka bertos ria dan kembali jalan.

Setelah memarkirkan mobil di halaman apartemen mereka masuk ke dalam apartemennya dan di sambut kegaduhan Leo dan Gilbert "kalian gpp kan?" Gilbert memutar-mutar tubuh Diana dan Liana "izhh..apaan sih kita gpp bang" Leo menjewer kuping mereka "sakit bang,lepasin" setelah terlepas mereka mengusap-usap kuping mereka yang merah "kalian kerjain orang tua kalian?abang laporin yah?" mereka langsung memeluk Leo dan Gilbert "jangan bang, sebenernya kita ada urusan sama mama and papa" Leo dan Gilbert menatap mereka, dan mereka memberi tanda dua jari "serius bang,kita tidur duluan yah"mereka langsung pergi kekamarnnya baru saja ia selesai mengganti pakaiannya handphonenya berdering " pak johan?ngapain yah malem-malem gini telpon?" ia menggesernya ke tanda hijau "hallo pak?selamat malam ada apa yah?"
"Cepat ke rumah sakit sekarang"
"Baik pa" ia bergegas pergi dengan pakaian tidur ia memakai snelli dokter nya.

Setelah sampai rumah sakit ia berlari melewati lorong-lorong rumah sakit "dokter johan menunggu anda di ruang operasi" ia berlari ke ruang operasi,ia memakai pakaian operasi "ada apa ini pak johan?" pa johan mengajaknya ke hadapan seorang perempuan yang sudah tidak sadarkan diri dan tubuhnya banyak luka bekas pukulan,wanita ini dia perempuan yang waktu itu periksa kehamilannya dan meminta Diana untuk merawat anak-anak nanti "apa yang terjadi?kenapa dia seperti ini?" Diana bingung dengan kodisi wanita itu "dia dianiaya oleh orang tidak di kenal,dan sekarang keadaannya kritis kita harus operasi untuk menyelamatkan anaknya" Diana mengangguk saja.

Selang 8 jam operasi akhirnya selesai juga, Diana kembali keruangannya dengan wajah kelelahan. Fani masuk keruangan Diana "maaf dok pasien itu ingin bertemu anda" ia memakai kembali snellinya lalu pergi keruang UGD.
Saat ia sampai di ruangannya wanita itu tersenyum padanya lalu ia menghampirinya dan menggenggam tangannya "selamat yah,anaknya sehat dan tidak ada kurang apapun" ia hany tersenyum lalu tetesan air matanya jatuh "terima kasih dok,saya tidak akan hidup lama tolong jaga mereka dok" Diana menghapus jejak air matanya.

MY DOCTOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang