Bagian-10

35.7K 1.3K 1
                                    

Hari ini Diana begitu sibuk hingga harus pulang larut malam,baru saja sampai rumahnya ia harus di sambut dengan keadaan rumah yang begitu berantakan.

"wish baru pulang ni ibu dokter" ia nampak kesal.

"diem deh bang aku cape,jangan di berantakin dong" mereka langsung merapikannya

"udah rapi kan,mendingan kamu istirahat sana pasti ngantuk"

Diana langsung masuk ke kamarnya " liat aja yah lo cowok mesum"

***
Keesokan paginya jalanan begitu macet.

"ini jalanan macet lagi,mana gua udah telat" Diana melihat mobil di sebelahnya mobil dengan sepasang kekasih sedang bermesraan di dalamnya,tadinya Diana tidak peduli tapi karena kesal dengan bunyi klakson mobil yang lain dengan amat terpaksa ia keluar dari dalam mobilnya dan mengetuk jendela mobil itu.

"woy buka" kacanya di turunkan Diana melepaskan kacamatanya "saya sungguh minta maaf tuan jika mengganggu,tapi apa anda tidak melihat di belakang mobil sudah mengantri panjang" Ternyata orang itu Matthew, Matthew turun dari mobilnya dan Menghampiri Diana yang berdiri dengan kacamata yang menahan rambut depannya dan menambah kadar kecantikannya.

"kenapa sih lo hobby banget ganggu gua sama pasangan gua" Diana nampak menahan amarahnya.

"kan gua udah minta maaf,seharusnya lo sadar yang lo lakuin itu hal tidak senonoh di tempat umum,kenapa sih?lo gak pernah mikir sebelum ngelakuin sesuatu!"

Matthew menunjuk wajah Diana "jangan ikut campur"

Diana menepis tangannya dari wajahnya "sebenernya gua juga males berurusan sama lo,gua cuma ingetin lain kali kalo mau senang-senang cari tempat yang elit sedikit dong,mikir boy" ia tersenyum merendahkan sambil menunjuk kepala Matthew, ia kembali masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkannya,Matthew nampak kesal.

"Pagi dokter Diana"

Diana tersenyum ramah

"pagi dok,saya duluan" senyum manis Diana mampu meluluhkan hati siapa saja.

ia tertawa keras karena mendengar cerita dari sahabatnya yang menurutnya arogan.

"lagian lo juga salah matt,udah tau tempat umum malah maen nyosor mulu" ia masih saja tertawa.

"ah lo sama aja kaya dia nald" ia kesal dengan sahabatnya itu.

"kalo gua jadi dia,gua juga bakalan ngelakuin hal yang sama lain kali lo cari tempat yang elit bro" di pikir-pikir kata-kata Ronald ada benarnya juga.

"gua harus ketemu sama desain interior coffe shop kita lo mau ikut gak?" Ia mengangguk mereka pun pergi.

****
Hari ini Diana menangangi ibu muda yang akan melahirkan.

"dok dia mengalami pendarahan" suster fani nampak panik.

"kita harus segera melakukan operasi,siapkan ruang operasinya" suster fani langsung pergi,di dalam ruangan diana di bantu dokter joy.

"kita hanya bisa menyelamatkan salah satu dok" ia menghela nafas panjang.

"dengan berat hati kita selamatkan ibunya" mereka melakukan operasinya hasilnya di luar dugaan keduanya selamat.

"selamat yah dok,di luar perkiraan loh" ia tersenyum bangga.

"terima kasih dok,saya duluan yah" ia kembali ke ruangannya fani datang.

"dokter nanti malam mau ikut gak?" ia mengerutkan dahinya bingung

"kemana?" fani mendesis kesal.

"ke acara annivrrsarry itu" ia hanya manggut-manggut.

"ikut itung-itung melepas penat,nanti saya jemput kamu aja fan ntar share lok aja ok"

fani mengangguk "siap dok,saya permisi yah"

tokk...tokk...tokk... Pintu ruangannya di ketuk seseorang

"masuk" masuk lah Liana

"ngapain ke sini?" Liana langsung duduk saja

"emang kenapa,kaka kenapa ko keliatan bingung sih?" ia memberikan sebuah surat kepada Liana,ia membaca isi surat itu

"terus keputusan kaka gimana?" ia terus memainkan berkasnya

"ini amanat Li,kaka harus jaga anak ini" ia nampak frustasi

"gini aja kita rundingin masalah ini sama mama sama papa gimana?" ia mengangguk saja.

MY DOCTOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang