"Bang teo kenapa senyum-senyum sendiri kaya orang gila" Diva merasa takut melihat Mattheo senyum-senyum sendiri "kamu kenapa?mesem-mesem aja?" papanya melihatnya bertingkah sangat aneh "aku ggp ko" ia memilih pergi ke kolam ikannya "Diana,Diana"
.
.
.
.
"Gua harus bersihin nih bekas di cium Teo" ia memberdihkan Keningnya yang bekas dicium Mattheo "MGO,gua harus lupain dia" ia keluar dari toilet dan kembali ke ruangannya. "Dok belum pulang?" ia menggelengkan kepalanya sambil membersihkan air di mukanya "emang sekarang jam berapa?" ia melirik jam tangannya "baru juga jam 9, kalo kamu mau pulang. Pulang aja saya pulangnya nanti" Fani mengangguk "saya duluan yah dok" Diana kembali keruangannya untuk mengecek hasil laporan pasiennya "belum pulang dok?" tiba-tiba seseorang duduk di hadapannya dengan menopang wajahnya sambil menatap Diana "pertanyaan macam apa itu?kalo saya sudah pulang saya gak ada di sini!" ia bersikap sangat acuh pada orang itu "liat kali kesini gak bosen apa liatin tuh kertas?" akhirnya ia mau melihat wajahnya "apaan sih?" ia kembali fokus dengan berkasnya "aku disini diana bukan di sana aku ini masa depan kamu" Diana tertawa sangat keras "udah deh jangan banyak mimpi,gua mau pulang dulu pengen muntah gua lama-lama sama cowok kaya lo" ia pun merapikan semua berkas-berkasnya ke lemari berkas.Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya "lepasin,lo apa-apaan sih?" ia berusaha melepaskan pelukannya yang begitu erat "kamu kenapa nolak aku?" ia masih saja memeluknya "kan semua udah jelas gua gak mau semuanya terulang lagi paham, kan lo sendiri yang bilang kalo lo gak cinta sama gua dan satu lagi gua gak lupa kata-kata lo yang menghina gua" akhirnya pelukannya terlepas ia bersujud di kaki Diana "maafin aku,aku nyesel ninggalin kamu maaf" ia tersenyum kecut "dasar pengemis cinta" Diana pun pergi persis apa yang dilakukannya dulu padanya.
.
.
.
.
Ia baru saja sampai di rumahnya "Assalamualaikum ma,pa" tak ada yang muncul satupun "udah pada tidur kali yah" ia pergi ke kamar anaknya untuk melihat mereka"Lah udah tidur nih,Maafin bunda yah jarang ada waktu buat kalian. Bunda janji kalo bunda libur kita jalan-jalan yah mimpi indah anaknya Bunda" ia mematikan lampu kamar anaknya lalu pergi untuk istirahat.
.
.
.
.
1 minggu kemudian hari ini Matthew pulang dari masa tugasnya. Ia tengah di jalan saat ia melihat kearah kanan dimana terletak toko bunga. Tiba-tiba saja ia memikirkan Diana ketika melihat toko bunga itu "mampir dulu ke toko bunga pak" ia membeli bunga mawar merah satu buket besar di sertai suratnya "terima kasih" ia kembali melanjutkan perjalanannya.
.
.
.
.
Hari ini Diana begitu sibuk dengan banyak pasien-pasien yang memeriksa kan kandungan "dok ada pasien lagi" ia terlihat lesu "lagi?" Fani mengangguk saja "suruh masuk" masuklah pasangan muda "silahkan duduk" mereka duduk dengan raut wajah khawatir "saya mau periksa dok" Fani mengajaknya untuk masuk ke ruangan pemeriksaan "kita periksa dulu yah" Diana mulai memeriksanya."Bagaimana dok?" Diana tersenyum kepadanya "selamag yah pak istrinya pisitif hamil usia kandungannya menginjak 3 minggu" Diana memberi hasil laporannya "kamu harus gugurin kandungan kamu ngerti" Diana bingung kenapa pria itu menolak anak yang ada di kandungan wanitanya "dok saya minta anda gugurkan kandungan pacar saya" Diana tersenyum kecut "kalo emang gak mau tanggung jawab gpp mas,mbak ikut saya tinggal di rumah saya besarkan anaknya sendiri mbak. Anak anda gak perlu sosok ayah pengecut sepertinya" Diana nampak menghubungi seseorang "hallo Li,kamu bisa gak ke rumah sakit?"
"Aku kesana sekarang kak" sambungannya terputus "mbak tenang aja yah saya bakalan jagain mbak,dan kamu tunggu di sini" Diana keluar dari ruangannya.
Ia kembali dengan kedua satpam di kanan kirinya dan Liana "ada apa sih kak?" dia tidak menjawabnya.
Saat masuk ia melihat wanita itu sudah tergeletak pingsan dan pria itu memegang gunting "kamu mau ngapain hah?" satpam itu membawanya "bawa dia kekantor polisi" mereka membawa ke kantor polisi. "Apa yang terjadi kak?" Diana menarik nafas panjang "kaka berniat untuk rawat dia Li,kakak kasian kondisinya lagi hamil tapi cowoknya gak mau tanggung jawab" Liana tau Diana begitu baik "mama,sama papa pasti seneng deh kak" Mereka berpelukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY DOCTOR LOVE
RomanceSeorang Dokter cantik yang di gilai para kaum adam,sikapnya yang jutek bin judes membuat siapapun semakin menggilainya termasuk Matthew Alliet Orr seorang pilot tampan blasteran china inggris ia berusaha mencari keberadaannya. Akankah ia menemukan...