Bagian-20

26.5K 840 4
                                    

"Aku pulang" Liana pulang lebih dulu karena perintah Diana "oh iya kita belum kenalan loh namanya siapa?" Liana mengulurkan tangannya "nama saya Mila" mereka berjabat tangan "nama gua Liana,kayanya kita seumuran deh" gadis itu lebih muda 1 tahun dari Liana "sudah sampai nona" mereka pun masuk ke dalam rumah "assalamualaikum mama,papa" Keluarlah mama dan papa dari dapur "waalaikumsalam,Loh Liana kamu sama siapa?" Liana mendekati kedua orang tuanya "jadi gini...
Bla...bla..bla" mereka hanya mengangguk saja mendengarkan cerita dari Liana "kamu bawa dulu kekamarnya buat istirahat sana" Liana membawanya ke kamarnya.
.
.
.
.
Matthew berjalan menuju ruangan Diana tapi ia bertemu dengan Mattheo kakaknya "Matthew lagi apa lo disini?bawa bunga lagi" Matthew bingung harus menjawab apa kepada Mattheo "emm anu gua mau...gua mau jenguk temen gua yang lagi sakit" Mattheo hanya ber oh ria saja "lah lo sendiri ngapain disini?" Mattheo menepuk bahu Matthew "lo lupa gua kan kerja disini" Matthew hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal "yaudah gua duluan yah" Matthew pun pergi.

"Dok ada yang ingin bertemu" Fani memberi tahu Diana jika ada yang ingin bertemu dengan dirinya "suruh masuk aja fan" ia mem per bolehkannya masuk ke dalam ruangannya "hai apa kabar?" matanya membulat tidak percaya "ngapain lo kesini cowok mesum?" Matthew nampak santai ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Diana "gua kangen aja sama celotehan lo" rasanya ingin muntah mendengarkan kata-kata Matthew barusan "ihh stres yah lo,mantra apaan tuh?" ia memilih fokus dengan berkasnya daripada harus berhadapan dengan Matthew "itu bukan mantra" matanya mulai menatap Matthew "lo mau ngapain sih kesini gua lagi sibuk paham,Fan suruh dia keluar" Fani tidak menjawab ia terpesona akan ketampanan Matthew "jangan di usir dok,kan kasian" ia mulai jengah akan sikap mereka berdua "gua sibuk lo pergi sana" sebelum Matthew pergi ia memberikan Bunga yang ia bawa tadi "baca suratnya,harus datang gua gak terima penolakan" itulah kata-kata terakhir Matthew sebelum pergi.
"Kalo inget" ia kembali fokus dengan berkasnya.
.
.
.
.
"Pokoknya saya mau semua bagus dan suasananya romantis" Matthew menyiapkan semuanya untuk makan malam bersama Diana.

Ia mengusap wajahnya gusar "banyak banget sih ini laporan gua jadi pusing sendiri" tiba-tiba handphonenya berdering,ia menjawab panggilannya "Hallo,ada apa Li?"

"Aduh ka cepet pulang ka" panik

"Ada apa sih?" penasaran

"Itu kak si mila pingsan" Diana langsung lari dan masuk kemobilnya.
.
.
.
.
Malam ini Matthew sangat tampan dengan stelan jas hitam. Ia tengah menunggu Diana.

"Mila gpp ko,mungkin dia kelelahan oh iya ma anak-anak mana?"

Sudah pukul 10 malam Diana tak kunjung datang juga "kemana sih nih orang? Gua udah nunggu lama gini belum datang juga. Berani dia permainin perasaan gua liat aja lo dokter judes" ia pun pergi dengan perasaan kecewa.
.
.
.
.
Tangisan bayi terdengar di tengah malam.dengan setengah sadar Diana menuju kamar anaknya yang menangis "aduh anak bunda haus yah? Bentar yah bunda bikinin susu dulu" ia membuatkan susu untuk anak-anaknya. Mereka kembali tidur Diana tidur di sofa kamar anaknya.
.
.
.
.
Lampu dapurnya masih menyala ia pun melihat siapa yang berada di dapur tengah malam begini "loh Matthew lo belum tidur?" ia kembali meneguk Vodkanya "belum, lo sendiri?" ia bertanya pada Mattheo yang belum tidur juga "gua gak bisa tidur, gua mikirin seseorang" Mattheo juga ikut meneguk Vodka "mikirin siapa lo?" rasa penasaran mulai muncul "adalah dia masa lalu gua,tapi gua berencana buat jadiin dia masa depan gua" senyum kecut "gua pun berencana yang sama buat jadiin dia masa depan gua" Matthew kembali menuangkan vodka.
.
.
.
.
"Pagi" Mila menyapa mereka yang berada di meja makan "pagi mil,ayok sarapan" Liana membantunya untuk duduk bersama mereka "aduh anak bunda, sarapan yah " ia terus memainkan pipi anak-anaknya.

MY DOCTOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang