Bagian-15

29.4K 985 3
                                    

"Perkembangan cukup baik,semoga lekas sembuh" Dokter Jassy tersenyum ramah pada Matthew. Selang beberapa menit Diana masuk untuk memberikan suntikan vitamin padanya dengan wajah khasnya jutek bin judes "malam? Apa sudah minum obatnya?" Matthew hanya mengangguk lalu fokus bermain game di handphonenya "bagus saya akan memberikan suntikan vitamin dulu" ia menyuntikannya "andakan dokter kandungan? Kenapa malah mengurus pasien saya" dokter Jassy begitu heran melihatnya ada disini "saya hanya menjalankan tugas ,yah mungkin dia ini balita besar" seketika yang ada di ruangan tertawa sekeras kerasnya.
"Balita besar? Haha aduh anak papa" mengelus kepala Matthew "semoga lekas sembuh yah nak" mereka terus mengejek Matthew. Matthew kesal dengan Diana.
.
.
.
.
Sudah beberapa hari ia harus selalu memantau keadaan Matthew hingga tidak pulang. Ia masuk ke ruangan Matthew untuk mengecek keadaannya "keadaan anda sudah membaik" ia menulis kemajuan Matthew "kapan saya bisa pulang?" ia bertanya pada Diana "kalo mau sekarang juga boleh, karena lebih cepat lebih baik, gara-gara lo gua gak pulang selama beberapa hari karena ngurus lo" Matthew menarik tangannya hingga kini mereka berhadapan deru nafasnya menyapu permukaan kulit wajahnya "saya bertanya baik-baik loh bu dokter" Diana diam saja tidak berkutik tapi di dalam hatinya ia sangat takut  "saya permisi" ia pun pergi hatinya merasa lega ketika ia lepas dari cowok mesum itu.

"Hallo dokter Diana" Seorang dokter tampan menyapanya "hallo dengan siapa ini?" Dokter itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum "saya bercanda dok,mau keman?" Diana bertanya pada Dokter itu "mau kekantin makan siang, anda sudah makan dok?" ia melihat ke arah jam tangannya "kebetulan saya juga belum dok, bareng aja yuk dok" mereka berjalan beriringan ke arah kantin rumah sakit ternyata yang lain sudah menunggu kedatangannya dan dokter yang bersamanya "ko baru datang sih dokter Bara?" mereka pun duduk "gak sengaja ketemu dokter ini" menunjuk Diana "hai dokter Diana" Dokter Alfa menyapanya "hai!!" ia membalas sapaannya "kebetulan yah bisa makan sama-sam" ia hanya tersenyum. Entah kenapa rasanya hari ini ia ingin marah-marah.

Ia pergi ke ruang inkubator dimana ke empat bayi itu berada "kasian banget sih kalian harus di tinggal ibu kalian, ibu dokter janji bakalan urus kalian" seseorang memperhatikannya dari jauh.

Hari sudah sore ia pun memutuskan pulang kerumahnya bersama ke empat bayi itu.
.
.
.
.
"Kalian harus siap-siap buat sambut mereka ok" mereka hanya mengangguk mendengar intruksi mama. Deru mesin mobil terdengar mereka menyambutnya di terasnya keluarlah Diana dari mobilnya "kalian mau diem aja bantu ke ini tuh 4 cebong" mereka membantunya menggendong ke 4 bayi itu dan sebagian membawa belanjaannya yang sangat banyak.

Ia menyandarkan tubuhnya di kepala kursi sofa "cape banget sih rasanya nih badan remuk" tidak ada yang peduli padanya mereka sibuk dengan Ke 4 bayi itu "aku di anggurin ihh jahat banget sih" mereka masih mengacuhkannya "mau di kasih nama siapa kak?" Liana bertanya pada Diana "yang cewek ini namanya Rain,terus buat di kembar ini yang ini namanya Ephraim,yang ini Abrisam dan si cantik ini Chalondra" setelah mengatakan itu ia mengecup ke 4 anaknya "om aku sama Leo harus balik ke jakarta karena ada urusan ngedadak" mereka begitu rapih dan membawa koper mereka masing-masing "ko ngedadak sih bang gil, abang marah yah gara-gara waktu itu aku usir" Liana sangat merasa bersalah "bukan ko, ada pekerjaan yang penting jadi abang harus balik" Leo memeluk Liana " kita pamit dulu yah. Kecup manis buat kalian dari papi gil ganteng" Diana mendorong tubuh Gilbert agar jauh dari anaknya "jauh-jauh dari anak gua nanti ketularan virus narsis lo lagi" ia mengecup Kening Diana "yaudh kita pamit yah om tante" mereka mengantarkan ke teras "maaf gak bisa nganter sampai bandara" mereka melambaikan tangannya saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.

MY DOCTOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang