Part 38

6.9K 437 32
                                    

*
*
*
*
********

Selama di sekolah Liana hanya diam dan murung. Teman teman-nya sudah berusaha agar Liana bisa tersenyum. Tapi sepertinya Liana sangat sedih dan terpukul karena kepergian jihye.

Sedangkan Siwon mendatangi setiap tempat yang mungkin Jihye datangi. Tapi sayang Siwon tidak menemukan apapun tentang keberadaan Jihye. Jihye menghilang bak di telan bumi.

Tidak ada kabar ataupun orang yang pernah melihat Jihye.

"Mirae" teriak Siwon saat melihat Mirae berjalan menuju rumahnya

"Siwon oppa,"

"Mirae, apakah Jihye menghubungimu. Apakah kau tahu di mana Jihye?" Tanya Siwon bertubi-tubi.

Mirae menatap Siwon kesal.

"Kenapa kau mencarinya dan bertanya padaku? Bukankah kau tidak peduli padanya?" Sinis Mirae.

"Rae ah, aku menyesal aku mohon beritahu aku di mana Jihye?"

Siwon benar benar memohon hanya untuk tahu keberadaan Jihye, Mirae jadi tidak tega pada Siwon.

Mirae mentap Siwon iba, sesungguhnya Mirae ingin memberi tahu dimana Jihye, tapi Mirae sudah berjanti tidak akan memberi tahu siapapun di mana Jihye berada.

"Aku tidak tahu oppa, aku tidak bertemu dengan-nya" bohong Mirae,

"Rae ah, aku yakin kau mengetahui sesuatu tentang keberadaan Jihye"

Mirae menggeleng menyangkal tuduhan Siwon, meskipun pada dasarnya tuduhan Siwon memang benar.

"Oppa harus berusaha mencari Jihye, apa yang oppa lakukan pada Jihye itu sudah sangat keterlaluan. Aku sendiri bingung akan seperti apa reaksiku jika Chan oppa nelakukan hal yang sama" ucap Mirae.

"Rae ah, aku mohon beri tahu aku di mana Jihye?"

Mirae tidak memperdulikan permintaan Siwon, Mirae pergi meninggalkan Siwon. Biarlah Siwon  berusaha untuk mendapatkan Jihye.

*
*
*

Di sebuah bangunan yang di huni banyak orang terutama anak anak. Jihye duduk dan megambar sesuatu di kertas. Meski dalam keadaan bersedih Jihye tetap mengembangkan senyumnya dan tertawa lepas bersama anak anak yang kurang kasih sayang dari orangtuanya.

Jihye melepaskan kesedihannya dan rasa rindunya pada anak anak yang hidup di sana.

"Eonni, ikan-nya bagus sekali" ucap seorang anak perempuan.

"Benarkah?  Kalau begitu ikan ini untukmu"  ucap Jihye

"Aku juga ingin nuna, kenapa hanya Cherry yang mendapatkannya" rajuk seorang anak laki laki.

Jihye tersenyum dan mengusap rambut anak laki laki itu.

"Aku akan membuatnya, tapi harus sabar"

Sakin senangnya anak laki laki itu mengecup pipi jihye.

"Aku sayang padamu nuna"

Jihye diam namun senyum di bibirnya terus mengembabg, tangan-nya mengusap perutnya yang masih datar. Beberapa hari yang lalu dirinya merasa pusing dan mual. Jihye lalu datang ke klinik dan memeriksakan keadaannya. Dan hasilnya jihye positif hamil. Jihye sendiri bingung bagaimana nasibnya sekarang? Dia tidak seberuntung Ruhi, saat orang lain menyakitinya orangtua Ruhi siap pasang badan untuk melindungi putri mereka.

"Bagaiamana dengan anak dalam kandunganku? Haruskah dia lahir tanpa ayahnya?"

Kehamilan-nya  begitu menghantuinya dan membuatnya selalu di landa rasa cemas dan bingung.

Plain And Wild [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang