9. Akhir Pekan

3.1K 495 107
                                        

Kini usia pernikahan Seokmin dan Jisoo hampir menginjak usia dua bulan. Keduanya nampak semakin mesra. Ya, meski hanya bisa bermesraan di dalam rumah dan tidak bisa menunjukkan kemesraan keduanya di depan umum, Jisoo tak lagi peduli. Tidak pernah melempar protes lagi.

Seokmin? Laki-laki Lee itu sudah begitu terbiasa dengan prilaku manja istrinya. Bahkan terkadang, meski pun masih penuh dengan perasaan gugup, ia berinisiatif sendiri untuk memberikan ciuman tanda cinta pada Jisoo. Tanpa harus diminta, ia akan mendekati si manis lalu memberikan good night kiss sesuai perjanjian di awal pernikahan mereka.

Namun, selama hampir dua bulan juga, keduanya tak pernah sama sekali menikmati masa akhir pekan dengan berkencan, seperti pasangan lain. Tentu saja alasannya karena ia khawatir akan tertangkap basah oleh teman-teman di kampus. Takut tak sengaja berpapasan dan mengakibatkan bocornya rahasia mereka. Selain itu, Seokmin juga terlalu takut membawa Jisoo keluar dan memperkenalkan perempuan cantik itu sebagai istrinya kepada dunia. Ia masih saja merasa tak pantas berdiri di samping Jisoo. Wanita itu terlalu sempurna.

Padahal, siapa yang menyangka kalau laki-laki berkacamata tebal itu memiliki pesona tersendiri hingga berhasil meluluhkan hati Jisoo pada hari pertama pertemuan mereka?

Kembali memasuki akhir pekan, Seokmin dan Jisoo sudah disibukkan dengan kegiatan rutin mereka. Olahraga bersama. Seokmin mengajari Jisoo bagaimana cara menggunakan beberapa alat olahraga yang ada di ruang khusus kesukaannya. Bahkan, Seokmin bisa menghabiskan separuh dari hari liburnya di dalam ruangan itu.

Usai olahraga, keduanya mandi bersama. Tentu tidak serta merta mandi bersama. Sedikit bermain untuk mendekatkan hubungan keduanya tidak salah, kan? Jisoo juga tak pernah menyerah untuk membuat Seokmin tak kaku lagi jika tengah bersamanya.

Nampaknya, usaha Jisoo tidak sia-sia. Sekali lagi, dalam beberapa waktu, laki-laki bangir itu akan meminta sendiri jika ia menginginkan jatah. Tanpa ragu membangunkan istrinya yang sedang tidur nyenyak, lalu menyerang. Jisoo memang berontak. Namun, tentu ia menurut. Jisoo juga begitu menyukai sentuhan Seokmin, ngomong-ngomong.

Untuk menyiapkan makan siang kali ini, Jisoo dibantu oleh Seokmin. Sebenarnya, Seokmin-lah yang dibantu oleh Jisoo. Karena putra pertama Lee itu cukup lama tinggal sendiri, ia terbiasa memasak mulai dari sarapan hingga makan malam, dikerjakan sendiri. Termasuk pergi untuk berbelanja.

"Minnie, ini bagaimana cara memotongnya?"

Untuk makan siang kali ini, keduanya sepakat membuat sup ayam. Kebetulan di luar tengah hujan deras. Sangat pas jika menyantap yang hangat-hangat dengan cuaca dingin seperti sekarang.

Seokmin meninggalkan kuah kaldu ayam yang tengah ia olah. Mendatangi sang istri lalu memegang tangannya. Menuntun tangan itu. Selain untuk mengajari, tentu Seokmin tak mau tangan istrinya terluka.

Mengangguk paham, Jisoo semakin bersemangat. Mendorong tubuh besar suaminya, agar membiarkan ia memotong semua sayur sendirian.

"Hati-hati, Soo." Tegur Seokmin, lalu kembali memegang tangan Jisoo yang tengah memegang pisau. "Jarimu terlalu dekat dengan pisau."

"Iya, aku tahu. Aish! Kau ini cerewet sekali." Jisoo menggerutu.

Seokmin tertawa gemas mendengarnya. Mencubit pipi tembam sang istri, ia kembali beranjak pergi. Melanjutkan mengolah kaldu ayam yang sempat ditinggalkan.

Tidak lama, Seokmin kembali mendatangi Jisoo. "Coba ini, apa rasanya sudah pas?"

Seokmin menyodorkan Jisoo sesendok kaldu yang tengah ia buat. Meminta perempuan itu untuk mencicipinya.

Mata Jisoo berbinar cerah usai mengecapi kaldu buatan Seokmin.

"Ini benar-benar enak! Kau belajar dari mana membuat kaldu ini?"

Ssstt! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang