17. Hoon in Action

2.7K 455 97
                                    

Jisoo sengaja memasang earphone rapat-rapat di telinganya. Akhir-akhir ini nama Jisoo terus disebut, membuat risi.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus ini Jisoo memang langsung dikenal. Tapi ini berbeda situasi. Jisoo tengah menjadi perbincangan hangat akibat penolakan yang sudah ia lakukan pada Soonyoung. Padahal Soonyoung adalah salah satu mahasiswa terpopuler di kampus mereka.

Saking nyaringnya musik yang mengalun, Jisoo jadi tidak sadar hal menghebohkan apa lagi yang hendak terjadi di dalam kelas. Kelas itu kembali heboh, melihat Soonyoung tengah memeluk bunga. Berdiri tepat di belakang Jisoo.

Bahkan kejadian ini berhasil menarik perhatian Seokmin. Walau pun pemuda bangir itu berusaha sebisa mungkin menunjukkan raut wajah seperti tak terjadi apa-apa, tentu dapat ditangkap oleh Jihoon dengan tepat. Gadis mungil satu itu tersenyum remeh melihat reaksi Seokmin.

Tanpa permisi Soonyoung menarik earphone yang ada di telinga sebelah kiri Jisoo. Membuat perempuan itu sontak berpaling dan melihat siapa yang telah berani mengganggu waktu bersantainya.

Kening Jisoo mengerut. Soonyoung lansung menyodorkannya bunga, tanpa banyak berucap.

"Ada apa ini?" Tanya Jisoo.

"Untukmu," senyuman Soonyoung semakin meninggi.

Pemuda itu terus tersenyum. Membiarkan gigi-giginya yang tersusun rapi mungkin akan mengering sebentar lagi.

"Untukku? Ulang tahunku masih lama, Kwon Soonyoung-ssi. Kau tidak perlu memberikanku hadiah."

Semua orang yang menyaksikannya histeris seketika. Memang amat pelan. Mereka saling memandangi satu sama lain. Entah dalam artian mengagumi Jisoo karena begitu setia dengan kekasihnya yang mereka ketahui bernama Minnie, atau malah merasa kasihan dengan Soonyoung karena terus menerima penolakan.

"Ini tanda permintaan maaf dariku. Tolong diterima, ya!" Bujuk Soonyoung.

Tentu ia tak mau menanggung malu. Setidaknya Jisoo harus menerima bunga itu dan meluruskan nama baiknya di depan orang banyak. Membuktikan kalau pesona seorang Kwon Soonyoung masih kuat untuk memikat para gadis berkelas tinggi.

"Setelah ini aku janji tidak akan memaksamu lagi. Kita akan berteman seperti sebelumnya," ujar Soonyoung lagi.

Jisoo bukanlah perempuan yang mudah luluh hanya dengan diberi bunga. Tapi ia juga tidak tega melihat wajah melas yang Soonyoung tunjukkan. Sedikit melirik Seokmin, Jisoo ragu-ragu untuk mengambil bunga tersebut.

Senyuman Soonyoung meninggi, begitu bunga yang dibeli saat perjalan menuju kampus telah sampai di tangan pujaan hatinya.

"Terima kasih, Jisoo. Mari menjadi teman baik!"

Jisoo tidak tahu apakah Soonyoung orang yang selalu menepati janji atau tidak. Ia juga tidak tahu apakah bunga itu benar murni sebagai permintaan maaf atau tidak. Namun yang pasti, ia harap Soonyoung dapat dipercaya. Setidaknya hal ini akan membantu hubungan Jisoo dengan Seokmin juga akan membaik.

Ssstt!

"Seokmin, apa kau sibuk?"

Beberapa hari terakhir ini Jihoon cukup sering mendatangi Seokmin dengan berbagai alasan. Mulai dari meminta pemuda bangir itu untuk membantunya mengerjakan tugas yang cukup sulit, hingga makan siang bersama di kafetaria kampus.

Jika memang bisa, Seokmin tidak akan menolak. Lagi pula Jihoon adalah gadis yang baik. Sering membela Seokmin jika para penguasa mulai bertingkah.

Ssstt! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang