6. Cemburu

3.4K 525 82
                                    

Jisoo sempat berpikir bahwa ada kemungkinan besar Jihoon sudah mengetahui semua rahasia mereka. Bukankah aneh? Jihoon terlalu sering datang di kala Jisoo dikelilingi oleh lalat (Seungcheol, Jun dan Soonyoung). Entah itu kebetulan atau bukan. Tapi, sungguh membuat Jisoo curiga.

Namun di sisi lain, kalau benar Jihoon sudah mengetahui fakta yang Seokmin dan Jisoo sembunyikan selama ini, kenapa secara terang-terangan gadis mungil itu mengatakan rasa ketertarikannya terhadap Seokmin?

Entah kenapa, semenjak ucapan itu terlontar, Jisoo jadi tak begitu menyukai Jihoon. Cemburu? Tentu saja! Jisoo begitu mencintai suaminya!

"Kau sungguh tidak sibuk, kan? Kalau sibuk kita cari hari lain saja."

Jisoo senyum. "Sekarang saja. Aku juga malas pulang ke rumah sekarang. Sendirian."

Sebelum dipanggil oleh Jihoon, Jisoo sempat menerima pesan dari Seokmin. Laki-laki bangir itu bilang kalau ia akan pulang terlambat. Tapi, tidak memberitahu Jisoo hendak pergi ke mana dan untuk keperluan apa.

Daripada Jisoo misuh-misuh sendirian di rumah, lebih baik mengerjakan tugas kelompok sekarang, kan?

Dosen yang masuk hari ini telah memberikan mereka tugas kelompok. Hanya dua orang dalam masing-masing kelompok. Dan Jisoo satu kelompok dengan Jihoon.

Gadis bermata kucing itu sebenarnya sedikit keheranan. Bagaimana bisa gadis mungil seperti Jihoon berhasil membuat para lelaki seperti Seungcheol dan teman-temannya bertekuk lutut. Takut pada Jihoon.

Yah, selain fakta mengenai kejelian Jihoon pada situasi sekitar, tentu saja. Kalau hanya karena itu, tidak mungkin mereka setakut itu pada Jihoon. Pasti ada alasan lain, kan?

Sedangkan dengan Seokmin, yang memiliki tubuh besar dan berotot (namun tersembunyi di balik kemeja kebesaran), malah berada di bawah kekuasaan anak muda seperti mereka.

"Soo, kau jangan terlalu dekat dengan mereka. Memang tidak ada salahnya berteman dengan siapa saja. Tapi mereka itu senang bertingkah seenaknya. Kau itu gadis baik, aku khawatir sikap buruk mereka akan ditularkan ke kamu."

Jisoo mengangguk teratur. Membuka pintu kaca perpustakaan, lalu menahannya untuk mempersilakan Jihoon masuk. "Tenang saja. Aku memang tak terlalu suka dengan mereka. Tapi aku tidak tahu cara menolak ajakan yang terus mereka lontarkan. Tidak enak hati."

Langkah Jisoo yang mulai berpindah ke belakang Jihoon seketika terhenti. Memandangi punggung seorang pemuda yang tengah duduk dengan tenang di salah satu kursi, membelakanginya. Nampak sibuk mengerjakan tugas.

"Bukankah itu Seokmin?" Tanya Jihoon.

Mendengar suara Jihoon yang cukup nyaring, Seokmin segera menoleh. Mendapati dua orang gadis yang baru saja memasuki Perpustakaan. Ia melemparkan senyuman pada jihoon. Namun, tidak pada Jisoo.

Gadis yang juga bermarga Lee itu mendaratkan bokong pada kursi yang berada tepat di seberang Seokmin. Memperhatikan pemuda itu dengan seksama, lalu beralih pada buku-buku yang menumpuk di sana.

"Oh! Kau mengerjakan tugas yang baru diberikan tadi? Kami juga akan mengerjakannya. Bagaimana kalau kita mengerjakannya bersama-sama?"

Jujur saja, Jisoo sedikit risi melihat tingkah Jihoon sekarang. Sungguh berbeda dari yang ia lihat sebelumnya, saat berinteraksi dengan mahasiswa lain. Bersama Seokmin, Jihoon nampak lebih ceria dan terbuka. Nada bicaranya lebih bersahabat. Berbanding terbalik saat ia bicara dengan Seungcheol, Jun dan Soonyoung. Bahkan dengan Hao sekali pun.

"B-boleh..." Jawab Seokmin, tergagap.

Satu-satunya alasan Jisoo bisa tersenyum senang adalah karena sang suami tak menunjukkan perbedaan saat berinteraksi dengan Jihoon. Juga masih nampak begitu gugup. Itu artinya, Seokmin merasa tak begitu nyaman dengan keberadaan Jihoon.

Ssstt! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang