23. Gyu in Action

3.4K 480 283
                                    

"M-mereka ... Mengajakku berhubungan."

Suara Jisoo memang amat pelan. Namun, tentu Seokmin masih bisa menangkap ucapan istrinya dengan begitu baik. Indra pendengaran laki-laki bangir ini terbilang tajam.

"Kau menerimanya?"

"Kau pikir aku menerimanya?"

Bukannya menjawab, Jisoo malah balik bertanya. Nampak jelas suara itu sedikit menekat. Tersinggung, kah?

Seokmin terkekeh kecil. "Tidak, tentu saja tidak. Aku tahu perempuan bernama Hong Jisoo itu begitu istimewa. Bahkan setelah namanya berubah menjadi Lee Jisoo, keistimewaan yang ia miliki semakin jelas terlihat."

Jisoo terdiam mendengarkan kalimat yang diucapkan oleh suaminya. Menatap lekat kedua mata tajam itu, mengharapkan kejelasan. Namun, tentu ia juga memiliki alasan lain. Jisoo begitu rindu dengan tatapan mata itu. Tatapan mata yang selalu berhasil memabukkannya.

"Lee Jisoo," panggil Seokmin, untuk kesekian kalinya. Laki-laki Lee itu menarik kursi yang Jisoo duduki. Menggenggam erat tangan mungil istrinya, berusaha meraup segala perhatian. Berharap sang istri mau mendengarkan setiap kalimat yang hendak ia sampaikan. "Maafkan aku. Aku menyesal sudah menyembunyikanmu seperti ini. Membawamu masuk ke dalam masalah pelik yang berkepanjangan. Mari kita mulai semuanya dari awal. Aku tidak akan pernah melepas genggaman tanganmu sampai kapan pun."

Melihat Jisoo yang masih membeku, Seokmin mengusap pipi tembam itu dengan pelan. Memberi kecupan manis, lalu kembali berujar. "Aku sungguh menyayangimu, Lee Jisoo. Aku tidak bisa kehilanganmu. Aku berjanji tidak akan menyembunyikanmu lagi. Kau mau, kan, kembali ke rumah ini? Menjadi istri dari pria tak tahu malu ini? Menjadi wanita yang akan melahirkan Lee kecil kelak?"

Detik itu juga, Jisoo menangis dalam pelukan Seokmin.

Ssstt!

Kondisi Jisoo jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia juga makan dengan cukup lahap. Disuapi oleh sang suami, tentunya.

Ada begitu banyak bahan yang mereka obrolkan selama makan malam. Berbagi kisah apa saja yang keduanya lakukan selama berpisah. Kini giliran Jisoo untuk memaparkan berbagai kesulitan yang ia dapat selama kabur dari rumah.

Selama menginap di apartemen Hao, Jisoo beberapa kali harus bersembunyi karena tiba-tiba saja Jun datang ke sana. Jun bertingkah seakan-akan apartemen itu adalah miliknya. Datang dan pergi sesuka hati. Terkadang Jeonghan dan Wonwoo juga bertandang ke sana. Membawakan Hao makanan atau hanya sekedar untuk berbagi gosip terbaru.

"Sekarang waktunya kita istrihat," ujar Seokmin.

Secara perlahan ia mengangkat tubuh kecil Jisoo seperti sedang menggendong seekor bayi koala. Perempuan bermata kucing itu pun sontak melingkarkan kedua kaki di pinggang Seokmin. Memeluk leher sang suami dengan erat, menyembunyikan wajah yang masih terlihat pucat di cerut leher laki-lakinya.

"Ahh, lihat! Baby besarnya papa Seok sangat manja, ya?" Gumam Seokmin, berhasil membuat Jisoo tertawa. Tidak lupa juga pria kelewat mancung itu mengecup pipi istrinya, hingga menimbulkan suara kecupan nyaring serta air liur tertinggal di sana. Terus melangkah menuju kamar mereka. "Baby harus janji, jangan pernah kabur lagi meninggalkan papa. Papa tidak bisa tidur tanpa baby."

Jisoo mengangguk di balik tubuh besar Seokmin. "Hng, baby juga sangat sayang dengan papa. Baby tidak mau pisah dari papa."

Brak!

Seokmin menendang pintu kamar, begitu berhasil masuk ke dalam. Membiarkan pintu tertutup dengan sendirinya, hingga menimbulkan suara nyaring. Membawa Jisoo berbaring tenang di atas kasur, di balik perlindungan punggungnya yang kokoh.

Ssstt! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang