Jisoo tertawa canggung, menanggapi guyonan konyol dari Soonyoung dan Jun yang terus berceloteh hal-hal lucu. Sedikit demi sedikit ia berusaha untuk menjadi akrab dengan mereka. Biar bagaimana pun juga, walau pun mereka sering kali membuat Jisoo jengkel karena mengerjai suaminya, ia tidak mungkin menunjukkan kemarahan dan membuat mereka curiga. Membela sang suami. Bisa-bisa dia lah yang akan kena marah oleh Seokmin saat di rumah.
Berbeda dari yang Jisoo lihat sebelumnya, Seungcheol nampak sedikit lebih kalem hari ini. Pasti karena keberadaan Jeonghan, pikir Jisoo. Kalau tidak salah dengar, Jeonghan itu adalah target kesayangan Seungcheol. Sudah lama berusaha didekati, tapi sampai sekarang belum juga membuahkan hasil.
Sedangkan Jun malah sebaliknya. Dengan masa pendekatan yang relatif singkat, ia tidak memiliki kendala yang berarti untuk mendapatkan Hao. Mungkin karena mereka berdua sama-sama memiliki darah asli China. Jadi, untuk lebih dekat, tidak terlalu susah. Sama-sama perantau. Saling tergantung dan membutuhkan.
Ahh, Jisoo jadi rindu Seokmin. Kapan ia dan Seokmin bisa saling tergantung dan membutuhkan seperti Jun dan Hao? Kapan ia bisa bermesra-mesraan dengan sang suami di depan umum tanpa ada yang harus disembunyikan? Jisoo jadi iri melihatnya!
Jihoon akhirnya masuk ke dalam kelas. Jisoo sudah cukup lama menunggu kedatangan gadis super mungil itu, karena dia selalu berhasil membuang jauh para lelaki hidung belang yang terus menempeli Jisoo.
"Jihoon!" Pekik Jisoo. "Akhirnya datang juga, aku pikir kamu tidak masuk kuliah hari ini. Aku duduk di sampingmu, ya!"
Yang dipanggil langsung mengangguk, mempersilakan Jisoo untuk duduk tepat di sampingnya, memindahkan tas yang sempat ia letakkan di sana.
Perempuan Hong itu tidak memperdulikan keluh-kesah Soonyoung yang masih berusaha sekuat tenaga untuk menahan Jisoo, agar mau duduk di dekat kelompoknya saja.
Mata kucing itu mulai mengedar, mencari keberadaan Seokmin. Sedari tadi Jisoo memang sesekali memeriksa ponsel, kalau-kalau sang suami mengabari sesuatu. Karena sedari tadi laki-laki Lee itu belum juga masuk ke dalam kelas. Padahal Seokmin berangkat terlebih dulu, tadi. Meninggalkan Jisoo yang masih mengecek ulang rumah mereka. Memastikan listrik, lampu dan air telah dimatikan semuanya.
"Ada apa, Soo?" Tanya Jihoon.
Akhirnya dia curiga juga, lihat Jisoo yang tidak henti-hentinya cek kanan-kiri. Nampak jelas mencari sesuatu, entah itu apa.
"Eh? Tidak ada apa-apa, kok!" Jawab Jisoo, takut-takut. Khawatir.
Jisoo jadi ingat pesan Seokmin tadi malam, sebelum mereka tidur. Suaminya itu bilang kalau Jihoon adalah orang yang sangat pintar membaca kondisi di sekitar. Karena itulah Seungcheol dan para teman-temannya sedikit khawatir dengan keberadaan Jihoon. Tingkah usil mereka selalu saja ketahuan oleh gadis mungil itu sehingga berakhir gagal.
Karena itu, mereka selalu menjahili orang-orang jika Jihoon sudah tidak berada di sana. Supaya rencana yang sudah mereka buat dengan susah payah, tidak berakhir sia-sia.
Seokmin khawatir lambat laun Jihoon akan mengetahui hubungan mereka berdua, hingga akhirnya menyebarluaskan status suami-istri yang sudah berusaha keduanya simpan rapat-rapat.
"Apa dosen hari ini tidak masuk, ya? Sudah terlambat lima menit." Ujar Jisoo, berusaha mengalihkan pembicaraan.
Mengecek ponselnya, Jihoon menggidikkan bahu. "Aku tidak mendapat pesan apa pun dari Mr. Taewoon. Mungkin karena ada urusan, jadi beliau masuk sedikit terlambat."
Jisoo mengangguk cepat, lalu kembali pada ponselnya. Lagi-lagi mengecek satu persatu akun SNSnya hanya untuk memastikan kalau Seokmin benar-benar tak memberi kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssstt! (✓)
Fiksi Penggemar[Seoksoo GS Fanfiction] Seokmin adalah laki-laki culun yang sering menjadi korban bully oleh teman-temannya di kampus. Sebaliknya, baru hari pertama kuliah, Jisoo langsung berhasil menarik perhatian siapa saja yang melihatnya. Sebagai perantau dari...