6. Untuk lebih tenang..

97 18 2
                                    

Mira's pov

Kemana Xiumin?

Sudah sejak tadi aku mencarinya kesana kemari berharap bisa menemukannya dan memberikan semua ini. Bunga, jas, dan pulpen. Tapi aku tidak kunjung menemukannya. Aku mulai bosan. Dan, tidak nyaman juga.

Oh, Xiumin... Dimana kau sekarang?

Tanyaku dalam hati sembari menghembuskan nafas lelah. Akupun bersandar didinding dengan sisi tubuh bagian kanan dan kepalaku. Ketika....

"Hei!!!!" teriak seorang pria dengan begitu gembiranya dan terlihat seperti hendak menghampiriku. Akupun memicingkan mataku tuk dapat melihatnya dengan jelas. Dan..melihatnya... Ia pria yang menolongku tuk bisa mendapatkan kembali tas ini. Ia terlihat begitu sangat bersemangat ketika menghampiriku dengan plastic berukuran sangat besar yang terisi penuh dengan bunga-bunga. Apakah ia salah satu senior yang terlibat dalam masa orientasi hingga bisa mendapatkan begitu banyak bunga? Tapi kalau iya kenapa aku tidak pernah melihatnya? Atau.. Jangan-jangan ia memakai kesempatan ini tuk berjualan bunga?

"Hai," sapanya sekali lagi dengan senyuman lebar, mata berbinar, dengan hembusan nafas penuh rasa syukurnya. Seakan-akan dia sudah sangat mengharapkan pertemuan ini denganku.

"Ouh, iya. Hai," balasku sopan sembari tersenyum dan menegakkan posisi berdiriku. Lalu, iapun memandangi bunga yang tengah kugenggam. Dan tersenyum penuh haru.

"Bunga itu sangat indah," ucapnya lembut penuh haru.

"Iya.. Ini bunga favorite-ku." ucapku sembari tersenyum.

"Kini anyelir merah akan menjadi bunga favorite-ku juga. Selain itu, aku akan menjaga dan mempertahankan bunga itu baik-baik hingga tiba masa layunya. Dan.. Dan aku tidak akan memasukkan bunga itu ditempat yang sama dengan semua bunga yang kumiliki ini. Aku juga mencintaimu."

"Ap apaa??" Tanyaku tidak mengerti. Sebentar dulu. Apa pendengaranku salah?

Lalu, datanglah seorang pria yang berlari kearah kami lalu menepuk bahu penabrakku kemarin dan berkata dengan nafas tersengal..

"Aku sudah mencarimu sejak tadi. Cepatlah! Mood Hadwin semakin kacau! Garrick dan yang lain sudah menunggu dimobil. Kita harus segera pergi dari sini. Semua hadiah itu sudah cukup. Sekarang kita harus segera membantu Hadwin. Kau tahu? Kuyakin bahwa bila kau masih berada lebih lama lagi disini maka akan ada yang memberimu bunga dan surat lagi atau mengajakmu berfoto bersama atau hal apalah itu  lainnya yang akan membuatmu tidak jadi pergi bersama kami."

"Sial! Kau benar sekali, Sean."

Namun, belum sempat aku mencerna semua yang dikatakannya dan obrolan barunya bersama pria tadi. Ia langsung mengambil anyelir merah dan sepucuk surat yang berada dalam genggaman lembutku. Membuatku menatapnya terperangah. Lalu belum sempat aku berkata ia langsung mengecup keningku ringan dan berkata..

"Aku harus segera pergi. Kuharap besok kita bisa bertemu dan saling berbicara bersama. Aku juga mencintaimu, mateku. Jaga dirimu baik-baik. Aku akan sangat merindukanmu. Ayo Sean!" ucapnya tergesa-gesa lalu tersenyum padaku dan segera berlari meninggalkanku.

"Dan, satu lagi...

Ucap pria itu yang kembali lagi ketempatku walau ia sudah berlari melewatiku sedikit. Membuat temannya yang bernama Sean itu menghembuskan nafas gemas.

....namaku Canavar," ucapnya sembari tersenyum lebar lalu kembali berlari dengan temannya itu.

Akupun mematung ditempatku tuk beberapa saat. Aku benar-benar membutuhkan waktu tuk mencerna semua ini. Semuanya terasa berjalan begitu cepat. Sangat cepat. Dan, bungaku. Dia mengambil bungaku?? Dia mengambil bunga dan suratku?? Dan.. Apa yang dikatakannya tadi? Aku juga mencintaimu? Tapi siapa yang mencintainya? Apakah dengan berterima kasih dan memberikan maafku padanya membuatku dikategorikan sebagai wanita yang mencintainya?

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang