27. Langsung Mati

60 8 4
                                    


Astaga ia benar-benar kakakku! Dan Semuanya! Mereka menjelaskan semuanya.

Kini aku tengah berbaring  dihamparan rumput tebal yang ada dibelakang rumahku sembari terus memandangi bulan dengan wujud asliku sembari mengingat semua penjelasan Kurt dan perdebatan kami sebelumnya. Jadi, ibuku terbunuh oleh istri pertama ayahku, lalu ayahku kini masih hidup dan ditahan oleh serigala licik dan kejam bernama Todelu yang merupakan pembunuh mate Impisi—beta yang merawat Cennaya dan mate Kurt karena mereka membantu ayahku. Mereka kehilangan mate mereka tanpa mereka dapat mencegah perbuatan keji itu. Tidak hanya itu. Cennaya juga bahkan telah bertemu matenya yang merupakan manusia, sama seperti Mira dan Cennaya telah meninggalkannya hanya untuk berjuang menggulingkan kekuasaan Todelu. Dan, seakan semua itu belum cukup. Aku dihadapkan pada fakta bahwa aku merupakan seorang alpha yang harus ikut berperang bersamanya melawan sipenguasa licik itu karena nyawa kami sedang diincar dan kami tidak boleh terpisah.

Astaga betapa semakin dramanya kehidupan werewolf-ku ini. Oh, Moongoddess... aku ingin sekali menjadi manusia. Bila aku manusia biasa semuanya pasti tidak akan serumit dan sekonyol ini. Andai aku manusia. Andai aku manusia. Andai aku manusia.

Tapi bukan. Sayangnya aku manusia serigala. Bukan manusia biasa. Sangat disayangkan sekali. Sangat.

Lalu apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin meninggalkan kehidupanku disini dan pergi keluar sana. Aku menikmati waktu-waktu terakhirku ini sebelum umurku bertambah dan nanti akan tiba masaku untuk ikut seleksi pembagian tugas yang akan berlaku untuk para calon alpha dan beta baru di generasiku.

Bagaimana ini? Aku baru saja bersama Mira. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya secepat ini setelah semua perjuangan yang sebelumnya telah kulakukan untuk bisa bersamanya? Aku juga masih ingin bermain bersama Hadwin, Sean, Garrick, dan Toby. Aku belum mau melepas semuanya. Coba kupikirkan...

1. Bila aku menjadi beta. Tetap menjadi beta meski aku sebenarnya seorang alpha. Maka aku akan mengikuti masa dua tahun itu tuk menentukan calon alpha mana yang akan kudampingi dan menghabiskan sisa hidupku menjadi pengabdi dalam hidupnya.

2. Bila aku menjadi alpha. Ikut Cennaya memerjuangkan semuanya. Well, bila aku memenangkan pertandingannya. Maka aku bisa kembali mengunjungi para temanku dan bersama mereka sesekali. Aku kan alpha. Aku bisa bebas pergi kemanapun yang aku mau. Dan masalah urusan kepemimpinan. Aku bisa menyerahkannya kepada betaku sesekali. Hmm sepertinya akan sangat menyenangkan bila menjadi alpha. Tapi kalau aku kalah? Tentu saja. Aku akan dipenjara atau kepalaku akan dipenggal atau apalah yang membuatku mati. Tidak. Akupun menggelengkan kepalaku kasar. Aku masih ingin hidup bersama Mira.

3. Aku menjadi rogue saja! Dengan begitu aku bisa bebas dari aturan apapun. Tidak menjadi alpha apalagi menjadi beta. Tapi itu bodoh. Astaga, bodohnya aku. aku kan sangat payah dalam berkelahi. Bisa-bisa aku langsung mati dalam serangan pertama ketika bertarung untuk pertama kalinya. Itu sama saja cari mati dengan cepat namanya.

Oh, dewi bulan...

Kenapa semuanya menjadi serumit ini?

Bantulah aku dewiku. Tolonglah aku. Dampingi pula aku dalam memutuskan yang terbaik..

Doaku dalam hati sembari menitikkan air mataku yang bergulir dari ujung mataku yang kemudian jatuh ketanah..

................................................................

"Kemana Cennaya?" tanyaku pada Kurt sepulang dari kampus.

"Ia sedang pergi. Hmm, Canavar. Kakakmu itu tumbuh dan biasa berbicara dengan bahasa Indonesia. Disana seorang adik memanggil kakaknya dengan panggilan atau tambahan kata kakak. Jadi, sebagai penghormatan untuknya. Panggilah dia kakak."

"Di Indonesia seperti itu? kaku sekali. But, its okay. Aku akan memanggilnya kakak."

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang