15. Telah bertumbuh

69 13 2
                                    

"Terima kasih banyak karena kau mau datang," ucapku penuh kelegaan pada Xiumin sembari berusaha turun dari motor.

Pagi ini kami sedang berada didepan gerbang kampus. Hari ini Xiumin yang menjemputku tuk kuliah. Ia akan mengantar jemput aku sekarang. Aku tidak kuasa menahan semua ketakutanku. Aku telah memberi tahu semuanya pada Xiumin melalui telepon semalam. Syukurlah, Xiumin sudah berada ditahap revisi laporan magangnya hingga ia bisa meluangkan banyak waktunya. Ia akan menolongku. Tidak hanya itu. Bahkan, ia menenangkanku dari semua ketidaktenangan yang sebelumnya kurasakan. Dan, aku sangat mensyukuri kehadirannya.

"Sama-sama. Sekarang kau tidak perlu khawatir. Kau bisa belajar dengan tenang. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi. Aku bersamamu," ucap Xiumin menenangkan ketika aku sudah turun dari motornya sembari mengusap kepalaku perlahan.

................................................................

"Mira!"

Astaga tidak! itu pasti Valerie dan teman-temannya. Seperti yang kuduga. Mereka menghentikanku diwaktu yang tepat. Disaat dan tempat yang sepi dari kehadiran orang lain.

Xiumin, mereka datang... Jeritku dalam hati.

Xiumin pasti sudah datang untuk menjemputku. Jangan takut, Mira. Jangan takut.

"Jalang! Lagi-lagi kau menipuku. Kemarin bahkan kau masih pulang bersama Canavar dengan segala hadiahnya. Kau benar-benar ingin mempermainkan aku, Mira. Kau benar-benar ingin menyakitiku!" ucap Valerie lembut namun menyiratkan kesedihan dan kemarahan yang begitu mengerikan. Membuatku tanpa sadar mulai mundur sedikit demi sedikit dari mereka. Nora— wanita cantik namun sadis itu mulai mendekat padaku. Dengan senyum miring dan tatapan merendahkannya ia terus melangkah mendekat padaku sementara aku terus mundur mencoba menjauh, dan iapun berkata..

"Kau hanyalah anak kampung yang polos. Canavar hanya bermain-main denganmu. Dia tidak serius denganmu. Jangan terlalu banyak berharap. Sebelumnya kami semua sudah memberi peringatan padamu namun kau tidak menggubrisnya sama sekali sementara hal itu membuat temanku menjadi sakit. Dan aku. Aku tidak akan membiarkan temanku disakiti oleh siapapun terutama oleh wanita kampungan sepertimu. Dasar bodoh!" hardiknya diakhir kalimat lalu melayangkan tangannya lagi hendak mendorong kepalaku ketika Xiumin yang ternyata sudah berada disini langsung menarikku kedalam pelukannya sehingga Nora tidak perlu menyentuhku dengan dorongan kasar dari tangannya itu. Membuatku sangat bersyukur dengan kehadirannya yang tiba-tiba dalam waktu yang tepat. Terima kasih banyak, Xiumin. Terima kasih..

"Kau?! Untuk apa kau hendak membela anak kampung ini, hah?!" protes Nora kesal sembari melayangkan tangannya kembali kearahku membuatku refleks memeluk Xiumin erat dan membenamkan wajahku ditubuhnya serta memejamkan mataku dengan kuat. Aku menunggu sesuatu terjadi. Namun, tidak terjadi apapun. Akupun mulai membuka mataku perlahan dan membalikkan wajah tuk menatap kedepan kembali. Dan, aku menemukan pergelangan tangan Nora yang ditahan dalam genggaman Xiumin. Nora berusaha melepaskan tangannya. Namun, dengan tatapan datar Xiumin dan genggamannya. Nora tidak bisa membebaskan tangannya sendiri.

Sebenarnya Xiumin tidak menggenggamnya terlalu kuat. Namun, genggamannya cukup untuk mengunci pergerakan tangan Nora tanpa melukainya. Disisi lain, ketika melihat aku yang baru saja mengetahui hal itu ekspresi Norapun berubah. Ia terlihat kesal, malu, sekaligus tidak berdaya.

"Lepaskan dia, Xiumin," ucap Valerie datar sembari menghampiri kami dengan kekesalan yang tersirat diwajahnya.

"Berjanjilah untuk tidak mengganggu Mira lagi," ucap Xiumin.

"Siapa kau hingga ikut campur dengan urusan yang terjadi diantara kami dan Mira?"

"Hentikan Valerie. Dengar, bila ini ada kaitannya dengan Canavar maka tidak ada yang perlu kau khawatirkan dari Mira. Tidakkah kau lihat kebersamaannya denganku? Hubunganku dengan Mira bahkan jauh lebih intens dibanding hubungannya dengan Canavar. Canavar hanya seniornya. Tidak lebih. Saat itu Canavar pernah melukai Mira tanpa sengaja hingga akhirnya ia mulai sering berbuat baik pada Mira. Kurasa itu hanyalah cara tuk menghilangkan perasaan bersalahnya. Dan, bila Canavar terkesan berlebihan. Bukankah kita sudah tahu bagaimana reputasi Canavar dikampus ini?" jelas Xiumin dengan sangat meyakinkan. Hingga saking meyakinkannya sampai Valerie dan teman-temannya mulai terlihat terpengaruh. Membuatku dengan sadar semakin kagum dengan sosok yang satu tangannya tengah merangkulku ini.

"Baiklah. Aku dan kawan-kawanku berjanji tidak akan mengganggu Mira lagi. Namun, bila sampai aku melihat Mira masih menjalin hubungan dengan Canavar dalam artian yang pasti kau sendiri memahaminya. Maka aku akan langsung menarik janji ini," ancam Valerie dengan datar. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa wanita yang sangat cantik seperti Valerie bisa memberi kesan mengerikan seperti ini. Xiuminpun menatap kearahku untuk mengetahui apa aku bisa menjaga jarak dengan Canavar. Akupun menganggukan kepalaku yakin sebelum Xiumin kembali menatap Valerie.

"Baiklah." kata Xiumin sembari melepaskan tangan Nora. Lalu Valerie dan kawan-kawannyapun meninggalkan kami. Dan, ketika tinggal kami berdua. Akupun tersenyum penuh terima kasih pada Xiumin. Entah kenapa ia seringkali menjadi penolongku belakangan ini. Perlahan tapi pasti aku dapat menyadarinya. Cintaku telah bertumbuh...

................................................................

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang