26. Beruang Madu

82 9 7
                                    

Canavar

Kami tengah didalam kereta saat ini. Duduk bersama dengan tangan Mira dalam genggamanku. Benar kata Toby. Perubahanku ini bisa membuatnya minimal melihatku. Hingga aku bisa mengambil sedikit peluang itu untuk bisa mendapatkannya. Dan kini.. Apa yang terjadi? Baru sekali pertemuan dan ia mau menerimaku. Andai saja aku melakukan perubahan ini lebih awal..

"Canavar?"

"Jangan panggil aku Canavar. Tidakkah kau ingin memanggilku dengan panggilan manis?" tanyaku sembari tersenyum.

"Panggilan manis? Panggilan manis apa? Aku bingung bila harus memikirkannya."

"Terserah kau. Kau bisa memanggilku dengan sebutan khusus yang bisa membuatmu mengingatku."

"Beruang madu." cetusnya seakan-akan tengah mendapatkan hadiah yang begitu besar.

"Apa? Beruang madu? Apa aku sebesar atau semenyeramkan itu?" tanyaku sangat heran.

"Aku ingin sekali memanggilmu beruang maduku. Atau honeybear-ku. Tenagamu saat mendorongku dengan tidak sengaja saat itu begitu besar seperti tenaga beruang. Dan kulitmu yang cokelat mengingatkanku pada madu hitam yang manis. Tapi kini kulitmu sangat putih. Apa yang kau lakukan pada kulit cokelatmu?"

"Tapi kau menyukai pria kulit putih seperti Xiumin."

"Bukankah sudah kubilang sebelumnya? Xiumin tetap Xiumin. Dan Canavar tetap Canavar. Dan kau bukanlah Xiumin tidak peduli apa yang telah kau lakukan."

"Tapi perubahan ini membuatmu melihatku dan itu sebabnya kau menerimaku," belaku yang membuatnya tidak bisa berkata-kata sesaat.

"Baiklah. Kau benar. Aku jadi lebih melihatmu karena perubahan ini terutama ketika kau bilang kau melakukannya untukku. Namun, itu bukan satu-satunya factor. Disisi lain.. Hari ini aku tersadar bahwa Xiumin tidak mencintaiku. Itulah faktor utama kenapa kini hatiku lebih terbuka dengan kehadiranmu. Dan, penampilanmu merupakan faktor kesekian. Kumohon, jangan merubah dirimu lagi hanya untukku. Aku sendiri bahkan tidak akan berubah hanya untuk dirimu."

"Kau mau menerimaku meski penampilanku tampak seperti berandal nakal lagi?!" tanyaku dengan mata berbinar dan nyaris kehilangan suaraku sendiri.

"Bila kau tampak seperti monster sekalipun. Bila itu kebenarannya maka aku akan menerimamu," ucapnya serius.

Akupun langsung memeluknya. Aku kehabisan kata-kata dan terlalu bahagia sampai aku tidak bisa mengatakan apapun kecuali memeluknya erat. Awalnya, ia terasa ingin segera menghindar. Namun, pada akhirnya iapun membalas pelukanku. Membuatku semakin bahagia.

"Bila kau mengizinkan. Aku akan merubah warna rambutku lagi, berjemur hingga berkulit cokelat dan memelihara rambut diwajah lagi serta tidak meluruskan dan memangkas rambutku lagi ketika nanti rambutku sudah lebih panjang."

"Tentu. Kau bisa melakukannya bila itu yang kau mau."

"Aku mencintaimu, mateku!" ucapku senang sembari berusaha menjaga suaraku agar tidak terdengar terlalu keras sembari tersenyum disamping kepalanya.

................................................................

Dua bulan telah berlalu sejak hari jadiku dengan Mira. Dan, sialnya nyaris dua minggu terakhir ini aku tidak bisa bertemu dengannya. Belum lama ini terdapat seminar terkait studi yang kutempuh yang perlu kuikuti namun menuntutku tuk pergi jauh. Tapi tidak apa-apa. Aku menyukainya. Karena, dalam jangka waktu itu aku akan menggunakan saat senggangnya tuk mengembalikan ciri fisikku yang sebenarnya.

Aku kembali mencokelatkan kulitku, memelihara panjang rambutku dan mengganti warnanya menjadi cokelat lagi, dan yang terakhir.. aku kini bisa memelihara rambut wajah dan tidak mencukur bulu kakiku.

Perubahan Sang Beta (Belum Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang